Bursa Pemilu 2024, Mungkinkah Muncul Duet Capres-Cawapres Mengejutkan?
Merdeka.com - Perbincangan soal Pilpres 2024 sudah mulai memanas. Berbagai lembaga survei dan pengamat politik mulai menganalisis pemetaan pasangan capres dan cawapres yang mungkin muncul.
Ada yang berpendapat para kandidat yang menjadi ketua umum partai memiliki tiket emas dan dipastikan bisa masuk bursa Pilpres. Di sisi lain, survei terkini mengungkapkan, sebagian masyarakat menginginkan nama-nama baru. Sebut saja Puan Maharani, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Praktisi Manajemen Brand dan Reputasi, Rizanto Binol, menilai pada Pilpres 2024 jumlah pemilih yang berasal dari kalangan Zilenial akan mencapai 60% sehingga capres dan cawapres yang masih tergolong berusia muda (milenial) akan memiliki kans lebih disukai.
-
Siapa saja capres dan cawapres 2024? Ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam pemilu 2024 ini, yaitu:Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 1 dan diusung oleh empat partai koalisi, yakni Partai Nasdem, PKS, PKB, dan Partai Ummat. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 2 dan diusung oleh delapan partai politik pengusung. Mereka adalah Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda, dan Gelora.Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 3 dan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura.
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
-
Siapa yang akan menentukan pemenang Pilpres 2024? Kerja dua mesin politik non-parpol inilah yang akan berperan besar menentukan siapa pemenang Pilpres 2024.
-
Apa yang Puan Maharani sampaikan terkait Pemilu 2024? 'Capek-capek tunggu pemilu, tapi nggak bebas, rugi dong, yang benar saja. Capek-capek ke TPS dan nyoblos, tapi nggak ikut kata hatinya, rugi dong, yang benar saja,' kata Puan diiringi tepuk tangan para anggota DPR yang hadir pada Rapat Paripurna ke-12 DPR RI dalam Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023-2024.
-
Apa itu Pantarlih Pilkada 2024? Pantarlih, atau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, adalah individu atau sekelompok individu yang ditunjuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pemutakhiran dan pencocokan data pemilih dalam pemilihan umum di Indonesia, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
-
Kapan Puan Maharani menanggapi wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024? 'Insyallah (berkolaborasi antara kubu 1 dan kubu 3). Kita lihat saja gimana nanti kedepan ini,' kata Puan, saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
"Namun bila melihat komposisi partai, maka PDIP merupakan partai yang dapat dengan mudah menentukan sendiri siapa calon capres dan cawapres yang akan diusung. Sementara Gerindra dan Demokrat masih memerlukan dukungan dari partai lain," kata Binol di Jakarta, Jumat (8/10).
Dia pun melihat saat ini Puan, Sandi, dan AHY memiliki kans yang sama, bila ditilik dari keunggulan masing-masing. Dari sisi brand dan reputasi, lanjutnya, mereka sangat mungkin maju sebagai capres atau cawapres.
Menurutnya, kemungkinan besar posisi capres bisa diusung dari PDIP. Lalu, melihat sejarah Pemilu yang lalu, dia beranggapan sangat memungkinkan terulang kembali duet PDIP dan Gerindra.
"Jadi kans duet Puan dan Sandi akan lebih besar dan tinggi dukungannya dibandingkan Puan dan AHY atau Sandi dan AHY. Mereka bertiga ini merupakan figur politik yang mungkin akan tenar di generasi Zilenial," ucap Binol.
Tiga nama di atas termasuk politikus muda yang kerap mendominasi survei-survei elektabilitas. Bukan tidak mungkin Puan dan AHY, anak-anak keturunan mantan Presiden RI ini mengambil tampuk kepemimpinan tertinggi di Indonesia.
Terlebih, kendaraan partai yang cukup dominan di Indonesia. Latar belakang keluarga pun mumpuni dan memberikan pengalaman secara tidak langsung bagi mereka. Puan misalnya yang merupakan keturunan Founding Father Indonesia serta menjadi anak mantan Presiden sekaligus Ketua MPR RI. Sementara itu, AHY adalah keturunan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Duet Puan dan AHY dapat menularkan semangat kebangsaan dari Soekarno dan Megawati, serta kepemimpinan strategis yang diusung oleh SBY. Keduanya mengenyam pendidikan negarawan dari trah keluarga masing-masing.
Selain duet Puan-AHY, bisa jadi Puan juga dipasangkan dengan Sandi. Apalagi, Sandi juga pernah maju sebagai Cawapres pada Pilpres 2019, bahkan sebelumnya pernah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pengalaman Puan ditambah dengan gebrakan-gebrakan Sandi memungkinkan perbaikan sosial ekonomi di Tanah Air berjalan melesat. Krisis pasca-pandemi membutuhkan calon-calon muda dengan pemikiran out of the box.
Duet lain yang mungkin terjadi adalah AHY-Sandi. Meskipun kansnya lebih kecil, dua sosok ini bisa mewakili kaum muda yang memadukan ketegasan dan disiplin, serta kreativitas. Jika bakal terjadi, perlu kerja keras dari mesin partai untuk mendorong duet ini sukses.
Terlebih lagi, Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo dalam rilis surveinya mengungkapkan mayoritas responden, yakni 53% berharap memiliki presiden baru dari kalangan muda. Hanya sekitar 47% responden ingin agar presiden tetap dari politisi senior.
Kunto menduga, masyarakat ingin semangat baru dengan memilih presiden muda. Sedangkan mereka yang masih ingin presiden dari politisi senior, mayoritas lantaran dinilai lebih berpengalaman.
Elite Partai Vs Ketua Partai
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, tidak adanya calon petahana dalam Pemilu 2024 membuat peluang terbuka lebar bagi para ketum dan ketua parpol untuk nyapres.
"Sangat mungkin akan terjadi pertarungan antar elite partai vs ketua partai. Sosok Puan Maharani juga lebih diunggulkan ketimbang rekan separtainya di PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Meski Ganjar lebih populer, Puan lebih diunggulkan maju di Pilpres 2024," kata Adi.
Begitu pun sosok Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto atau Sandiaga Uno. Keduanya potensial maju karena posisi Gerindra yang signifikan. Menurutnya, justru Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar bakal kesulitan maju karena persoalan dukungan partai.
"Pilpres 2024, elite partai sepertinya tak akan mau memberikan karpet merah ke sosok yang bukan kader mereka," ucapnya.
Sementara itu, Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai faktor elektabilitas para ketum dan elite parpol bisa dianggap tidak menentukan, apabila timbul kesepakatan dari para parpol untuk tidak mengusung capres dengan popularitas tinggi.
Dia menilai presiden tak harus menjadi pemimpin parpol. Hal itu dapat dibuktikan dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Meskipun bukan pemimpin parpol, tapi mendapatkan dukungan parpol yang dominan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari pencoblosan Pemilu semakin dekat. Empat lembaga survei memotret elektabilitas para Capres Cawapres.
Baca SelengkapnyaPotensi kerawanan Pilkada 2024 tinggi dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaBelum adanya sikap dari bacapres membuat pergerakan koalisi terus dinamis. Hal itu menyusul, akan adanya pertemuan antara PKB dan PDIP.
Baca SelengkapnyaMereka disebut bakal meramaikan kontestasi Pilgub DKI
Baca SelengkapnyaAda tren kenaikan survei AMIN di sejumlah lembaga.
Baca SelengkapnyaPutusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menuai kontroversi ternyata mempengaruhi elektabilitas para capres.
Baca Selengkapnya"Sepanjang tidak ada perubahan apa-apa ya batasnya 13 November 2023," ujar Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
Baca SelengkapnyaGiat ini dimulai dengan gala dinner bersama tiga pasangan capres-cawapres dan pimpinan partai politik koalisi pengusung.
Baca SelengkapnyaBakal calon presiden Ganjar Pranowo irit bicara soal wacana dirinya diduetkan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Mardiono, tidak tertutup kemungkinan duet Sandiaga-AHY
Baca Selengkapnya"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaKPU telah menetapkan masa kampanye pemilu yang akan berlangsung mulai 28 November 2023
Baca Selengkapnya