Big Match Pilkada Sumenep, seteru 2 ulama akan diwarnai politik uang
Merdeka.com - Lembaga Survei Indepth menilai, Pilkada Sumenep, Madura, Jawa Timur merupakan 'Big Match' dua kekuatan dua ulama besar di Pulau Garam tersebut. Dan pertarungan head to head Pilkada serentak di Kabupaten Sumenep itu diprediksi banyak diwarnai politik uang.
Dua pasangan calon (Paslon) yang saling berhadap-hadapan di Pilkada Sumenep, 9 Desember mendatang itu adalah calon petahana KH Abuya Busyro Karim (Buya)-Ahmad Fauzi dan calon penantangnya, Zainal Abidin-Hj Dewi Khalifah alias Bu Nyai Eva.
Menurut Head of Consultant Indepth, Andri Riswandi, di Pilkada serentak 2015, yang dibekali Undang-Undang Pilkada Nomor 1/2015 dan PKPU Nomor 12/2015 ini akan menjadi tontonan intrik politik yang cukup menarik, khususnya di Sumenep.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Siapa yang maju di Pilkada Jatim? Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8) pukul 08.30 WIB. Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
"Oleh karena itu, saya memberi judul survei kami dengan judul: Mencermati Persiapan Big Match Kabupaten Sumenep 2015, dan secara berkala akan kita update hingga hari H-nya," terang Andri di Surabaya, Kamis (10/9).
Buya, merupakan calon incumbent yang masih diperhitungkan di Pilkada kali ini, mendapat lawan seorang mantan Kepala Bappeprov Jawa Timur, yaitu Zainal Abidin (ZA) yang dikenal dekat dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. ZA, diprediksi akan menjadi kuda hitam yang berhasil menggusur bacalon sebelum dia di bursa Pilkada serentak, yaitu HM Sahnan, yang dikenal sebagai calon anti Buya.
"Dari analisa politik kami, sulit mengalahkan Buya jika gerakan anti Buya terpecah menjadi dua kelompok pendukung. Sahnan, yang kecewa karena didepak ZA, akan berbalik menjadi pendukung Buya, karena sakit hati terhadap ZA, yang telah memborong semua kursi partai di dewan," paparnya memberi analisa.
Namun, lanjutnya, strategi ciamik juga dipertontonkan ZA tatkala dia menggandeng tokoh dari trah kiai, yaitu Nyai Eva yang notabenenya Ketua Muslimat NU Kabupaten Sampang. Selain sebagai ustazah, Nyai Eva juga memiliki track record sebagai mantan rival berat Buya di Pilkada 2010 lalu.
"Bisa dipastikan, Buya yang sejak awal berpasangan dengan Ahmad Fauzi sebagai representasi PDIP, pada akhirnya akan ditantang head to head oleh ZA, yang berpasangan dengan Nyai Eva," katanya.
Meski sama-sama memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa, kedua Paslon ini tetap memiliki celah di mata masyarakat Sumenep. Dari 1.000 responden di 27 kecamatan yang dijadikan obyek survei menggunakan Multistage Random Sampling, diketahui elektabilitas Paslon dengan swing voter, terpaut tipis.
Dari survei yang dilakukan pada 25 Agustus hingga 5 September, diketahui elektabilitas Paslon Buya-Ahmad Fauzi mencapai 42,3 persen. Sedangkan pasangan ZA-Nyai Eva, tembus 46,3 persen. "Sementara obyek survei, memberi alasan yang cukup beragam kenapa memilih para calon. Alasan suka untuk calon incumbent, karena peduli rakyat. Alasan ini paling tinggi dari alasan yang lain, yaitu 22,5 persen. Sementara alasan suka kepada calon penantang, karena masyarakat ingin perubahan, yang mencapai 24,2 persen," paparnya.
Untuk calon wakil bupati, alasan sebagai ketua Muslimat NU, menempati urutan pertama dari hasil survei yang dilakukan terhadap Nyai Eva, yaitu 34 persen. Sementara Ahmad Fauzi, disuka karena berpasangan dengan Buya, 11,6 persen. Sementara alasan-alasan lainnya, berada di urutan bawah.
"Untuk survei alasan tidak suka terhadap masing-masing Paslon, 18,4 persen, masyarakat mengatakan incumbent suka menikah. Ini yang ditanam dalam pikiran masyarakat. Jadi bukan soal tradisi di Madura, yang lazim menikah berkali-kali, tapi lebih pada ketokohan. Seorang pejabat negara, dianggap tidak pantas menikah lebih dari satu," urainya lagi.
Untuk calon penantang, ZA tidak dikenal warga Sumenep mencapai 11,5 persen. Sedangkan untuk calon wakilnya, ketidaksukaan pada Nyai Eva tertinggi pada angka 18,5 persen, dengan alasan gender. Bu Nyai Eva seorang perempuan, jadi tidak pantas menjadi imam. Sedangkan Ahmad Fauzi, 16,4 persen mengaku tidak kenal. "Alasan lain, tidak terlalu dominan," katanya.
Andri juga mengungkap, di Pilkada Sumenep mendatang, akan diwarnai kasus money politik. Ada dua bidang garap di Sumenep, yaitu wilayah kepulauan 30 persen, dan daratan 70 persen. "Rata-rata, dari hasil survei kami, politik uang sangat berpengaruh besar di Sumenep. Rata-rata, mereka mengaku akan memilih calon jika memberi uang. Hasil survei menyebut, 52,7 persen mengaku siap memilih jika ada uang," tandasnya.
Sekadar tahu, pasangan incumbent Buya-Ahmad Fauzi diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDIP. Sementara pasangan penantang, ZA-Nyai Eva diusung Partai Demokrat, PAN, Gerindra, Golkar, PKS, Hanura dan PBB. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengundian nomor urut itu berlangsung cukup meriah, dengan diawali pentas musik, budaya serta doa bersama.
Baca SelengkapnyaPembacaan deklarasi dan dukungan disampaikan Pengasuh Pesantren Jamiatul Ikhwan KH Tb Khudori Yusuf di Kota Serang, Minggu (8/9).
Baca SelengkapnyaPilkada Kabupaten Mojokerto 2024 disebut-sebut sebagai ajang memperebutkan pengaruh dua kiai besar di wilayah setempat
Baca SelengkapnyaSetelah pengundian nomor urut paslon, tahapan Pilkada Aceh akan memasuki masa kampanye. Kampanye akan berlangsung mulai 25 September hingga 23 November 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin Kampanye Tablig Akbar pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Abdul Wahid-SF Hariyanto atau Bermarwah.
Baca SelengkapnyaPDIP memberikan rekomendasi untuk petahana bupati dan wabup, Jember Hendy Siswanto dan Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
Baca SelengkapnyaSekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, akan membuktikan bahwa yang lebih muda lebih bergairah.
Baca SelengkapnyaAHY menyerahkan surat rekomendasi secara langsung kepada Mualem dan Dek Fad di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei, namanya bersaing dengan Mantan Wagub Jatim Emil Dardak
Baca SelengkapnyaPKB memberikan surat tugas kepada Acep Adang Ruhiat untuk maju sebagai bakal Cawagub di Pilkada Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPKB menjagokan kadernya untuk diusung sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Barat 2024.
Baca SelengkapnyaDalam kontestasi Pilgub Sumut, ada dua pasangan calon bakal bertarung, yaitu Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala dan Bobby Nasution - Surya
Baca Selengkapnya