Dampak kerugian Pemilu 2014 berujung ditundanya pilkada serentak?
Merdeka.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp 34 miliar dalam penggunaan anggaran Pemilu 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini menjadi catatan penting bagi kinerja KPU, karena berpotensi membuat penyelenggaraan Pilkada serentak ditunda, akibat pengawasan keuangan secara ketat oleh BPK ke depannya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, kemungkinan penyelenggaraan Pilkada tetap akan sesuai jadwal, seperti yang direncanakan sejak awal oleh KPU.
Namun, dirinya menyarankan agar KPU secepatnya berbenah diri. Sebab, audit BPK itu merupakan tamparan keras bagi lembaga penyelenggara pemilu tersebut dalam mengelola keuangannya.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
-
Apa sanksi yang diterima Ketua KPU? 'Menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada teradu Hasyim Asy'ari selaku ketua merangkap anggota Komisi Pemilihan Umum RI terhitung putusan ini dibacakan,' kata Ketua DKPP RI Heddy Lugito dalam sidang pembacaan putusan di kantor DKPP RI, Jakarta Pusat.
-
Siapa yang meminta KPU audit forensik? 'Ya karena banyak masalah mustinya KPU itu berinisiatif untuk mengaudit forensik sistemnya Jadi supaya publik ini percaya dengan lembaga yang dipimpin oleh KPU sendiri,' kata Sahroni di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (6/3).
-
Apa yang dilakukan KPU hari ini? Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk di Pemilu 2024 hari ini, Selasa (14/11).
-
Apa yang diadukan kepada Ketua KPU? Ketua KPU Hasyim Asyari didalilkan lalai dan tidak cermat dalam menentukan serta menetapkan anggota KPU Kabupaten Puncak yang terindikasi sebagai anggota aktif partai politik.
"Saya pikir (Pilkada) tidak akan ditunda. Tapi itu semacam tamparan keras bagi KPU, yang menurut saya selalu boros seperti ini dalam melaksanakan tugasnya tiap Pemilu atau Pilkada," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi merdeka.com, Jumat (19/6).
Ray sudah menduga jika hal semacam ini akan banyak terjadi dalam tiap kinerja KPU, baik dalam pelaksanaan pemilu nasional maupun Pilkada di daerah-daerah. Sebab, selama ini KPU, Bawaslu dan bahkan masyarakat sipil, biasanya hanya disuguhkan bagaimana rumitnya mengatur mekanisme penyelenggaraan pemilu atau pilkada, hingga tak awas akan pengelolaan keuangannya.
Ray berharap KPU bisa segera melakukan pembenahan dalam pengelolaan keuangannya. Sehingga, publik juga tak pesimis akan kinerja mereka, serta masalah pengelolaan anggaran yang diyakini teralokasi dengan baik oleh pihak KPU sendiri.
"Temuan BPK ini tak mengejutkan. Karena dengan besarnya dana seperti itu dan lemahnya mekanisme pengelolaan keuangan di KPU, hal ini memang sangat niscaya untuk terjadi. Kita selalu lupa pada aspek keuangan pemilu. Yang biasanya dipikirkan, kan hanya soal mekanisme penyelenggaraannya yang memang sangat rumit dan banyak masalah. Bawaslu apalagi masyarakat sipil kan enggak sampai ke sana pemikirannya," ujar Ray.
"Masalahnya, ini adalah pertama kalinya BPK mau mengumumkan secara terbuka kepada publik dan itu menyedot perhatian kita semua. Bukan karena nilainya yang begitu besar, tapi juga karena kita mau mengadakan Pilkada serentak. Jadi kalau KPU tidak bersikap cepat dalam melakukan koreksi pengelolaan keuangan negara, itu jelas bisa berdampak pada kepercayaan publik atas kinerja KPU dalam mengelola anggaran pemilu," pungkasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu menilai Pilkada sangat rentan memicu masalah besar.
Baca SelengkapnyaUsulan penundaan Pemilu 2024 kali ini diutarakan Bawaslu.
Baca SelengkapnyaBanyaknya tahapan Pilkada 2024 yang akan bersinggungan dengan tahapan Pemilu nasional 2024.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menilai usulan Bawaslu tersebut tidak tepat, apa alasannya?
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menanggapi soal KPU tidak lagi menampilkan grafik perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024 di Sirekap.
Baca SelengkapnyaAnggota Bawaslu RI Puadi terbukti melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP)
Baca SelengkapnyaMuncul isu skenario tunda pemilu pada awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKPU masih menunggu sikap MK dalam menangani sengketa Pemilu terbaru yang bakal bergulir di MK.
Baca SelengkapnyaDPR RI bersama KPU, Bawaslu dan Pemerintah akan melakukan rapat dengar pendapat untuk mengantisipasi bila kotak kosong menang dalam Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.
Baca SelengkapnyaKetua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud Aria Bima menyoroti banyaknya kecurangan pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi terakhir menunjukkan kondisi yang mulai mengkhawatirkan.
Baca Selengkapnya