Data Pengguna eHAC Bocor, DPR Desak RUU Perlindungan Data Pribadi Segera Diselesaikan
Merdeka.com - Merespons dugaan kebocoran data pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC), Anggota Komisi I DPR Jazuli Juwaini mendorong Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) segera dirampungkan.
Menurut Jazuli, Komisi I bertekad menyelesaikan RUU PDP namun masih terganjal satu poin yang belum disepakati antara DPR dan Kementerian Kominfo.
"Bisa dipercepat (pengesahan RUU PDP). Memang kita juga sepakat, di Komisi I, harus dipercepat. Kemarin kan cuma satu poin yang tidak menemukan titik antara Komisi I dengan Kementerian Kominfo," ujar Jazuli kepada wartawan di DPR RI, Rabu (1/9).
-
Bagaimana melindungi data pribadi dari pencurian? Pastikan semua perangkat kamu memiliki perlindungan maksimal yang dapat memberikan peringatan tentang pencurian identitas dan kebocoran data.
-
Apa yang diminta DPR terkait keamanan data NIK? Lebih lanjut, Sahroni pun turut meminta pihak Polri bekerja sama dengan Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memperketat keamanan dan akses penggunaan data tersebut.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Bagaimana DPR ingin agar sistem single data aman? Dirinya khawatir, di era digital seperti ini, sistem single data justru bisa dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kejahatan.
-
Bagaimana DPR ingin cegah pelecehan? 'KemenPAN-RB harus segera membuat aturan spesifik demi menghadirkan ruang kerja yang aman bagi para ASN. Aturan-aturan ini penting agar pelecehan yang sebelumnya seringkali dianggap lazim, bisa diberantas dan dicegah. Kita tidak mau lagi ada ruang abu-abu dalam kasus pelecehan ini,' ujar Sahroni dalam keterangan, Senin (25/3).
-
Siapa yang diduga sebagai sumber kebocoran data PDN? 'Kpd Yth @meutya_hafid pimpinan Komisi 1 DPR, kami mendapatkan data telak nan luar biasa bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022. Nama'y: Dicky Prasetya Atmaja. Dia bekerja di LintasArta. Dialah saksi mahkota, kok bisa? Thread! (``,)' tulisnya.
Jazuli berharap pemerintah dan DPR menemui titik temu satu hal yang belum disepakati terkait RUU PDP. Satu poin yang belum disepakati adalah pembentukan lembaga pengawas.
Komisi I DPR RI ingin pengawas independen bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tetapi Kementerian Kominfo menginginkan lembaga itu di bawah kementeriannya.
"kita harus cari titik temunya, apakah nanti badan ini juga merepresentasikan, umpamanya dari DPR atau dari masyarakat, kan bisa gitu supaya lebih objektif. Buat kami di DPR cuma satu, meminta objektivitas dalam pengawasan, karena nanti nanti ada pengawas tapi tidak memilikikewenangan dan objektivitas itu nanti percuma juga pengawas itu," jelas Jazuli.
Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menyayangkan kejadian kebocoran data sering kali terjadi. Jazuli mengatakan, akan meminta Kemkominfo untuk menyelidiki siapa yang menyebabkan kebocoran tersebut. Badan Siber Sandi Negara (BSSN) juga diminta membantu mencari tahu penyebab kebocoran data eHAC.
"Kebocoran kan pasti ketahuan dong, kalau siber masa nggak ketahuan siber dari mana. Saya kira ini harus dikejar nggak boleh nggak. Jangan gara-gara UU PDP belum selesai lalu ini dijadikan alasan. Kan ada perangkat hukum lain," ujarnya.
Diberitakan, peneliti dari vpnMentor baru saja mengungkap adanya dugaan kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC atau Electronic Health Alert Card. Sebagai informasi, eHAC merupakan aplikasi yang dibutuhkan untuk melakukan verifikasi penumpang selama bepergian.
Dikutip dari ZDNet, Selasa (31/8/2021), temuan ini dilakukan oleh peneliti dari vpnMentor yang dipimpin oleh Noam Rotem dan Ran Locar. Dalam temuannya, vpnMentor menyebut eHAC tidak menggunakan protokol privasi yang baik, sehingga data sensitif dari lebih sejuta orang terekspos di open server.
Adapun Noam dan Ran mengatakan, temuan mengenai dugaan kebocoran data eHAC ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mengurangi jumlah kebocoran data dari situs web maupun aplikasi di seluruh dunia.
"Tim kami menemukan catatan eHAC tanpa hambatan berarti, karena kurangnya protokol yang diterapkan oleh pengembang aplikasi. Setelah menyelidiki database dan memastikannya asli, kami menghubungi Kementerian Kesehatan Indonesia dan memberitahu temuan kami," tulis tim peneliti vpnMentor.
Namun setelah beberapa hari, tidak ada tanggapan mengenai temuan tersebut. Karenanya, vpnMentor lantas menghubungi pihak lain, seperti Indonesia's Computer Emergency Response Team dan Google sebagai penyedia hosting eHAC. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UU PDP ini mengamanatkan kepada Presiden untuk membentuk Lembaga Penyelenggara PDP seperti yang tertera pada pasal 58 sampai dengan pasal 61.
Baca SelengkapnyaWamenkominfo Nezar Patria membeberkan target selesainya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perlindungan Data Pribadi ini.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR RI RI Sukamta kembali mempertanyakan mengenai hal ini karena Pemerintah belum juga memberi jawaban yang pasti.
Baca SelengkapnyaKominfo dan BSSN dituding lalai terkait hal ini. Berikut selengkapnya
Baca SelengkapnyaData log access dalam 6 tahun terakhir menunjukkan tidak adanya indikasi yang mengarah kepada kebocoran data langsung dari sistem informasi DJP.
Baca SelengkapnyaKebocoran data pemilih pasca aksi peretasan website KPU baru sebatas indikasi.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto mengaku sudah menganalisis data NPWP yang diduga bocor.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5 miliar
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kembali terjadinya peretasan data negara membuat kebutuhan adanya Angkatan Siber.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menjamin lembaga yang diamanatkan dalam UU PDP segera terbentuk sebelum pergantian pemerintahan.
Baca Selengkapnyaenko Polhukam Hadi mengatakan menurut analisa BSSN, ada sebagian data yang bocor, tidak sesuai dengan data asli
Baca SelengkapnyaKPU diminta segera memperbaiki masalah tersebut. Dampaknya dapat menimbulkan sentimen negatif.
Baca Selengkapnya