Calon kalah di Pilkada diminta menerima, jangan sampai rusak demokrasi
Merdeka.com - Pilkada Serentak telah digelar di 171 daerah. Pemilihan yang berjalan lancar dan aman bukti masyarakat dan elite semakin dewasa. Lebih mengedepankan kepentingan bangsa ketimbang golongan.
Staf Ahli Menko Polhukam, Sri Yunanto meminta bagi kelompok yang calonnya unggul versi hitung cepat lembaga survei dan KPU tidak merayakan secara berlebihan. Untuk yang kalah harus menerima. Jika ada perselisihan dilakukan sesuai dengan aturan yang ada.
"Jangan menggunakan fisik, apalagi kekerasan, karena itu akan merusak demokrasi dan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini sudah kita bangun," kata Yunanto dalam keterangannya, Jumat (29/6).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Bagaimana Pilkada Serentak diadakan? Dalam sistem presidensial, pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat, yang menciptakan akuntabilitas dan legitimasi bagi pemimpin daerah.
-
Kenapa Pilkada Serentak dilakukan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Kenapa Pilkada dilakukan secara serentak? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
-
Kapan Pilkada Serentak pertama? Pilkada Serentak pertama kali dalam cakupan nasional di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015.
Keberhasilan Pilkada Serentak 2018 ini, kata Yunanto, menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu menjalani proses demokrasi yang sehat dan kompetitif. Dia berharap pesta-pesta demokrasi berikutnya bisa steril dari ujaran kebencian dan informasi hoaks.
Yunanto menganalogikan demokrasi seperti sepakbola. Kadang menang, kadang kalah, dan itu menjadi hal yang wajar. Jadi siapa pun yang masuk kontestasi demokrasi, apakah itu politisi atau masyarakat umum harus menerima hasilnya.
"Sebagaimana Piala Dunia, ada yang lolos ada yang pulang lebih dulu. Itu harus diterima. Jadi demokrasi itu tidak hanya berhenti di Pemilu, maka nanti para pendukung calon kepala daerah yang kalah harus bisa menggeser pemikirannya, bukan lagi siapa yang kita dukung, tapi agenda apa yang yang kita perjuangkan," terang Yunanto.
Yunanto menilai, sukses Pilkada serentak ini menjadi bukti demokrasi di Indonesia sudah berada di relnya. Ini juga membuktikan bahwa bangsa Indonesia sangat adaptif mengikuti realitas dan perkembangan zaman. Hal itu dilihat dari sistem Pemilu mulai dari zaman setelah Kemerdekaan, Orde Baru hingga sekarang.
"Demokrasi, kebebasan memilih informasi telah mendidik bangsa Indonesia," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinamika yang terjadi hari ini disebut hanya terjadi di kalangan elite partai politik saja
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan bahwa kalah dan menang merupakan hal wajar dalam setiap pemilihan.
Baca SelengkapnyaPrabowo bersyukur Pilkada Serentak 2024 berjalan damai. Menurutnya, itu menunjukkan masyarakat Indonesia sudah dewasa dalam berpolitik.
Baca SelengkapnyaKapolres Inhil AKBP Budi Setiawan mengingatkan kepada semua pihak bahwa Pilkada bukan kompetisi, melainkan kontestasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan hal biasa apabila nantinya ada pihak yang tak puas dan menggugat hasil Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPilkada terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah Pilkada Serentak 2020, yang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020.
Baca SelengkapnyaNU dan Muhammadiyah berharap rakyat bisa menerima apapun hasilnya
Baca SelengkapnyaAdi Ndale juga menekankan pentingnya memandang Pilkada sebagai pendidikan berdemokrasi, terutama bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan, setiap calon harus diberikan pengertian bahwa setiap pertandingan ada yang menang dan kalah.
Baca Selengkapnya"Kami segenap sesepuh masyarakat Provinsi Banten menyerukan Pilkada 2024 berjalan dalam suasana kompetisi yang bebas dan damai,"
Baca SelengkapnyaDiperlukan sikap lapang dada dalam menerima hasil pemilihan bagi seluruh pihak yang berkompetisi
Baca SelengkapnyaPDIP menyinggung Pilpres 2024. Saat itu, kata PDIP, aparat bekerja untuk calon tertentu.
Baca Selengkapnya