Dari kernet angkot, Ucok kini jadi anggota DPRD Inhu
Merdeka.com - Adila Ansori (44) yang kerap disapa Ucok, seorang kernet angkot antar kabupaten di Riau, kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Ketua Fraksi Demokrat ini bahkan sempat dua kali menolak dicalonkan sebagai calon legislatif (caleg) dari dua partai yang berbeda.
Namun karena desakan dari kader-kader partai dan dukungan penuh dari keluarga besarnya, Ucok pun terseret ke dunia politik yang sama sekali tidak dipahaminya sebelumnya. Saat itu adalah pemilihan legislatif tahun 2009, di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
"Dulu saya bekerja sebagai agen mobil yang diberi nama Amex Travel, biro perjalanan Air molek- Pekanbaru, di kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu, di terminal Air Molek," kata Ucok memulai cerita kepada merdeka.com, Minggu (9/2).
-
Kapan ojek pertama kali muncul? Ojek sendiri pada mulanya berkembang di pedesaan Jawa Tengah pada tahun 1969.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Apa peran Sopyan Dado di "Tukang Ojek Pengkolan"? Berperan sebagai Ayah Bunga Dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan, Sopyan Dado berperan sebagai ayah Bunga (Clara Kaizer).
-
Siapa yang melakukan Coklit? Coklit pemilu adalah kegiatan pencocokan dan penelitian data pemilih, dimana akan dilakukan oleh petugas PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara) untuk memastikan keabsahan data pemilih, sebelum pemilu dilaksanakan.
-
Apa itu Coklit Pemilu? Coklit pemilu adalah singkatan dari pencocokan dan penelitian pemilihan umum bagi daftar pemilih tetap. Melalui kegiatan coklit, petugas akan melakukan pengecekan ulang terhadap data pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), untuk memastikan keakuratan dan keabsahan data.
-
Siapa driver yang membantu penumpang? Kabar driver GoCar bernama Nurahman viral di media sosial setelah unggahan akun TikTok Melzsia bercerita bahwa sang driver menyelamatkan nyawa ayahnya yang mengalami serangan jantung.
Sebelum jadi agen travel pada 1998, Ucok bekerja sebagai seorang calo penumpang, kemudian jadi kenek, lalu jadi sopir hingga akhirnya membuka agen perjalanan sendiri, hingga akhirnya Ucok menikah dengan Syofiana di tahun 1999.
"Di tahun 2004, saya pernah ditawari jadi caleg dari PDI Perjuangan. Namun karena saya tak tahu politik, saya pun tak suka orang-orang politik, maka saya tolak mentah-mentah tawaran itu, saya lebih memilih menjalankan agen biro perjalanan yang saya miliki," kata Ucok.
Tak pernah terlintas dibenak Ucok untuk ikut dalam kancah politik. Dia mengaku hanya menggeluti biro perjalanan. Meski sebagai pemilik di biro tersebut, dia juga sering menjadi sopir travel sendiri, demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Ekonomi saya pas-pasan, rasanya tak mungkinlah saya jadi anggota DPRD. Saya tetap menjalankan aktivitas sebagai agen travel. Rezeki saya alhamdulillah cukup untuk menghidupi istri dan seorang anak laki-laki,"ungkap Ucok.
Namun, pada tahun 2006, tawaran untuk ke dunia politik kembali datang lagi. Dia ditawari menjadi Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Demokrat di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Inhu Riau.
"Awalnya saya terkejut dan menolaknya, saya katakan, kok saya kan masih banyak yang lain, lalu teman-teman mendesak dan mendukung saya untuk jadi ketua partai Demokrat di kecamatan, saya pun mengikutinya saja,"ujarnya.
Memasuki Tahun 2008, para kader DPAC Demokrat Pasir Penyu dan di kecamatan lainnya, ditawari menjadi caleg dari Partai Demokrat. DPC Demokrat Kabupaten Inhu pun menawari kader di DPAC untuk maju menjadi caleg.
"Lalu kami melakukan musyawarah di DPAC Demokrat Pasir Penyu, untuk memilih siapa yang bakal maju menjadi caleg. Saat itu ada beberapa orang yang bakal maju menjadi caleg, yang kita lihat pantas dan mampu dilihat dari segi ekonomi dan pergaulannya," katanya.
Namun, orang-orang yang ditawari itu mengaku tak siap, mereka malah melemparkan kepada Ucok untuk maju sebagai caleg. "Saya bilang, gak mungkin lah saya yang maju, dari segi manapun saya merasa tak pantas jadi caleg, jangankan jadi anggota DPRD, mencaleg saja saya tak siap saat itu," kata Ucok.
Karena didesak terus, para kader pun berkomitmen untuk mendukung Ucok untuk jadi anggota Dewan. Dengan terpaksa ia pun mencalonkan diri. "Dari pada tidak ada yang mewakili dari DPAC Pasir Penyu, ya saya coba-coba aja, karena saat itu DPC Demokrat Inhu mendesak harus ada salah satu perwakilan, karena saya ketua partai, tentu saya mencari kader yang mewakili, yang akhirnya kader lain memilih saya untuk maju caleg," terangnya.
Dalam perjalanan proses pengisian formulir, saat itu Ucok sempat ragu, karena antara dia dan istrinya belum ada kesepakatan. "Istri saya tak percaya diri, akhirnya formulir yang sudah saya isi secara lengkap, saya bakar di rumah kontrakan saya, karena istri saya tak yakin saya maju caleg," cerita Ucok.
Tiga hari setelah Ucok mengurungkan niatnya untuk maju caleg karena tak ada kesepakatan dengan istrinya, dia pun ditelepon oleh penasihat DPAC Demokrat, almarhum M Sipahutar, yang juga pengusaha yang cukup sukses di Kabupaten Inhu.
"Beliau (M Sipahutar) menanyakan apa yang saya ragukan untuk jadi caleg, lalu saya jawab, bagaimana saya mau maju, hepeng mangatur nagaraon pung (uang yang mengatur negara), lalu beliau mengatakan. 'Jangan takut kau, nanti anakku yang membantumu'. Anaknya bernama Manigor Tulus, seorang kontraktor yang cukup sukses di daerah kami," ungkap Ucok.
Akhirnya, setelah menghadap M Sipahutar, dan mendapat nasihat darinya, Ucok pulang ke rumah untuk meyakinkan istrinya. "Kalau itu tekadnya, ya sudah bang, majulah sana, mudah-mudahan terpilih," ujar Ucok menirukan istrinya.
Ucok pun merasa senang dan terharu mendapat dukungan dari istrinya. Menurutnya, tanpa restu istri, perjalanan tak akan mulus. "Karena istrilah yang bisa memberikan saya masukan, dan curhat yang pas itu ya ke istri saya," katanya.
Keesokan harinya, Ucok pun mengambil dan mengisi lagi formulirnya. Selain kepada istri, Ucok juga minta restu ke orangtua dan keluarga besarnya.
"kami mengadakan rapat keluarga, minta doa restu, ternyata keluarga besar saya merespons positif dengan keinginan saya untuk maju jadi caleg," katanya.
Akhirnya pada tahun 2009, saat pemilihan tiba, tidak ada tanda-tanda apapun yang dirasakan Ucok. Dia merasa biasa-biasa saja.
"Waktu pemilihan, saya pilih diri saya sendiri supaya menang. Alhamdulillah, berkat doa kader-kader Demokrat di Kabupaten Inhu, khususnya kader DPAC Demokrat Kecamatan Pasir Penyu, dan restu dari keluarga besar saya, serta segenap masyarakat, saya terpilih dan dipercayakan untuk menjadi wakil rakyat, di Dapil IV itu. Kebetulan saya dapat suara terbanyak di Kecamatan Pasir Penyu," kata Ucok sambil tersenyum terharu.
Setelah terpilih jadi Anggota DPRD Inhu, Ucok tetap beraktivitas seperti biasanya. Dia kerap datang mengecek agen travel yang telah diserahkan kepada abangnya.
"Namun saya masih sering nongkrong di terminal, bahkan saya pernah jadi sopir travel saat hari libur sabtu dan minggu, beberapa kali, warga yang tahu hanya diam saja meski senyum-senyum yang saya tak tahu apa arti senyumnya itu, " ujarnya sambil tertawa.
"Saya jadi supir travel, untuk menghibur hati saya, dengan cara seperti itu, agar kacang tak lupa kulitnya, karena asal saya dari situ," kenang Ucok.
Ucok dikenal ramah di lingkungan masyarakat dengan hobi nongkrong di terminal dan bergaul dengan semua orang. Dia dikenal sebagai anggota DPRD yang tidak sombong. Namun ketika ditanya apa saja yang sudah diperbuatnya selama menjadi anggota DPRD Kabupaten Inhu sejak 2009 hingga 2014 sekarang ini, Ucok enggan menyebutkannya.
"Saya tak tahu entah apa saja yang saya perbuat, mudah-mudahan yang saya lakukan selama ini tidak menyinggung perasaan masyarakat. Kalau soal apa yang sudah saya perbuat, saya rasa cukup masyarakat saja yang merasakan nya, karena itu sudah menjadi kewajiban saya, alhamdulillah saya tak pernah didemo gara-gara saya menyalahi aturan, bahkan saya dukung rakyat yang demo di kantor DPRD, selagi itu mencari kebeneran," kata Ucok.
Lalu untuk pemilihan legislatif tahun 2014 ini, akhirnya dalam kesepakatan kader Partai Demokrat kabupaten Inhu Ucok dipercayakan lagi untuk maju kembali di kursi Dewan ke depannya, priode 2014-2019.
Ucok kini memiliki tiga anak. Dari mendiang istri pertamanya, Ucok memiliki dua anak, sekarang berusia 14 tahun laki-laki dan anak kedua 9 tahun. Sedangkan dari istri keduanya kini, Ucok belum diberi anak. Namun istri keduanya yang bernama Suryani, sudah terlebih dahulu memiliki anak berumur 17 tahun dari pernikahannya sebelumnya.
"Istri pertama saya meninggal, dia terkena penyakit kanker paru-paru mendadak, saat pemeriksaan pertama kali, tiba-tiba saja sudah stadium 4 baik saya dan istri saya tak percaya istri saya sudah stadium 4 sakit kanker paru-paru, tapi kondisi fisiknya kelihatan sehat," ujar Ucok.
Namun, setahun mengidap penyakit kanker paru-paru, kemudian istri Ucok meninggal pada november 2010. "Baru setahun saya jadi anggota DPRD, saya sudah ditinggalkan istri yang selama ini mendukung saya, " kata Ucok dengan mata yang berkaca-kaca.
Pada ahun 2011, Ucok pun menemukan seorang wanita yang dinilainya pantas menggantikan posisi istrinya. "Istri kedua saya memiliki anak 1, sedangkan saya duda dengan dua anak," kata Ucok mengakhiri cerita hidupnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi busmania, PO Sumber Alam sudah tidak asing lagi. Termasuk sang bos Sumber Alam, Anthony Steven Hambali atau akrab dipanggil Tony.
Baca SelengkapnyaDi balik nama besar Joglosemar sebagai salah satu moda transportasi umum populer di Yogyakarta, ternyata ada kisah menarik dari sang pemilik.
Baca SelengkapnyaDalam getaran megapolitan, keyakinan tersebar bahwa uang bukan barang langka, begitulah bukti adanya para polisi cepek di Ibu Kota. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaSalah satu yang tidak bisa dilupakan yakni saat berbincang dengan mendiang Kasino. Ucok Baba mengungkap kebaikan mendiang Kasino saat awal-awal merantau.
Baca SelengkapnyaOjek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaPrajogo Pangestu diketahui memiliki kekayaan sekitar Rp862,8 triliun. Harta kekayaannya melebihi Bos Djarum.
Baca SelengkapnyaPotret mantan sopir kini kembali setiri capres-cawapres menuju ke KPU.
Baca SelengkapnyaModa transportasi dengan tenaga manusia ini dulunya menjadi kendaraan ikonik dan digunakan untuk mengangkut penumpang di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaKini, dia pun mulai menuai hasilnya. Setiap bulan, dia mampu meraup omzet Rp25 juta.
Baca SelengkapnyaLahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun
Baca Selengkapnya