Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn
Merdeka.com - Debat Kedua Capres 2019 yang digelar Minggu (17/2) berlangsung lebih menarik dibandingkan debat perdana. Kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup. Kedua capres mendapat sentimen positif dan negatif dari netizen di dunia maya. Siapa yang lebih unggul?
PoliticaWave yang memantau percakapan warganet selama debat berlangsung menemukan hasil, Jokowi mendapat respon paling positif dan menang di semua segmen dibandingkan Prabowo. Sepanjang hari Debat ada 2 hashtag utama, yaitu #DebatPintarJokowi dan #PrabowoMenangDebat.
Head of Analytics PoliticaWave Nadia Shabilla melalui siaran persnya menyatakan, dari hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, debat kedua dimenangkan oleh Jokowi.
-
Tema debat capres pertama? 1. Tema debat pertama (Capres)Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga.
-
Apa tema debat cawapres? Adapun tema debat kedua yang akan disampaikan cawapres meliputi ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur dan perkotaan.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Apa tema debat capres? Debat kali ini hanya diperuntukkan bagi capres dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
-
Kapan debat cawapres berlangsung? Diketahui, Jumat (22/12) malam ini akan menjadi panggung untuk debat cawapres.
Baca berita Prabowo Subianto di Liputan6.com
Dia memaparkan, terdapat 53,39% netizen membicarakan tentang Jokowi, sedangkan Prabowo 46,61%. "Jokowi selaku petahana sentimennya jauh lebih positif daripada Prabowo, bahkan Prabowo mendapatkan sentiment negatif dari netizen. Jokowi mendapatkan sentimen positif sebesar 57,51% dan sentimen negatif sebesar 42,49%, sedangkan Prabowo mendapatkan sentimen positif sebesar 29,48% dan sentimen negatif sebesar 70,52%," ujarnya.
PoliticaWave, lanjut Nadia, juga merekam percakapan netizen pada setiap segmen pada debat capres kedua tersebut. Beberapa yang menjadi sentimen positif dari netizen terhadap Jokowi adalah memahami materi yang disampaikan, pemaparan hasil kerja dalam bidang infrastruktur, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, pembebasan lahan dalam membangun infrastruktur menguntungkan masyarakat dan market place online untuk petani.
Sedangkan sentimen negatif terhadap Jokowi terkait soal klaim tidak ada lagi kebakaran hutan, salah data soal konflik agraria, soal janji tidak impor pangan dan dianggap menyerang pribadi Prabowo terkait kepemilikan lahan di Kalimantan dan Aceh.
Sentimen positif dari netizen terhadap Prabowo adalah Capres 02 itu dianggap gagah dan tepat waktu dalam menyampaikan materi debat. Demikian juga pernyataan soal membangun untuk rakyat, dan infrastruktur untuk menambah kekuatan ekonomi. Prabowo juga mendapat apresiasi positif netizen karena menghargai hasil kerja Jokowi.
Sementara sentimen negatif terhadap prabowo adalah ketidaktahuannya soal unicorn saat ditanya Jokowi, BUMN khusus perikanan yang ternyata sudah ada, tidak paham soal lingkungan hidup, kritikan yang kurang data, dan terlalu banyak mengapresiasi Jokowi dalam debat.
Dari hasil analisa di atas, kata Nadia, dapat kita simpulkan bahwa Jokowi unggul di semua segmen, baik dari jumlah percakapan maupun dari sentimen percakapan.
"Isu-isu positif terkait Jokowi disebabkan oleh hal-hal yang substansial terkait tema Debat, seperti pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas, sanksi kepada perusahaan yang melanggar lingkungan hidup, penindakan illegal fishing, pembagian lahan konsensi kepada rakyat dan penurunan impor jagung," jelasnya.
Isu negatifnya terkait janji impor, klarifikasi soal kebakaran hutan dan konflik agraria. "Sementara Prabowo, selain mengkritik kebijakan Jokowi, netizen menganggap sering salah atau kurang dalam memaparkan data. Sebagai penantang, Prabowo dianggap kurang terlalu tajam dan bahkan sering menyetujui pernyataan Jokowi. Puncaknya adalah terkait luasnya penguasaan lahan Prabowo dan kurang mengerti mengenai Unicorn," pungkas Nadia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo juga mengungkapkan banyak keanehan ditemukan dari paslon lawan
Baca SelengkapnyaKaesang bersyukur acara debat ketiga Pilpres dalam berjalan dengan lancar.
Baca SelengkapnyaDirektur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang memaparkan analisis debat capres perdana digelar KPU pada Selasa lalu.
Baca SelengkapnyaDebat perdana calon presiden berjalan panas, Selasa (12/12) kemarin. Antar calon saling mengkritik satu sama lain
Baca SelengkapnyaPrabowo merasa disudutkan karena tidak memiliki banyak waktu untuk membuka data sebenarnya
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kedua
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, pihak tersebut berbicara tanpa data dan tidak sesuai dengan realita.
Baca SelengkapnyaDirektur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang memaparkan analisis debat capres perdana digelar KPU pada Selasa lalu.
Baca SelengkapnyaDebat akan berlangsung selama enam segmen dengan total durasi yaitu 120 menit.
Baca SelengkapnyaSisi negatifnya, Prabowo banyak dikritik karena mudah terpancing
Baca Selengkapnya"Narasi yang disampaikan oleh paslon yang lain menurut saya mereka datanya banyak yang salah, keliru," tutur Prabowo.
Baca Selengkapnya"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti, Pak Jokowi adalah patriot," kata Prabowo.
Baca Selengkapnya