Blak-blakan Pendukung Jokowi Minta Jatah Menteri
Merdeka.com - Usai Pilpres 2019, partai koalisi pendukung Jokowi mulai kasak-kusuk membicarakan pembagian kursi para menteri. Tercatat ada sembilan partai yang tergabung dalam koalisi Jokowi pada Pilpres 2019.
Tidak hanya dari partai koalisi yang bersuara. Salah satu pengurus ormas juga bersuara terang-terangan meminta jatah kursi menteri pada Jokowi. Berikut ulasan selengkapnya:
PKB Berharap Dapat Jatah 10 Menteri
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng pihak lain? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
Sebagai partai koalisi Jokowi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berharap mendapat 10 jatah menteri dalam pemerintahan Jokowi periode 2019-2024.
"Semoga dari PKB yang masuk DPR ada 60 orang, dan semoga 10 menteri dari PKB," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Sabtu (18/5).
Cak Imin menyadari banyak pihak yang marah saat dirinya berharap mendapatkan 10 kursi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. "Namanya juga doa masa enggak boleh kemarin saja banyak yang marah. Doanya sepuluh yang dapat sembilan ya Alhamdulillah," ujarnya.
Sebagai informasi pada Pileg 2019 PKB berhasil meraup 13.570.097 suara atau 9,69 persen. Pada pemerintahan Jokowi sekarang, ada 3 kader PKB masuk dalam Kabinet Kerja.
Golkar Berharap Dapat 5 Posisi Menteri
Berbeda dengan PKB, Partai Golkar berharap lebih sedikit. Golkar berharap dapat lima kursi menteri di Kabinet Kerja jilid II Presiden Jokowi. Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menilai wajar jika jatah menteri ditambah menjadi lima kursi dari saat ini hanya dua kursi di kabinet. Alasannya, Partai Golkar menjadi partai dengan kursi terbanyak di DPR RI.
"Saya kira wajar kami minta empat atau lima kursi, tak perlu 10 kursi seperti PKB," ujar Agung di kantor DPP Golkar, Jakarta Selatan, Senin (27/5).
Kendati demikian, Agung menyerahkan keputusan menteri kabinet kepada Presiden Jokowi. Pihaknya, hanya memamerkan sejumlah nama karena Golkar tak kekurangan kader berkualitas. "Kami hanya ingin menyampaikan bahwa kami tak pernah kekurangan kader berkualitas di Partai Golkar," ucapnya.
Saat Pileg 2019, Partai Golkar mendapat 17.229.789 atau 12,31 persen.
PPP Minta Tambah Jatah Kursi Menteri
Partai koalisi lainnya yang minta jatah kursi adalah PPP. Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, pihaknya berharap Presiden Jokowi menambah jatah kursi di kabinet untuk partainya pada periode mendatang.
"PPP ingin portofolionya bertambah di pemerintahan mendatang. Kalau portofolionya apa, terserah Pak Presiden nanti. Itu kan hak prerogatif Presiden," kata Arsul, Selasa (27/5).
Diketahui, saat ini PPP hanya punya satu orang duduk sebagai menteri, yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Selain itu ada Suharso Monoarfa yang saat ini menjadi Plt Ketum PPP menjabat sebagai Wantimpres.
Pengurus NU Minta Jatah Menteri
Tidak hanya partai pendukung, suara minta jatah menteri juga datang dari salah satu pengurus ormas Nahdlatul Ulama. Suara itu datang dari Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) di Masjid Al Akbar Surabaya.
"Tidak ada dukungan politik yang gratis!" kata Agoes Ali Masyhuri.
Gus Ali yakin jika kader NU yang diusulkan akan pos menteri yang strategis. "Insya Allah akan mendapat posisi yang strategis," katanya.
Sementara di kabinet Jokowi saat ini, tercatat ada enam menteri dari kalangan NU, yaitu Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, M Nasir; Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri; Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Kemudian Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo yang menggantikan Marwan Ja'far, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Kriteria Menteri Jokowi
Jokowi sudah mempunyai kriteria bagi menteri-menteri yang nantinya bergabung ke pemerintahannya. Jokowi ingin kursi para menteri diisi oleh orang-orang yang mampu mengeksekusi program kerja pemerintah. Hal ini supaya semua pekerjaan cepat terealisasikan agar bisa dinikmati rakyat.
"Sudah saya sampaikan bolak-balik, (calon menteri harus) mampu mengeksekusi dari program-program yang ada, kemampuan eksekutor itu yang paling penting," kata Jokowi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP meyakini Jokowi tidak memberi perintah kepada menterinya untuk bermanuver membentuk poros koalisi baru.
Baca SelengkapnyaReshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap adanya menteri di Kabinet Jokowi yang getol melakukan lobi-lobi.
Baca SelengkapnyaReaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons soal senior Partai Golkar yang dorong Jokowi jadi Ketum Golkar
Baca SelengkapnyaJokowi berbicara soal rencana turun gunung untuk kampanye di Pemilihan Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaBegitu juga dengan menteri disebut Jokowi boleh berkampanye
Baca Selengkapnya