Charta Politika: PDIP 25,2%, Gerindra 15,2%, PKS Paling Buncit di DPR
Merdeka.com - Survei Charta Politika menyatakan elektabilitas PDIP paling tinggi dibanding partai politik peserta Pemilu 2019. PDIP ditempel oleh Partai Gerindra di urutan kedua. PDIP mendapatkan 25,2 persen, sementara Gerindra mendapatkan 15,2 persen.
"Karena kedua partai itu pengusung dua capres Jokowi dan Prabowo," Direktur Riset Charta Politika, Muslimin saat konferensi survei Peta Electoral Terkini Pilpres & Pileg 2019 di Kantor Charta Politika, Menteng, Rabu (16/1).
Sementara di urutan ketiga ada Golkar 9 persen. Secara berutan di bawahnya, PKB 8,1 persen, NasDem 5,3 persen, Demokrat 4,5 persen.
-
Dimana PDIP meraih suara terbanyak di Pileg 2019? Adapun dalam Pileg 2019, PDIP di Bali berhasil meraih 60 persen suara sedang untuk Pilpres yang mengusung pasangan Jokowi-Amin mencapai 90 persen.
-
Kenapa PDIP menang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Apa yang terjadi dengan Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"PPP 4,3 persen, PKS 4,2 persen, Perindo 2,7 persen, PAN 2,6 persen, PSI 1,5 persen, Hanura 0,6 persen, PBB 0,4 persen, Berkarya 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, PKPI 0,1 persen," ungkap Muslim.
Dengan demikian, merujuk parliamentary threshold sebesar 4 persen, PKS menjadi partai paling buncit di DPR. Sementara PAN dan Hanura terpental dari parlemen.
Charta Politika juga melakukan survei tentang antusias pemilih menyambut Pemilu 2019. Diketahui, pemilih lebih tertarik mencoblos lebih dulu capres dan cawapres ketimbang DPR RI dan DPRD.
Terdapat 72,3 persen pemilih akan lebih dulu memilih calon presiden, selanjutnya DPRD 2,2 persen, baru kemudian DPR RI 5,6 persen.
"Mayoritas memilih capres dan cawapres. Artinya gaung Pilpres lebih besar daripada caleg-caleg. Terdapat 72,3 persen lebih dulu memilih capres, baru DPRD tingkat II (kabupaten/kota) 5,6 persen, kertas suara DPR RI 2,2 persen," kata Muslimin
Diketahui, proses pengumpulan data dilaksanakan pada 22 Desember 2018- 2 Januari 2019. Melalui wawancara 2.000 responden. Yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan survei metode acak bertingkat/multistage random sampling dengan margin of error 2,91%. Tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep menjadi partai non parlemen yang alami lonjakan elektabilitas cukup besar.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaSementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaHasilnya, partai PDI Perjuangan tetap unggul dibanding partai lainnya, dengan suara 16.82 persen
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca SelengkapnyaTercatat PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menempati posisi teratas.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaKendati tertinggi, hasil survei dilakukan Poltracking Indonesia, menunjukkan tren elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan sejak September 2023.
Baca Selengkapnya