Cerita di balik Megawati gagal melobi SBY
Merdeka.com - PDIP dan barisan parpol pendukung Jokowi-JK harus menelan pil pahit. Mereka kembali dikalahkan oleh parpol barisan pendukung Prabowo-Hatta di parlemen.
Setelah melalui sidang yang alot, paket pimpinan DPR periode 2014-2019 akhirnya terpilih. Mereka antara lain; Ketua DPR Setya Novanto (Golkar), dan empat wakil ketua yakni Agus Hermanto (Demokrat), Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS) dan Taufik Kurniawan (PAN).
Sementara, PDIP, PKB, NasDem dan Hanura memilih walk out. Hal ini menjadi kekalahan yang kesekian kali kubu Jokowi di parlemen.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
Sebenarnya, sejumlah upaya telah dilakukan oleh PDIP dan barisannya untuk meraih kursi pimpinan DPR. Salah satunya adalah mendekati Partai Demokrat dan PPP.
Komunikasi dilakukan langsung dengan Ketua Umum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Berdasarkan sumber merdeka.com, SBY mau bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi-JK asalkan Ketua Umum PDIP Megawati menghubunginya.
PDIP pun mengaku telah mengirimkan sejumlah utusannya untuk bertemu SBY, namun gagal. Berikut cerita di balik gagalnya Megawati melobi SBY.
SBY minta ditelepon Mega
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diam-diam bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (30/9) malam. Pertemuan dilakukan tertutup untuk membahas arah koalisi di parlemen khususnya soal paket pimpinan DPR.Jokowi mengajak agar SBY bergabung dengan koalisinya yakni PDIP, PKB, Hanura dan NasDem. Namun, pertemuan itu belum menghasilkan keputusan apa-apa.Menurut sumber itu, pertemuan tak menghasilkan apa-apa karena SBY punya syarat. Apa syarat SBY itu?"Hanya satu syaratnya, SBY minta ibu Mega telepon. Itu saja," kata seorang sumber yang juga politikus di kubu Jokowi-JK ini melalui sambungan telepon, Rabu (1/10).
SBY: Sudah lama saya ingin bertemu Mega, sejak 10 tahun lalu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan keinginannya bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Namun hubungan keduanya yang renggang membuat pertemuan sulit terealisasi."Ada yang bertanya pada saya apa betul ada pertemuan Ibu Megawati dengan saya? Sudah sejak lama saya sebenarnya ingin bertemu beliau (Mega), sudah sejak 10 tahun lalu atau beberapa bulan terakhir ini atau setelah kemarin kemelut politik yang relatif keras," kata SBY di JCC, Rabu (1/10) malam."Kalau seperti Ibu Megawati dan saya, mungkin dengan yang lain-lain juga bisa duduk bersama memikirkan persoalan bangsa ini tentu sangat baik," tambahnya.
Jokowi sebut bisa saja Mega hubungi SBY
Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) membantah bahwa ada syarat khusus dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jika PDIP mau Demokrat bergabung. Syarat itu berbunyi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri harus menghubungi SBY."Nggak ada," ujar Jokowi sambil menggelengkan kepala di rumah dinas gubernur DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/10).Walaupun begitu, Jokowi mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan adanya komunikasi antara Megawati dan SBY. Namun, sampai saat ini komunikasi kedua pemimpin ini belum terlaksana."Ada, peluang itu ada. Kenapa tidak? Ini kan masih proses," ungkapnya.
Pramono sebut Mega mau ketemu SBY, tapi gagal
Politikus senior PDIP Pramono Anung mengungkapkan komunikasi antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan meski tidak secara langsung. Namun dari pihak Mega menginginkan agar pertemuan tidak hanya empat mata."Untuk membangun bangsa tidak bias sendiri-sendiri. Tidak benar ibu tidak mau bertemu. Ibu itu minta bersama-sama dulu dan bertemu," kata Pramono di Gedung DPR, Kamis (2/10)."Tadi Pak Jokowi, JK, Mbak Puan dan Surya Paloh sudah bertemu Pak SBY. Saya juga sudah berhubungan dengan Pak Djoko Suyanto. Tidak benar bahwa Ibu Megawati tidak bersedia bertemu dengan Pak SBY."Menurutnya, sudah ada inisiatif dari pihak PDIP untuk bisa bertemu, namun sejalan dengan itu pertemuan selalu gagal. "Kita sudah minta waktu untuk bertemu, tetapi seakan-akan ada blok yang membuat pertemuan itu gagal terwujud," ungkapnya."Kalau misalnya Mbak Puan, Pak JK dan Pak Surya Paloh serta Pak Jokowi bisa bertemu, ibu akan bicara dengan Pak SBY lebih dulu melalui Mbak Puan," tandasnya.
Puan: Saya diutus Mega bertemu SBY, cuma Tuhan berkehendak lain
PDIP dan parpol pendukung Jokowi-JK kembali mengalami kekalahan di parlemen dari Koalisi Merah Putih. Pasalnya, mereka gagal mengajukan paket pimpinan DPR.PDIP sendiri mengakui telah berusaha melobi Partai Demokrat melalui Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mengirimkan perwakilan. Namun, nampaknya SBY tidak berkenan menerima delegasi Partai Banteng."Hari ini dari siang Pak Jokowi, Pak Jusuf Kalla, Pak Surya Paloh ingin ketemu Pak SBY. Cuma Tuhan berkehendak lain, saya diutus Ibu Mega untuk bertemu Pak SBY," kata Puan Maharani sesaat setelah melakukan aksi walk out dari sidang paripurna DPR, Kamis (2/10).Puan pun menyatakan usahanya tak berhenti di situ. Dia sendiri mencoba langsung menghubungi SBY tapi hal itu gagal."Saya mencoba hubungi lewat Pak Jokowi, Pak Jusuf Kalla dan lingkungannya tapi belum bisa. Padahal Puan Maharani ini ingin bertemu Pak SBY," tutup Puan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bereaksi keras atas kekalahan partainya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPrediksi itu diperkuat karena kehadiran Presiden Jokowi dan ditambah dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaPDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.
Baca SelengkapnyaPKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingat hubungan antara PDIP dengan PPP sudah dekat sejak lama.
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaPernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca Selengkapnya