Charta Politika: Ma'ruf Amin Hanya Beri 0,2% Elektoral Untuk Jokowi
Merdeka.com - Sosok calon wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dinilai belum bisa mendongkrak para pemilih Jokowi. Lembaga Survei Charta Politika mencatat, alasan responden memilih Jokowi-Ma'ruf karena sosok Ma'ruf hanya 0,2 persen.
"Kalau menurut saya sih, memang ada keterbatasan dari variabel personal branding. Dia tidak bisa dipaksakan jadi orang yang berbicara data ekonomi, berbicara milenial, dia adalah ulama yang memiliki segmen tersendiri," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya di kantornya, Menteng, Rabu (16/1).
Menurut dia, seharusnya Ma'ruf tidak perlu diangkat ke permukaan secara tinggi. Cukup kata dia, difokuskan pasar-pasar seperti ulama-ulama, NU, dan berbagai pasar santri.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa nama kecil Ma'ruf Amin? Dikutip dari Liputan6, ternyata Ma'ruf Amin memiliki nama kecil yang sudah dipersiapkan oleh sang ayah itu. Nama tersebut ialah 'Al-Karkhi' yang terinspirasi dari tokoh Sufi terkemuka asal Persia, Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi.
-
Kapan Wapres Ma'ruf Amin akan mencoblos? 'Rencana sekitar jam 09.00 WIB. Info yang saya dapat dengan keluarganya,' ujarnya.
-
Di mana Wapres Ma'ruf Amin akan mencoblos? Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin direncanakan mencoblos di TPS 33 Kecamatan Tapos, Depok.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
"Minimal bisa memperkuat barisan pemilih Islam dari Pak Jokowi, tetapi kalau memaksa dia jadi electoral di segmen-segmen yang luas itu jadi sulit. Malah berpotensi jadi bumerang," kata Yunarto.
Tidak hanya sosok cawapres Ma'ruf Amin yang belum mendongkrak elektabilitas Jokowi. Sandiaga juga dianggap belum signifikan menaikkan elektoral untuk Prabowo Subianto. Tapi sosok Sandiaga disebut lebih mudah mendapatkan efek elektoral ketimbang Ma'ruf.
"Sandi ini kan punya variabel branding yang bisa lebih luas. Dia bisa masuk ke anak muda, bisa masuk ke ekonomi, sehingga itu menyebabkan Sandi masuk ke semua segmen," kata Yunarto.
Dia menilai, Sandi masih bisa meraup semua elemen. Mulai dari emak-emak hingga milenial. "Sandi gampang dieksploitasi berbeda dengan Ma'ruf yang personal branding tadi," kata Yunarto.
Diketahui, Charta Politika mencatat, elektabilitas Joko Widodo-Mar'uf Amin masih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yaitu 53,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 34,1 persen.
"12,7 Persen undecided voters. Secara statistik stagnan suara pada kedua calon tersebut. Jika dilihat dari tren Oktober sampai Desember 2018," kata Yunarto di Kantornya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (16/1).
proses pengumpulan data dilaksanakan pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019. Melalui wawancara 2.000 responden. Yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan survei metode acak bertingkat/multistage random sampling dengan margin of error 2,91%. Tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaResponden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Baca SelengkapnyaSedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaJatim menjadi medan pertempuran para capres di Pemilu 2024
Baca Selengkapnya21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaElektabilitas dari berbagai lembaga survei dapat dijadikan sebagai cerminan.
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaTingkat kepuasan kinerja pemerintah mempengaruhi pilihan capres-cawapres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Indikator mengungkap sosok capres tak disukai publik.
Baca Selengkapnyadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) terkesan diputuskan terlalu cepat dan mendadak.
Baca Selengkapnya