Demi Golkar ikut Pilkada, Ical dan Agung Laksono islah setengah hati
Merdeka.com - Wakil Presiden yang juga tokoh senior Golkar Jusuf Kalla (JK) turun gunung tengahi kisruh yang terjadi di internal partai berlambang pohon beringin itu. JK bahkan telah melakukan pertemuan dengan dua kubu yang berseteru antara Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono.
Kedua kubu punya niatan yang sama yakni rekonsiliasi dalam rangka menghadapi pilkada yang prosesnya dimulai sejak akhir Juli. Namun, islah ini rupanya tidak benar-benar bikin Golkar bersatu.
Kedua kubu sama-sama keras menyatakan paling berhak atas kepengurusan Golkar. Baik Ical maupun Agung Laksono tegas bahwa proses hukum yang sedang berjalan di PTUN dan pengadilan negeri Jakarta tetap berlanjut.
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Kenapa pilkada serentak diadakan di hari dan tanggal yang sama? Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kecurangan dalam proses pemilihan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh calon dan pemilih di seluruh Indonesia.
-
Bagaimana Golkar dapat mengonsolidasikan suara? “Rata-rata kami mempunyai 5 juta kader, jadi kalau dikalikan 10 saja, bisa menghitung, paling tidak ada 50 juta suara yang bisa kami konsolidasikan dari Hasta Karya ini,“ Diketahui, Partai Golkar memiliki sepuluh ormas.
-
Apa tujuan utama Partai Golkar saat ini? Kata dia, seluruh kader agar fokus terhadap kemenangan tersebut, dan mengabaikan isu perlunya Munaslub Partai Golkar yang dimunculkan pihak-pihak tertentu.
-
Kapan Golkar akan bergerak? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Kapan Pilkada serentak pertama? Pilkada serentak pertama kali digelar pada tahun 2015 lalu.
Ical dan Agung sama-sama setengah hati ingin islah. Hal ini dilakukan hanya agar Golkar bisa ikut pilkada. Karena jika tidak islah, KPU tak bisa mengikut sertakan parpol yang bersengketa sesuai aturan PKPU.
Berikut cerita islah setengah hati Golkar selengkapnya dihimpun merdeka.com, Senin (25/5):
Agung hanya ingin islah terbatas dengan Ical
Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono mengatakan, islah yang dibicarakan hanya terkait dengan pilkada saja, agar Golkar bisa ikut. Untuk kepengurusan menurut dia tidak ada kata islah, pihaknya tetap mengambil jalur hukum di pengadilan yang saat ini masih dalam proses."Islah terbatas saja, dalam rangka memastikan Partai Golkar bisa ikut Pemilukada 9 Desember 2015 ini. Kita sedang mengupayakan bagaimana memastikan Partai Golkar, dengan kader-kader-nya yang mau jadi calon gubernur, calon bupati, maupun walikota. Itu saja. Adapun mengenai kepengurusan itu tetap jalur hukum," kata Agung Laksono di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (24/5).Agung menegaskan, meski sedang ada upaya rekonsiliasi, jalur hukum tetap berjalan. Bahkan menurut dia, kalau perlu sampai tingkat Mahkamah Agung (MA) untuk memutuskan siapa yang paling berhak pimpin Golkar sesuai dengan putusan inkracht pengadilan."Jadi naik banding itu tetap berjalan, kalau perlu kasasi, jadi tidak benar kalau hal itu mengubah rencana seperti semula karena akta banding sudah ada, tinggal Senin ini kita ajukan. Kemudian juga Menkum HAM, hal yang sama. Sikap kita tetap, DPP hasil Munas Ancol tetap mengajukan banding," tegas dia.Seperti diketahui, JK turun langsung untuk menengahi kisruh Partai Golkar. JK bahkan sudah bertemu dengan kedua kubu yakni Ical dan Agung Laksono untuk bicarakan rekonsiliasi ini.
Agung klaim berhak tanda tangan di KPU
Komisi Pemilihan Umum (KPU) butuh tanda tangan ketua umum untuk partai politik yang menunjuk calon kepala daerah dalam pilkada. Dalam hal ini, Ketua Umum Golkar munas Ancol, Agung Laksono mengaku yang paling berhak kasih tanda tangan ke KPU untuk pilkada.Meskipun kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono sedang mengupayakan islah terbatas khusus untuk menghadapi pilkada ini. Namun soal administrasi, Agung Laksono menyatakan, kubu Munas Ancol berhak karena sudah disahkan oleh Kemenkum HAM."Tentu saja yang disahkan oleh KPU," kata Agung Laksono di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Minggu (24/5)."Jadi Pak Agung yang akan tanda tangan?" tanya wartawan."Ya tentu saja, karena kami memegang SK Menkum HAM," jawab Agung lagi.Sementara soal siapa yang berhak memilih calon kepada daerah untuk diusung di pilkada, Agung menyatakan hal itu menggunakan metode survei. Menurut dia, tidak ada perwakilan kubu atau berdasarkan kedekatan dalam memilih calon kepala daerah nantinya."Tapi lebih kepada hasil survei," ujar dia.Seperti diketahui, Golkar terancam tidak bisa ikut pilkada karena dualisme kepengurusan ini. Untuk menengahi kasus ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga tokoh senior Golkar turun gunung menjadi mediator dengan mengupayakan islah.
Calon kepala daerah dipilih survei
Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono mengatakan, dalam menghadapi Pilkada serentak pada Desember 2015, Golkar tidak mengenal adanya dualisme kepemimpinan. Diketahui, sampai saat ini partai berlambang pohon beringin ini masih terlibat perseteruan antara kubu Agung dan kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang masing-masing mengklaim sebagai pihak yang sah dalam kepengurusan."Kan satu nanti, tidak mengenal kubu AL atau ARB, tapi kubu Golkar," kata Agung saat menghadiri Musyawarah Daerah (MUSDA) se- Jakarta, di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (24/5).Agung menjelaskan, ada pun persyaratan kader partai yang maju dalam pemilu kepala daerah, pihaknya tidak mengedepankan faktor kedekatan atau pun kekerabatan. Namun dengan cara melibatkan pihak ketiga, yakni survei."Tapi lebih kepada hasil survei," ujarnya.Seperti diketahui, Golkar terancam tidak bisa ikut pilkada karena dualisme kepengurusan ini. Untuk menengahi kasus ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga tokoh senior Golkar turun gunung mengupayakan islah.
Kubu Ical tetap serang Agung Laksono cs
Bendum Golkar kubu Ical menjelaskan bahwa pertemuan antara Ical dan JK berjalan baik. Dia berharap, turun gunungnya JK bisa membuat Golkar semakin baik.Karena itu, Bambang minta kubu Agung cs mengalah demi kepentingan partai. Apalagi munas yang dilakukan di Ancol disebut sebagai munas abal-abal."Saya optimis kalau kubu Ancol tdk memaksakan kehendak dan menyadari kekeliruannya selama ini hanya diajadikan kuda troya utk menghancurkan golkar dari dalam oleh pihak ketiga yang ingin menang besar dalam pilkada serentak, maka Golkar akan kembali bersatu," kata Bambang."Namun kalau tetap tidak punya malu karena telah merekayasa munas dan tidak sadar dimanfaatkan pihak ketiga dengan iming-iming kekuasaan ya, sulit untuk bersatu," tambah dia.Saat ini pihaknya hanya sedang menunggu Agung cs sadar dan kembali ke jalan yang benar. Sebab, lanjut dia, SK Menkumm HAM sudah dibatalkan oleh pengadilan dan tidak diakui oleh KPU."Sekali lagi kami tegaskan, bahwa kita sih saat ini santai-santai saja. Dia mau akui atau tidak hasil PTUN, itu urusan dia. Kita tetap maju terus dan revisi UU Pilkada sudah berjalan di DPR. Kita tunggu saja. Saya yakin, kebohongan dan rekayasa yang mereka bangun dalam munas jadi-jadian di Ancol tidak bisa mengalahkan kebenaran," tegas dia."Kita lihat saja nanti, siapa yang bakal mendapat salam gigit jari. Munas Ancol yang abal-abal itu atau munas Bali yang sah secara UU dan ketentuan partai," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya Wakil Ketua Golkar Gowa, Andi Muh Ishak menegaskan dukungan kepada Anies-Cak Imin bukan paksaan, tetapi dari hati nurani
Baca SelengkapnyaPeluang koalisi Partai Golkar dengan PDIP di Pilkada Banten semakin terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaGolkar telah melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Gerindra sudah lebih lama daripada penjajakan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaSecara mendadak Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan ke Prabowo
Baca SelengkapnyaPertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal yang positif menuju Pilgub DKI yang berlangsung November mendatang.
Baca Selengkapnyamerupakan tokoh senior dan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang sosoknya harus dihormati.
Baca SelengkapnyaMeski mengaku prihatin dengan keputusan tersebut, Aburizal Bakrie mengatakan tetap memahami posisi Airlangga.
Baca SelengkapnyaIdrus menjadi saksi ketika pertemuan saat open house di kediaman Rosan, pada Kamis (11/4) itu.
Baca SelengkapnyaSaat ditanya, apakah lebih berpeluang berkoalisi atau bertarung di Pilgub DKI Jakarta nanti, Zaki mengatakan bahwa kemungkinan akan berkoalisi dengan PSI.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bicara potensi koalisi dengan Partai Gerindra di Pilgub DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui siapa pasangan yang akan diusung KIM di Pilgub Banten.
Baca SelengkapnyaUntuk sosok yang akan diusung di Pilkada Jawa Barat juga akan diumumkan bersama pasangannya.
Baca Selengkapnya