Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bu Yul Kelaparan dan Meninggal, PKS Minta Pemerintah Optimalkan Peran RT dan RW

Bu Yul Kelaparan dan Meninggal, PKS Minta Pemerintah Optimalkan Peran RT dan RW Mardani Ali Sera. ©Istimewa/PKS

Merdeka.com - Warga Serang, Banten bernama Yuli kelaparan dan meninggal di tengah pandemi Covid-19. Anggota DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera kaget sekaligus prihatin mendengar kasus wanita yang akrab disapa Bu Yul itu.

Mardani meminta bantuan sosial pemerintah harus segera sampai kepada masyarakat. "Ini menunjukkan bahwa bansos harus segera turun dan diberikan secara akurat," kata Mardani, Selasa (21/4).

Mardani meminta pemerintah harus segera memiliki satu komando hingga tingkat terkecil desa, kampung bahkan RT dan RW. Khususnya, daerah pinggiran dan pedesaan dengan bantuan TNI-Polri untuk stok pangan kepada masyarakat wajib segera dilakukan.

"Pemerintah harus mulai masuk ke mikro kondisi per RT. Semua RT dan RW dioptimalkan," ucapnya.

Dia menambahkan, meninggalnya Yuli adalah musibah besar dan kemungkinan ada kasus serupa yang sedang terjadi. Mardani mengajak para pihak mampu bergerak menjaga semua agar tetap selamat dan sehat. Karena, hal itu adalah tugas kemanusiaan.

"Ini berita yang sangat menyedihkan," ucapnya.

Kisah Bu Yul

Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).

Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.

Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.

Diduga Serangan Jantung

Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.

"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).

Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.

Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.

Minum Air Galon Isi Ulang

Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.

"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).

Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.

"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.

Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.

"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.

Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.

"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua KPPS di Jakut Meninggal Dunia Usai Hitung Surat Suara
Ketua KPPS di Jakut Meninggal Dunia Usai Hitung Surat Suara

Ketua KPPS di Jakut itu meninggal dunia setelah mengeluh sakit saat bertugas.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Pilu Putri Eks Model Dewasa di Rumah Reyot | Jokowi Kode Keras ke Prabowo
VIDEO: Fakta Pilu Putri Eks Model Dewasa di Rumah Reyot | Jokowi Kode Keras ke Prabowo

Kisah Putri tinggal di rumah reyot dan sebatang kara tengah viral. Kondisi ini membuat hidupnya serba kesusahan

Baca Selengkapnya
Kelelahan Urus Logistik Pemilu, Ketua PPS di OKU Timur Meninggal Dunia
Kelelahan Urus Logistik Pemilu, Ketua PPS di OKU Timur Meninggal Dunia

Ketua PPS di OKU Timur sempat dirawat di rumah sakit sebelum meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Potret Kemiskinan Putri Eks Model Majalah Dewasa, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Penuh Puing
Potret Kemiskinan Putri Eks Model Majalah Dewasa, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Penuh Puing

Potret Kemiskinan Putri Eks Model Majalah Dewasa, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Penuh Puing

Baca Selengkapnya
Miris, Remaja Putri di Ogan Ilir Terpaksa Putus Sekolah dan Tak Bisa Berobat Akibat Gizi Buruk
Miris, Remaja Putri di Ogan Ilir Terpaksa Putus Sekolah dan Tak Bisa Berobat Akibat Gizi Buruk

Ayah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.

Baca Selengkapnya
Kisah Janda Hidup Sebatang Kara di Bangunan Bekas Dapur yang Tak Layak, Dapat Bantuan Bupati Kediri usai Ramai di Medsos
Kisah Janda Hidup Sebatang Kara di Bangunan Bekas Dapur yang Tak Layak, Dapat Bantuan Bupati Kediri usai Ramai di Medsos

Tangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya

Baca Selengkapnya
Mahalnya Harga Kebutuhan Pokok, Dedi Mulyadi Melongo Melihat Keluarga Ini Konsumsi Biji Nangka
Mahalnya Harga Kebutuhan Pokok, Dedi Mulyadi Melongo Melihat Keluarga Ini Konsumsi Biji Nangka

Di akhir pertemuannya, Dedi memberikan sejumlah uang kertas ke sang ibu muda.

Baca Selengkapnya
Seorang Ibu di OKU Sumsel Meninggal di Bilik Suara saat Mencoblos, Begini Kronologinya
Seorang Ibu di OKU Sumsel Meninggal di Bilik Suara saat Mencoblos, Begini Kronologinya

Korban tiba-tiba oleng lalu ambruk ke tanah. Korban pun meninggal dunia di lokasi kejadian

Baca Selengkapnya
Kisah Kampung Mati di Gunungkidul, Kini Hanya Tersisa Dua Rumah di Puncak Bukit
Kisah Kampung Mati di Gunungkidul, Kini Hanya Tersisa Dua Rumah di Puncak Bukit

Ada seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.

Baca Selengkapnya
Diduga Kelelahan, Ini Sederet Kasus Petugas Pemilu 2024 Meninggal usai Bertugas di Wilayah DIY dan Jateng
Diduga Kelelahan, Ini Sederet Kasus Petugas Pemilu 2024 Meninggal usai Bertugas di Wilayah DIY dan Jateng

Banyak petugas yang mengalami kelelahan sehingga beberapa dari mereka meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Yuli Hastuti, Bupati Termiskin di Indonesia Tak Punya Aset Rumah
Ternyata Ini Alasan Yuli Hastuti, Bupati Termiskin di Indonesia Tak Punya Aset Rumah

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Yuli tidak memiliki aset berupa tanah maupun bangunan.

Baca Selengkapnya
Mengeluh Tubuh Lemas, Petugas Pemilu di Kediri Meninggal Usai Sempat Dirawat di Rumah Sakit
Mengeluh Tubuh Lemas, Petugas Pemilu di Kediri Meninggal Usai Sempat Dirawat di Rumah Sakit

Petugas KPPS itu sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dengan keluhan anggota tubuhnya lemas.

Baca Selengkapnya