Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Busyro Muqoddas Harap Kabinet Indonesia Maju Disusun Atas Konsep Meritokrasi

Busyro Muqoddas Harap Kabinet Indonesia Maju Disusun Atas Konsep Meritokrasi Busyro Muqoddas dan Johan Budi. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menilai susunan Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik Presiden Joko Widodo kemarin, banyak memiliki kekurangan. Ada sejumlah kementerian yang dipegang oleh tokoh yang tidak sesuai.

Namun dia berharap, susunan kabinet tersebut berdasarkan konsep meritokrasi. Busyro mengkritisi komposisi kabinet Jokowi tersebut. Selain penegakan hukum ke depan, juga terkait Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilebur dengan Kemenristek Pendidikan Tinggi.

"Penempatan sejumlah orang pada kementerian tertentu itu sesuai atau tidak dengan konsep meritokrasi 'the right man on the right job'," ujar Busyro seusai menghadiri Sidang Senat Terbuka Hari Jadi ke-61 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo, Kamis (24/10).

Orang lain juga bertanya?

Dia tidak setuju jika penentuan kementerian berdasarkan dari selera, seperti disatukannya Kemendikbud dan Kemenristekdikti. Dia mempertanyakan apakah penyatuan dua kementerian itu melalui evaluasi oleh kalangan yang kompeten atau tidak atau hanya ditentukan berdasarkan selera.

Dia berharap kondisi tersebut segera direspons oleh pihak istana mengingat dua kementerian ini sangat menentukan perkembangan sumber daya manusia (SDM) ke depan.

"Kalau sampai salah menafsirkan prinsip 'the right man on the right job' itu menjadi hal yang sangat kompleks akibatnya, sehingga mestinya setiap keputusan itu didasarkan pada evaluasi," katanya.

Penentuan menteri dalam kabinet, menurutnya, juga harus didukung dengan rekam jejak yang jelas. Orang yang ditunjuk harus memiliki perhatian lebih terhadap bidang yang diduduki. Selain itu, isu yang diangkat oleh setiap kementerian untuk segera diselesaikan harus tepat sasaran.

"Seperti misalnya Kementerian Agama, isunya mengapa radikalisme. Pertanyaannya, apakah radikalisme ini istilah yang sudah tepat. Bukankah itu sulit dipertanggungjawabkan secara akademis," terangnya.

Tokoh Muhammadiyah ini menilai, penyebab radikalisme terkesan hanya ditujukan kepada agama tertentu, dalam hal ini agama Islam. Dia berharap pemerintah juga memperhatikan penyebab lain radikalisme, di antaranya pada kesenjangan ekonomi dan ketidakadilan sosial.

Sementara itu, kata dia, dalam penegakan hukum ke depan sangat ditentukan oleh suprastruktur kekuasaan pemerintah, baik dari Istana maupun DPR. Hal itu dapat dilihat dari penanganan RUU KPK yang kini sudah menjadi UU serta RUU Pertanahan.

"Dalam RUU Pertanahan, beberapa pasal menunjukkan dominasi dari negara di dalam sektor pertanian. Itu memberikan peluang lebih besar kepada korporasi daripada kepada rakyat yang berdaulat untuk bisa memiliki tanah," katanya.

Kehadiran Mahfud MD di posisi Menko Polhukam, menurut Busyro, tetap tidak mudah memberikan dampak besar. Penyebabnya, Mahfud dibayangi beberapa tokoh yang lebih senior.

"Pak Mahfud MD kita harapkan bisa membenahi, tapi dia tidak bisa berdiri sendiri karena ada orang-orang lain yang punya senioritas dan pengalaman di dalam kultur Orde Baru, semisalnya sejumlah tokoh Orde Baru yang sekarang ini masih direkrut lagi. Akankah itu menjadi faktor Menko Polhukam ini bisa leluasa atau tidak," pungkas dia.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Khofifah: Pakar Usul Kemendikbud dan Kemenristek Dipisah
Khofifah: Pakar Usul Kemendikbud dan Kemenristek Dipisah

Indonesia memiliki universitas yang sangat banyak baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Baca Selengkapnya
Dasco Soal RUU Kementerian Negara: Belum Dibahas Prabowo
Dasco Soal RUU Kementerian Negara: Belum Dibahas Prabowo

Bahkan, penambahan jumlah menteri juga belum dibahas oleh Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Respons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40
Respons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40

Respons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Tak Terlalu Penting Buat PKB Ada di Kabinet atau Tidak
Cak Imin: Tak Terlalu Penting Buat PKB Ada di Kabinet atau Tidak

PKB mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran sudah cukup.

Baca Selengkapnya
Menkes Jawab Kabar Jadi Menkeu di Kabinet Prabowo: Aku Mau Menteri Penerangan
Menkes Jawab Kabar Jadi Menkeu di Kabinet Prabowo: Aku Mau Menteri Penerangan

Menkes Budi memberikan saran kepada pemerintahan terpilih untuk tidak sembarang memilih Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi Buka Suara Soal Somasi yang Dilayangkan Ahli Kedokteran
Menkes Budi Buka Suara Soal Somasi yang Dilayangkan Ahli Kedokteran

Budi mengaku banyak mendapat kritikan maupun celaan terkait kebijakannya.

Baca Selengkapnya
Kementerian Era Prabowo-Gibran Ada yang Dipisah dan Digabung
Kementerian Era Prabowo-Gibran Ada yang Dipisah dan Digabung

Muzani juga memastikan akan ada penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya
Sepakat dengan Luhut, Demokrat: Orang Toxic Malah Meracuni
Sepakat dengan Luhut, Demokrat: Orang Toxic Malah Meracuni

Kabinet hanya diisi oleh sejumlah orang saja, sehingga perlu sosok-sosok yang berkualitas.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sudah Minta Kadernya Jadi Menteri, Siapa Dia?
Prabowo Sudah Minta Kadernya Jadi Menteri, Siapa Dia?

Prabowo minta kader terbaik Gerindra menjadi menteri di kabinetnya

Baca Selengkapnya
Isu Kabinet Prabowo Jadi 40 Menteri, JK Anggap Sangat Politis
Isu Kabinet Prabowo Jadi 40 Menteri, JK Anggap Sangat Politis

JK mengatakan, sebenarnya Indonesia pernah mempunyai 100 kabinet di era Soekarno.

Baca Selengkapnya
VIDEO: [FULL] Sertijab Nadiem Langsung ke Tiga Menteri Pilihan Prabowo di Kabinet Merah Putih
VIDEO: [FULL] Sertijab Nadiem Langsung ke Tiga Menteri Pilihan Prabowo di Kabinet Merah Putih

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim resmi menyerahkan jabatan kepada tiga menteri

Baca Selengkapnya
Mahfud Nilai Cara Berpolitik di Indonesia Kurang Bagus: Setiap Pemilu Bagi-Bagi Jabatan
Mahfud Nilai Cara Berpolitik di Indonesia Kurang Bagus: Setiap Pemilu Bagi-Bagi Jabatan

Menurut Mahfud, Indonesia sudah terlalu banyak menteri di dalam suatu pemerintahan.

Baca Selengkapnya