Dahlan: Politik identik kambing hitam, tikus, sapi, adu domba
Merdeka.com - Saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar wirausaha muda di Business School Menara 165 Jakarta, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyinggung soal dunia politik dan kelakuan politisi.
Dahlan menilai politik cocoknya berada di fakultas peternakan. Dia mengatakan itu bukan tanpa alasan. Dalam pandangannya, politik penuh dengan praktik adu domba, bukan wadah orang berkreativitas.
"Kreativitas itu datang pada orang yang terus menggeluti bidang itu, harus mengatasi. Kalau politisi bisa lari, politik cocoknya untuk fakultas peternakan," ujar Dahlan saat menjadi pembicara seminar Wirausaha Muda, motor penggerak ekonomi bangsa di ESQ Business School, Menara 165, Jakarta, Selasa (10/12).
-
Siapa yang sering menyalahkan orang lain? Beberapa orang selalu cepat menghakimi dalam suatu hubungan. Mereka akan selalu memiliki masalah dengan apa yang kamu lakukan dan menyalahkanmu untuk setiap hal kecil.
-
Siapa yang pantas disindir? Mantan yang berusaha balikan adalah seperti burung gagak yang datang hanya untuk menganggu kehidupan.
-
Siapa yang cocok disindir dengan kata-kata? Jika Ia tak kunjung memperbaiki diri, maka bicaralah dengannya baik-baik bahwa kamu tak nyaman dengan sikapnya yang belagu.
-
Siapa yang paling sering disalahkan? 'Ini bukan kedurhakaan. Taat dan berbakti kepada orangtua terdapat batasannya.'
-
Kenapa anak suka menyalahkan orang lain untuk masalahnya? Jika anak sering menyalahkan orang lain untuk masalah yang mereka hadapi, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak mau bertanggung jawab atas tindakan mereka.
-
Siapa Kerto Pengalasan? Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
Dahlan menuturkan, di fakultas peternakan banyak terdapat istilah daging sapi, kambing hitam, adu domba, tikus, buaya dan muka badak. Mantan Dirut PLN yang kini terjun ke dunia politik ini kembali menyentil bahwa dunia politik tidak lepas dari istilah tersebut.
"Politik itu cocoknya untuk fakultas peternakan. Ada daging sapi, kambing hitam, adu domba, tikus, buaya, muka badak," ucapnya sembari tertawa.
Tidak sampai di situ, Dahlan juga menuturkan, ada perbedaan mendasar antara dunia bisnis dan politik. Dalam dunia bisnis, kegagalan selalu menyalahkan diri sendiri bukan orang lain. Sebaliknya, dunia politik selalu menyalahkan orang lain.
"Kalau menyalahkan orang lain berarti punya bakat politisi," katanya.
Untuk menjadi sukses, kata Dahlan, setiap orang harus memiliki tekad kuat dan fokus melahirkan kreativitas. "Kreativitas terbuka dari pintu-pintu itu, yang terutama pantang menyerah," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaDalam debat tersebut, Prabowo tampak diserang dua lawannya
Baca SelengkapnyaDalam penggalan ceramah, Ketua KPU Hasyim dengan lugas menyampaikan makna penyembelihan dalam Iduladha.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan tidak menggunakan jabatan untuk kepentingan politik.
Baca SelengkapnyaCak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata bijak politik ini juga dapat membuka pandangan baru akan politik itu sendiri. Tak ayal apabila kata bijak politik ini sangat menarik.
Baca SelengkapnyaKamhar menuturkan, polemik tentang politik dinasti ini selalu menjadi diskursus publik, utamanya menjelang pemilu dan pilkada.
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo muak dengan kritik isu dinasti politik kepada Jokowi.
Baca Selengkapnya