Bertepuk sebelah tangan keinginan jadikan JK ketua timses Jokowi
Merdeka.com - Beberapa bulan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bakal pensiun dari hiruk pikuk politik nasional. Jusuf Kalla tidak akan bertarung dalam konstelasi pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. JK sapaan akrabnya, ingin beristirahat. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini memilih menghabiskan waktu bersama keluarga.
"Saya kan mau istirahat. Pastilah itu ingin menikmati dengan cucu dan sebagainya," kata JK di rumah dinasnya Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (23/5).
Pernyataannya itu sekaligus mempertegas posisinya untuk tidak lagi mendampingi Joko Widodo dalam pertarungan Pilpres 2019. Partai Golkar yang pernah dinakhodainya, membidik kursi cawapres untuk Jokowi. "Yang jelas bukan saya," tegas JK.
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pernyataannya itu ditangkap oleh Tjahjo Kumolo. Menjelang tahun politik, Tjahjo punya harapan khusus pada JK. Karena JK tidak berniat menjadi capres maupun cawapres, Tjahjo justru berharap JK mau ikut mengantar kembali Jokowi menjadi presiden periode 2019-2024. Mantan Sekjen PDIP ini ingin JK menjadi ketua timses Jokowi.
"Mungkin Pak JK tidak maju lagi, mungkin beliau akan siap menjadi ketua timsesnya misalnya begitu. Kalau saya pribadi kalau bisa Pak JK ketua timses nya. saya pribadi loh ya," kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/8).
Dia buru-buru menjelaskan bahwa keinginannya menjadikan JK ketua timses Jokowi bukan bermaksud membatasi ruang politik JK. Tjahjo menyerahkan sepenuhnya pada JK. Apabila JK ingin tetap maju sebagai cawapres Jokowi, maka akan pula didiskusikan dengan partai-partai koalisi pendukung Jokowi.
"Bukan mengunci pak JK, tidak. Kalau Pak JK mau maju, nanti akan dibahas di partai koalisi. Kalau tidak kita akan minta jadi ketua timsesnya lagi. Itu saja. Saya kira enggak ada masalah," ujarnya.
Apabila JK tetap berada di barisan Jokowi, Tjahjo berharap pada Pilpres 2019 mendatang partai politik maupun orang-orang yang mendukung Jokowi di Pilpres 2014 tetap kompak mensukseskan mantan Wali Kota Solo itu sebagai presiden dua periode. "Mudah-mudahan (tetap kompak)" ucapnya.
Namun harapan itu sepertinya bertepuk sebelah tangan. Melalui juru bicaranya, JK tidak berniat menjadi ketua tim sukses (timses) Jokowi. Alasannya, tidak elok karena posisi JK saat ini sebagai wakil presiden.
"Artinya, Pak JK sebagai Wapres, tentu tidak elok kalau terlalu jauh terlibat dalam urusan kampanye, apalagi sebagai ketua tim," ujar jubir Wapres JK, Husain Abdullah di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (30/8).
Husain menjelaskan, jika Jokowi benar-benar kembali maju sebagai capres, JK harus memastikan roda pemerintahan tetap berjalan maksimal. Dengan tensi politik tinggi, Jokowi harus fokus pada pertarungan. Jika JK menjadi bagian dari timses, maka roda pemerintahan bisa berantakan.
"Pada kondisi Pilpres, tingkat intensitas kegiatan politik 'kan tinggi, tetapi pemerintahan 'kan juga harus tetap berjalan, dan Bapak sebagai wakil Pak Jokowi tentu harus 'in-charge' bertugas untuk tetap membantu Pak Jokowi mensukseskan pemerintahannya," ucap Husain.
Selain itu, jika JK masuk dalam timses Jokowi dikhawatirkan muncul sentimen negatif. Sebab, keduanya malah akan sibuk berkampanye bukan menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah.
"Jadi penegasannya, menurut saya, tidak mungkinlah karena Pak JK harus tetap mem-'back up' tugas-tugas dari Pak Jokowi sampai akhir masa pemerintahannya, malah kalau Bapak masuk di situ tidak mengenakan bagi Pak Jokowi di mata publik," tuturnya.
Husain meminta Tjahjo memahami alasan penolakan JK masuk dalam timses Jokowi.
"Oleh karena itu ini yang harus dipahami oleh Pak Tjahjo dalam konteks itu, dan Pak JK 'kan negarawan, jadi saya kira antara Bapak dan Jokowi pasti ingin melihat pemerintahan ini sukses," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kepada TNI untuk ikut serta menjaga stabilitas keamanan.
Baca SelengkapnyaHasto menduga terjadi fragmentasi atau perpecahan di jajaran menteri KIM.
Baca SelengkapnyaNiat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaHabiburrahman menegaskan pihaknya terbuka apabila kubunya mendapat dukungan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kepada GAMKI untuk ikut mendinginkan situasi di lapangan jika melihat situasi politik yang memanas.
Baca SelengkapnyaKehadiran Jokowi diyakini menjadi magnet tersendiri dan nantinya bisa mendongkrak suara palson nomor urut dua itu.
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaBilly tidak bisa memastikan apakah JK bakal bergabung dalam struktur Timna AMIN.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, partai politik masih mencari format koalisi yang jelas. Selain itu, cawapresnya juga belum jelas.
Baca Selengkapnya"Saya pikir sudah tepat apa yang disampaikan pak Kapolri, tidak ada yang salah,"kata Habiburokhman
Baca Selengkapnya