Bisakah keturunan Tionghoa jadi presiden Indonesia?
Merdeka.com - Sejak dulu negara Indonesia belum pernah mempunyai presiden yang beretnis Tionghoa. Sebab sejak periode kepemimpinan Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hampir semuanya berdarah Jawa.
Salah satu keturunan Tionghoa yang kini selalu mendapat sorotan adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama . Namun bisakah Ahok menjadi presiden?
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, mengatakan bahwa saat ini cara pandang masyarakat sudah mulai terbuka untuk menerima siapa pemimpinnya. Apalagi jika suatu saat Indonesia bisa dipimpin oleh presiden beretnis Tionghoa.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Siapa yang memimpin Indonesia saat pemilu pertama? Pada tahun 1955, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno mengadakan pemilihan umum pertama sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan pemerintahan yang lebih representatif dan partisipatif.
-
Kapan pemilu pertama di Indonesia? Pemilu di Indonesia pertama kali diselenggarakan di tahun 1955.
-
Kapan pemilu presiden di Indonesia? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
-
Siapa presiden RI pertama? Merupakan presiden pertama RI yang sering disebut sebagai bapak proklamator.
"Sangat dimungkinkan, karena budaya-budaya yang bersifat keterbukaan berpikir sudah ada di Indonesia. Publik sudah mulai terbuka," kata Yunarto kepada merdeka.com, Rabu (29/1).
Kendati demikian, Yunarto menilai bahwa Ahok belum bisa maju menjadi presiden. Menurutnya dengan berbekal hasil survei yang masih rendah, akan susah membawa politisi Gerindra itu maju ke kursi presiden di tahun 2014.
"Ahok saja pun juga belum bisa kalau jadi presiden berdasarkan prestasi survei. Di tahun 2014 ini juga belum ada kandidat kuat (etnis Tionghoa) yang bisa ke arah sana," ujarnya.
Yunarto menambahkan, Indonesia saat ini sudah banyak memiliki banyak masyarakat yang terbuka cara berpikirnya. Apalagi mayoritas masyarakat Tionghoa di Indonesia saat ini tak hanya melulu menginginkan pemimpinnya berdarah sama.
"Ya memang harus diakui masyarakat kadang masih terjebak isu agama dan ras, non jawa pun masih sulit, sekat itu masih tersisa pada sebagian masyarakat yang belum terdidik. Contoh Obama dulu waktu menjadi presiden, beberapa rakyat di sana juga masih rasialis. Tapi untuk negara yang maju pasti mereka akan tetap patuh pada hasil pemilu," paparnya.
"Tapi kan logikanya sederhana, kalau sudah terpilih masyarakat pasti akan melihat dari hasil pemilu juga. Masyarakat pasti juga mau memilih. Pola pikir dari etnis Tionghoa sendiri sekarang yang terpenting mereka akan mencari siapa saja pemimpin mereka, tak harus dari Tionghoa juga," imbuh Yunarto.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret keluarga tujuh Presiden Indonesia yang pernah menjabat.
Baca SelengkapnyaSelain lembaga survei yang terus menerus mengupdate popularitas dan elektabilitas para calon, ada juga ilmu gothak-gathik-gathuk yang mencoba menerawang.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta seseorang yang selevel presiden tidak bermain-main dengannya.
Baca SelengkapnyaKaesang merasa tak masalah gugatan PSI terkait batas usia capres dan cawapres ditolak MK.
Baca SelengkapnyaSecara sederhana, maka seseorang yang belum mencapai umur 40 tahun dapat mencalonkan menjadi capres-cawapres, namun telah berpengalaman menjadi kepala daerah.
Baca SelengkapnyaDalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku sempat tidak mau menjadi presiden jika negara Indonesia penuh kerusuhan dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaSosok Mr. Asaat, seorang Datuk Mudo yang ditunjuk sebagai Pelaksana Jabatan Presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaGugatan diajukan oleh oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surakarta (Unsa) bernama Almas Tsaqibbirru.
Baca Selengkapnya"Soekarno pun presiden, nggak bisa menjadikan Bu Mega jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun nggak bisa. Kenapa? Karena nggak punya prestasi," katanya.
Baca SelengkapnyaNdiaye memulai pertanyaan dengan menyinggung putusan MK RI tentang perubahan syarat usia capres dan cawapres.
Baca Selengkapnya