Dasco Ungkap Keberadaan Perjanjian Tertulis Anies dan Prabowo
Merdeka.com - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco mengakui jika perjanjian politik yang pernah diteken oleh Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat ini berada di dirinya.
Namun, dia enggan menjelaskan secara detail isi dari perjanjian politik tersebut ke publik. Sebab, perjanjian politik itu dibuat tidak untuk menjadi konsumsi masyarakat.
"Yang pasti itu memang ditulis oleh Pak Fadli, barangnya sekarang ada di saya," kata Dasco di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (31/1).
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Mengapa Demokrat tidak mau rujuk dengan Anies? Demokrat mengaku sudah dibohongi oleh Anies Baswedan. Ketua BPOPKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan tidak mungkin partainya memutuskan untuk rujuk kembali dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.
-
Kenapa Prabowo sebut koalisi tak terbentuk? Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk,' kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi soal Jokowi sebagai pemimpin koalisi? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Anies Baswedan menyerahkan keputusan hak angket ke pimpinan partai? Sementara, Anies Baswedan mengatakan menyerahkan keputusan terkait hak angket kepada pimpinan partai politik.
Kendati demikian, dia menyebut, bisa saja perjanjian politik itu diperlihatkan kepada publik. Akan tetapi, Partai Gerindra akan terlebih dahulu mempertimbangkan perkembangan politik saat ini.
"Nanti di kesempatan lain, ya lihat perkembanganlah nanti apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana," ujarnya.
Dasco pun enggan mengomentari pernyataan perwakilan tim kecil Sudirman Said yang menyebut jika perjanjian politik itu terkait utang-piutang Anies pada saat maju Pilkada di 2017 lalu. Sebab, dia menekankan, hal itu bukan untuk konsumsi publik.
"Saya enggak ngomong substansi ya. Saya enggak tahu, kalau Pak Sudirman Said lebih tahu ya tanya aja ke beliau gitu," tegasnya.
Sebelumnya, Sudirman Said, Tim Capres NasDem, Anies Baswedan mengakui ada perjanjian tersebut. Perjanjian mengenai utang piutang.
"Perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi itu saya tahu. Dan dalam perjanjian itu antara lain kemudian ada juga perjanjian utang piutang dengan Pak Sandi dan Pak Anies. Karena waktu itu pak Anies tidak punya uang ya," kata Sudirman.
Namun dia menegaskan, perjanjian antara Anies Baswedan, Prabowo dan Sandiaga tersebut dianggap lunas.
"Tapi perjanjian di kata kalau pilkadanya menang utang-piutang selesai dan dianggap sebagai perjuangan bersama," tegas Sudirman.
Sebab, dalam pertarungan tersebut, pasangan Anies-Sandiaga memenangkan Pilgub DKI 2017. Sehingga menurut Sudirman, perjanjian tersebut sudah tidak berlaku.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra pastikan susunan kabinet Prabowo-Gibran yang beredar di media sosial tidak benar
Baca SelengkapnyaSufmi Dasco Ahmad, merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak PDIP masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaDasco menegaskan, tidak ada pembicaraan terkait susunan kabinet antara Presiden Jokowi dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak PDIP masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaNamun, Gerindra mengakui sudah berkomunikasi dengan kubu 01 dan 03.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Said Abdullah, mengaku jalinan komunikasinya dengan sejumlah elit Partai Gerindra cukup lancar.
Baca SelengkapnyaDemokrat saat ini masih berkomitmen bersama Koalisi Perubahan. Tetapi, diakui dinamika politik terkait poros baru itu sedang berkembang.
Baca SelengkapnyaKetum Partai Gerindra itu enggan mengungkapkan isi pertemuan, termasuk soal Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengaku, tak ada tawaran dari Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran
Baca SelengkapnyaMuzani mengatakan, belum mendapatkan permintaan dari pihak Anies bertemu Prabowo.
Baca SelengkapnyaAnies sudah bertemu dengan elite-elite PDIP beberapa waktu lalu
Baca SelengkapnyaDemokrat Akui Bertemu PKS Bahas Pilkada Jakarta, Tapi Tak Tawarkan Posisi Cawagub
Baca Selengkapnya