Buat rapor menteri, Yuddy Chrisnandi diserang elite parpol
Merdeka.com - KemenPAN-RB melakukan penilaian akuntabilitas terhadap instansi dan lembaga pemerintah dalam 1 tahun. Penilaian ini dilakukan oleh 5 lembaga yakni MenPAN-RB, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik (BPS).
Adapun Kementerian yang mendapatkan nilai rendah di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Yuddy Chrisnandi, menegaskan, penilaian akuntabilitas kementerian yang dilakukan pihaknya tak terkait rencana reshuffle. Menurutnya, penilaian ini adalah tugas yang diamanatkan dalam UU dan instruksi presiden.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng pihak lain? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi ingin UU Perampasan Aset dikawal? 'Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama,' ucap Jokowi.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
"KemenPAN sama sekali tidak punya pretensi apapun dengan tugas yang kami lakukan terhadap isu reshufle," ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian PAN-RB, Jakarta, Senin (4/1).
Meski demikian, penilaian tersebut menuai kritik dari para elite parpol. Berikut ulasannya dirangkum merdeka.com:
PDIP: Menilai kinerja menteri adalah kewenangan presiden
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengkritik rapor akuntabilitas kinerja menteri kabinet kerja yang dilakukan Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi yang membeberkan hasil rapor akuntabilitas kinerja menteri kabinet kerja. Menurut Hasto yang berwenang mengevaluasi kinerja menteri adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi)."Menilai kinerja menteri adalah kewenangan presiden, DPR saja tidak punya kewenangan menilai untuk menjatuhkan menteri," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jl Diponegoro, Senin (4/1). Hasto mengatakan Presiden yang memilih dan menempatkan menteri dalam jajaran kabinet kerja. "Tapi dalam konteks mengevaluasi kinerja menteri itu adalah kewenangan presiden," tegas Hasto.
PAN: Presiden yang berhak evaluasi menteri
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menilai tidak seharusnya Menpan RB Yuddy Chrisnandi melakukan evaluasi terhadap kinerja menteri. Sebab, melakukan evaluasi kinerja menteri merupakan tugas Presiden. "Presiden yang berhak evaluasi. Presiden yang menentukan dan mengeluarkan pertimbangan untuk melihat kinerja para pembantunya," kata Hanafi saat dihubungi, Selasa (5/1). Hanafi menyakini Presiden Jokowi sudah melakukan evaluasi tersendiri bagi tiap menteri di Kabinet Kerja. Lebih jauh, Wakil Ketua Komisi I DPR ini meyakini Jokowi sudah mengantongi nama-nama Menteri yang memiliki kinerja buruk."Presiden itu membutuhkan orang yang paham dengan programnya," katanya.
Politikus PKB: Menteri Yuddy cari sensasi, takut di-reshuffle!
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi secara tiba-tiba melakukan penilaian terhadap instansi dan lembaga pemerintahan. Evaluasi tersebut dilakukan di tengah isu reshuffle kabinet Jilid II yang tengah berhembus kencang. Tak ayal, politikus Hanura itu langsung dibanjiri kritik. Kini, kecaman juga datang dari Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa, Daniel Johan yang menyebut langkah Menteri Yuddy itu hanyalah cara untuk mencari sensasi semata. "Itu cuma nyari sensasi dan tendensius banget," kata Daniel saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/1). Tak hanya itu, Anggota Komisi IV DPR ini juga menilai bahwa evaluasi dari Menteri Yuddy tersebut hanyalah sebuah bentuk kepanikan dikarenakan takut terkena reshuffle kabinet. "Itu ekspresi ketakutan Menpan sendiri yang banyak mengeluhkan kinerjanya dan khawatir di-reshuffle," ujarnya.
Ketum PAN sebut evaluasi dari Menteri Yuddy membuat kegaduhan baru
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menilai seharusnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi tidak mengumumkan hasil evaluasinya terhadap kinerja para menteri. Sebab hal itu bisa memunculkan kegaduhan baru."Menurut saya karena menteri dari parpol, mungkin itu konsumsi internal. Kalau di-publish, membuat kegaduhan baru," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/1). Meski secara tiba-tiba Yuddy melakukan penilaian terhadap instansi dan lembaga pemerintahan. Zulkifli yakin evaluasi tersebut dilakukan di tengah isu reshuffle kabinet Jilid II yang tengah berembus kencang tersebut merupakan instruksi Presiden Jokowi."Yuddy dasarnya UU dan instruksi presiden, kalau betul itu dasarnya kan kuat. Saya rasa kalau itu instruksi presiden sebaiknya konsumsi internal," tuturnya.Menurut Ketua MPR ini seharusnya Yuddy memaparkan hasil evaluasinya ke ranah internal. Beberapa ruang yang bisa dia gunakan misalnya sidang paripurna kabinet, rapat internal, dan sebagainya."Apakah disampaikan dalam sidang kabinet, ke menteri yang terkait. Jangan di-publish membuat kegaduhan baru," pungkasnya.
NasDem sebut penilaian Menteri Yuddy politis, waktunya tak tepat
Pelaksana tugas Sekjen Partai NasDem, Nining Indra Saleh mengaku tak masalah Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi membeberkan hasil rapor akuntabilitas kinerja menteri Kabinet Kerja. Namun dia menilai waktu penyampaiannya tidak tepat sehingga bernuansa politis."Hanya barangkali karena timing-nya, ini diumumkan bersamaan dengan munculnya isu perombakan kabinet, reshuffle itu. Jadi politisasinya agak kelihatan. Kalau yang lain pada protes mungkin timingnya kurang pas," kata Nining saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/1).Nining mengakui memang setiap tahun diadakan penilaian kinerja. Dia menilai bahwa evaluasi internal kementerian merupakan tugas dari Menteri PAN-RB."Karena ini kan bukan yang pertama. Saya dulu kan mantan Sekjen DPR yang dulu kinerjanya dipublikasi, ini memang ada setiap tahun. Padahal kalau dari segi aturan kan ini sudah setiap tahun dilaporkan rutin. Ya memang harus diumumkan," tuturnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasannya, dalam kop surat tersebut Yandri mengatasnamakan kementeriannya dan atribusinya sebagai menteri.
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud MD mengkritik acara haul ke-2 ibunda Menteri Desa Yandri Susanto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal perbaikan tata negara dan etika pemerintahan.
Baca SelengkapnyaNamun, di tengah tancap gas Prabowo melakukan sederet gebrakannya, ada saja perilaku para anggota kabinetnya yang memicu kegaduhan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, dalam pemaparannya AHY secara tegas mengungkap bakal menggebuk habis mafia tanah.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Mahfud saat menjawab peserta dalam diskusi bertajuk 'Tabrak Prof! digelar di Lampung, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaDalam rapat, sejumlah menteri hingga Kapolri Listyo Sigit dan Panglima TNI Agus Subianto memperhatikan serius
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo di depan hakim menegaskan hal tersebut berkaitan dengan program kerja.
Baca SelengkapnyaSYL tidak tahu bagaimana proses pelaksanaannya karena sedang dinas di luar negeri.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Jokowi tidak pernah memerintahkan untuk menarik uang dari bawahan di Kementan.
Baca SelengkapnyaArief mengatakan, apakah frasa 'penugasan presiden' berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap cawe-cawe dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPrihasto mengakui adanya program sembako untuk kepentingan partai NasDem.
Baca Selengkapnya