Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cawagub Mama Emi: Reformasi bukan berarti boleh berbuat seenaknya

Cawagub Mama Emi: Reformasi bukan berarti boleh berbuat seenaknya Cawagub NTT Mama Emi. ©2018 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - 21 Mei 2018, reformasi Indonesia genap berusia 20 tahun. Dalam rentang waktu itu, banyak hal yang telah dinikmati, salah satunya kebebasan berekspresi.

Dalam banyak hal, kebebasan berekspresi ini malah memunculkan ujaran-ujaran kebencian yang menimbulkan pertikaian.

Menurut Cawagub NTT Emelia Julia Nomleni, hal seperti ini tidak perlu terjadi. Tidak perlu ada kebebasan berlebihan yang menimbulkan pertikaian-pertikaian.

"Reformasi harus digunakan untuk memupuk tali persaudaraan. Kebebasan kita tidak boleh mencederai persaudaraan," ujar Mama Emi, sapaan Emellia, Senin (21/5).

Politikus PDI Perjuangan ini mengisahkan, ada perbedaan dalam segi-segi kehidupan selama masa kepemimpinan Soeharto dan masa-masa setelah reformasi.

"Dulu kita mengalami kehidupan dengan aturan yang cukup menekan. Sekarang kita menjalani kehidupan reformasi yang penuh dengan kebebasan. Bagi saya, pada waktu kepemimpinan Pak Soeharto, ada kebebasan yang dirasakan, tapi itu kebebasan semu," katanya.

Kebebasan semu itu, lanjutnya, telah dilewati. Kini, Indonesia masuk dalam dunia demokrasi.

"Para reformis waktu itu hanya berpikir, yang penting kita rebut kendali kekuasaan dulu. Belum ada sebuah konsep yang baik untuk melanjutkan kekuasaan itu. Dan terbukti sekarang. Kita terjebak dalam kebebasan yang kita perjuangkan sendiri," jelasnya.

Mama Emi sangat berharap agar semua orang sebisa mungkin memahami hakekat kebebasan yang diperjuangkan ini. Reformasi, baginya, bukanlah berarti melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan hidup orang lain.

"Reformasi bukan berarti kita boleh berbuat seenaknya. Dalam kehidupan, di manapun, ada aturan dalam hidup yang harus ditaati setiap individu. Karena tanpa menaati aturan itu, kita hanya akan mengundang pertikaian demi pertikaian," katanya.

"Kita mesti memikirkan, setelah reformasi, apa yang kita lakukan demi kebaikan bangsa Indonesia. Kebebasan yang didapatkan, haruslah kita gunakan untuk kebaikan bangsa ini," pungkasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Pers Diberedel Habis pada Masa Soeharto
Kisah Pers Diberedel Habis pada Masa Soeharto

Sejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.

Baca Selengkapnya
Kasus Rocky Gerung, Publik Figur Harus Tanggung Jawab Dalam Berpendapat
Kasus Rocky Gerung, Publik Figur Harus Tanggung Jawab Dalam Berpendapat

BAP nanti disidangkan dan dituntut oleh jaksa. Adapun proses hukum ini sebenarnya dilakukan untuk capai kebenaran.

Baca Selengkapnya
VIDEO: BEM KM UGM Nobatkan Alumnus Memalukan, Jokowi: Saya Ingatkan Etika dan Sopan Santun
VIDEO: BEM KM UGM Nobatkan Alumnus Memalukan, Jokowi: Saya Ingatkan Etika dan Sopan Santun

Presiden Jokowi menjawab soal kritikan dari BEM UGM

Baca Selengkapnya
Megawati Sindir Penculikan Aktivis ‘98: Mereka Saksi hidup, Wajah Gelap Demokrasi
Megawati Sindir Penculikan Aktivis ‘98: Mereka Saksi hidup, Wajah Gelap Demokrasi

"Mereka banyak saksi-saksi hidup, yang sampai saat ini berdiam diri. Semua menjadi wajah gelap demokrasi," kata Megawat

Baca Selengkapnya
VIDEO:  Curhatan Pedih Jokowi Tak Dendam Dimaki & Dihina Kata-Kata Kasar
VIDEO: Curhatan Pedih Jokowi Tak Dendam Dimaki & Dihina Kata-Kata Kasar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyamaikan uneg-unegnya saat berpidato di sidang tahunan MPR/DPR/DPD.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Soal Demokrasi, Anies Singgung Kebebasan Bicara Menurun
Debat Capres Soal Demokrasi, Anies Singgung Kebebasan Bicara Menurun

Dan sekarang ujiannya adalah besok bisakah Pemilu diselenggarakan secara netralitas dengan adil

Baca Selengkapnya