Cium politik uang, puluhan ribu orang siap kepung KPU Surabaya
Merdeka.com - Puluhan ribu orang dari Rakyat Surabaya Menggugat akan mengepung Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya, Jawa Timur, di Jalan Adityawarman, Kamis (3/9). Mereka menuding Komisioner KPU, yang diketuai Robiyan Arifin, telah 'main mata' dalam proses tahapan Pilwali Surabaya 2015.
Menurut para pendemo, yang saat ini tengah bersiap-siap berdemo, bukti ketidakseriusan KPUD Surabaya adalah tidak meloloskan pasangan Rasiyo-Dhimam Abror dengan alasan tidak masuk akal. KPU selaku penyelenggara Pemilu dituduh tidak serius ingin menyukseskan Pilkada serentak 9 Desember 2015 di Kota Pahlawan.
Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) itu dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) karena surat rekomendasi Abror tidak identik antara yang diserahkan tanggal 11 Agustus dengan yang saat masa perbaikan 19 Agustus.
-
Siapa yang berperan dalam pelaksanaan Pilkada di Indonesia? Pilkada memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai kinerja pemimpin yang sedang menjabat.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Siapa yang mengawasi Pilkada? Diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengawasan pemilu di Indonesia? Dalam konteks Indonesia, aktor-aktor seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat memiliki peran dalam memastikan pemilu berjalan dengan baik dan adil.
-
Bagaimana PPK melakukan tugasnya dalam pemilu? Dalam menjalankan tugasnya, PPK harus menjaga netralitas dan independensinya sehingga proses pemilihan umum dapat berjalan secara adil dan transparan.
rekomendasi dari DPP PAN yang seharusnya diserahkan tanggal 11 Agustus hilang dan diganti berupa pindai (scan) dari faksimile, yang tidak identik dengan rekomendasi baru yang diserahkan tanggal 19 Agustus. Padahal, DPP PAN menyatakan rekomendasi itu sama-sama asli meski tidak identik, karena rekomendasi lama hilang dan diganti baru dengan materai baru pula.
Yang kedua, KPU tidak pernah menemui DPP PAN untuk klarifikasi rekomendasi tersebut, dan tidak memiliki niatan untuk menyampaikan persoalan administrasi persyaratan pasangan calon (Paslon) ke masing-masing liaison officer (LO) atau penghubung.
Ketiga, KPU menyatakan Abror bermasalah dengan pajak. Padahal, Abror adalah Ketua KONI Surabaya, yang setiap bulan gajinya sudah dipotong secara otomatis untuk kewajiban pajak.
Kemudian, soal diterbitkannya kembali SE Nomor 443/KPU/VIII/2015 yang sudah dibatalkan SE Nomor 449/KPU/VIII/2015 tentang rekomendasi Bawaslu. Yang terakhir, KPU menyabut keputusannya melarang Rasiyo-Abror mendaftar di masa perpanjangan pendaftaran pada 6 hingga 8 September.
"Sekarang KPU mengizinkan Rasiyo kembali mendaftar. Ada apa ini? Diterbitkannya SE 443 itu hanya akal-akalan KPU. Kami juga mendengar isu politik uang di sini (Pilwali Surabaya). Juga isu kalau rekomendasi Abror yang hilang, ada unsur kesengajaan untuk mengganjal Pilkada di Tahun 2015 ini," terang Koordinator Aksi, Aldi Karmailis saat dihubungi via telepon selulernya.
Hilangnya rekomendasi Abror itu, lanjut dia, masih ada kaitannya dengan hilangnya Haries Purwoko yang mendaftar bersama Abror pada 3 Agustus lalu. "Ada apa ini Ada kepentingan apa di balik hilangnya Haries dan rekomendasi Abror," katanya menganalisa.
Aldi juga mengungkap ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin 'menjagal' proses demokrasi di Kota Pahlawan.
"Kami melihat ada kepentingan besar dari pihak-pihak tertentu untuk menggagalkan Pilkada 2015 di Surabaya. Untuk itu, hari ini, kami akan membawa sekitar 10 ribu rakyat Surabaya dan bersiap-siap menuju KPU."
"Kami meminta KPU tanda tangan hitam di atas putih untuk bekerja profesional dan tidak main mata menggagalkan Pilkada 9 Desember di Surabaya. Jika tidak, sebaiknya mereka mundur. Kami juga meminta SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), selaku Ketua Umum Demokrat, membuktikan ucapannya di twitter yang meminta dilakukan investigasi di Surabaya. SBY harus berani tunjuk hidung, siapa yang ingin berulah di Surabaya ini," tegasnya berapi-api.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengunjuk rasa juga menuntut seluruh komisioner KPU agar dipecat karena bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilu yang diduga penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaMereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaTersangka HBR (49) merupakan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wonogiri Kota.
Baca SelengkapnyaKantor Bawaslu DKI Jakarta DKI Jakarta menjadi sasaran aksi protes dugaan kecurangan Pemilu 2024, pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaSebab, lambatnya proses perhitungan suara oleh komisioner KPU Jayapura.
Baca SelengkapnyaSoroti Kecurangan Pemilu 2024, Civitas Akademika dan Masyarakat Sipil Demo Kantor Gubernur Sumbar
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Sirekap KPU menunjukkan perolehan suara PSI melonjak dari awal real count KPU di bawah 3 persen kini memperoleh 2.403.316 suara atau 3,13 persen.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pihak yang mengawasi setiap proses pemungutan dan perhitungan suara.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menanggapi soal KPU tidak lagi menampilkan grafik perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024 di Sirekap.
Baca SelengkapnyaKPU Jayapura bakal memanggil terlebih dahulu PPD di Distrik Waibhu untuk diklarifikasi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 16 catatan yang berhasil dikumpulkan oleh kubu Prabowo Gibran.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan terkait dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu.
Baca Selengkapnya