Blak-blakan Megawati hadapi momentum yang buat nyali ciut
Merdeka.com - Sejumlah partai politik telah mendeklarasikan calon yang akan diusung untuk Pilkada Serentak. Seperti NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Golkar yang kompak mengusung Ridwan Kamil untuk Pilgub Jawa Barat.
Kemudian, ada Khofifah Indar Parawansa yang diusung NasDem bertarung di Pilgub Jawa Timur. dan Deddy Mizwar yang didukung Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pilgub Jabar.
Langkah tersebut rupanya membuat nyali Megawati Soekarnoputri ciut. Perasaan itu diakui Ketua Umum PDI Perjuangan di depan kadernya.
-
Bagaimana cara memilih calon kepala daerah di Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik. Kemudian, rakyat dapat memilih calon kepala daerah sesuai dengan preferensi mereka.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak dilakukan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Pilkada memilih apa saja? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.Dalam hal ini, hak suara masyarakat digunakan untuk memilih Gubernur, wakil gubernur, Bupati, wakil bupati, Wali kota, dan wakil wali kota.
"Makannya mungkin kalau dilihat, partai ini gabungan partai ini sudah punya calon. Wah saya mulai ciut saja. Dan saya tetap berpegang sebagai ketum kemenangan ini bukan untuk orang itu tapi untuk PDIP, masyarakat," ujar Megawati di Kantor DPP PDI Perjuangan, Sabtu (11/11).
Mega beralasan memilih calon yang akan diusung untuk Pilkada Serentak bukan perkara mudah. Apalagi bagi seorang ketua umum seperti dirinya. Ia diharuskan memilih atas penilaian objektif bukan subjektif.
Terdapat dua hal yang dikedepankan yaitu proses menjadikan calon itu sah jadi pemenangan. Dan kedua apakah dia mampu ketika diserahkan tugas selama lima tahun.
"Saya berulang kali bilang PDIP harus cari pemimpin di suatu wilayah. Insya Allah kalau dia bisa jadi. Dan ternyata itu tidak mudah. Mengatakan pada diri sendiri jangan bersifat subjektif tapi objektif. Tidak ada like atau dislike. Dan harus positif. Dan ternyata tidak mudah," kata Megawati.
"Saya mencoba memberikan yang terbaik," tegas Megawati.
Selain itu, Mega juga menyinggung tujuan memilih pemimpin untuk memperbaiki pemerintahan.
Jika memimpin agama kata dia diserahkan kepada imam dalam agama tersebut.
"Memilih pemimpin itu kan untuk pemerintahan. Bukan untuk memilih pemimpin agama. Kalau agama, kita serahkan kepada pendeta kan untuk memimpin agamanya. Di sini ada pendeta ya kita serahkan kepada dia. Kalau pemimpin ini kan untuk tata pemerintahan," ungkapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Megawati, jelang Pilkada ada fenomena yang berkembang, bahwa Pilkada dijadikan momentum Unjuk Kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMega juga menyinggung soal pemimpin bodoh yang ingin dipilih.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut ada puluhan calon yang akan maju di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDia mencontohkan dirinya saat kalah pada Pilpres 2004 silam, memilih tak mau menggugat.
Baca SelengkapnyaDia juga mengingatkan pilkada harus menjadi momentum untuk memilih pemimpin terbaik
Baca SelengkapnyaYunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi
Baca SelengkapnyaMegawati pun menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 136/PUU-XXII Tahun 2024 melalui Revisi Pasal 188 Undang-Undang No. 1 Tahun 2018.
Baca Selengkapnya"Mereka memaksakan pasangan calon tertentu dengan berbagai intimidasi dan sekaligus iming-iming sembako gratis bahkan uang," kata Megawati.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMegawati berpesan kepada pihak berupaya merekayasa Pilkada untuk netral.
Baca SelengkapnyaMegawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Megawati dalam kampanye terbuka di Lapangan Tegallega, Bandung, Jawa Barat
Baca Selengkapnya