Demo-demo ini muncul setelah Jokowi resmi nyapres
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) kini kian santer diperbincangkan publik. Jokowi akhirnya resmi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) dari PDIP pada Pilpres 2014.
Beberapa masyarakat tak kaget dengan keputusan Jokowi itu. Sebab banyak masyarakat yang mengelu-elukan Jokowi agar naik jabatan di atas gubernur untuk lebih bisa menyelesaikan Jakarta. Namun setelah nyapres, justru banyak orang yang mencibir. Mereka menolak Jokowi nyapres. Cara penolakannya pun beragam, salah satunya dengan melakukan aksi demonstrasi.
Berikut beberapa demonstrasi yang muncul di Jakarta setelah Jokowi resmi menjadi capres:
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Forum Pemuda Betawi anggap Jokowi maruk jabatan
Ketua Umum Forum Pemuda Betawi, Rachmat HS, bersama kelompok masyarakat Betawi lainnya menganggap Jokowi 'maruk' kekuasaan. Menurut mereka bila Jokowi melenggang ke Istana, sudah pasti banyak masyarakat Jakarta ditinggalkan."Kami ingin karakter pemimpin yang tidak maruk jabatan, yang mencari-cari jabatan, sementara rakyatnya ditinggal, dan ini persoalan masyarakat Jakarta khususnya Betawi. Jokowi ternyata akan maju jadi capres. Isu persoalan Jakarta, sudah pasti ditinggalkan Jokowi," kata Ketua Umum Forum Pemuda Betawi, Rachmat HS saat jumpa pers di Thamrin City, Jakarta, Minggu (16/3).Rachmat menambahkan, sebaiknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Jokowi sebelum naik kursi kepresidenan. Khususnya persoalan korupsi dugaan kasus pengadaan bus Transjakarta."KPK harus berani periksa Jokowi, bersih atau tidak. Karena ini penting sehubungan menjadi calon presiden. Karena ini penting, takutnya dia terlibat (kasus korupsi). Oleh karena itu kami berharap KPK periksa jokowi untuk mengetes apakah terlibat atau tidak. Khususnya persoalan Transjakarta," ungkapnya.
Ibu-ibu di Depok dibayar Rp 100.000 tolak Jokowi nyapres
Bertempat di lapangan Perumahan Depok Jaya Agung, Kota Depok, para ibu-ibu juga melakukan demo menolak pencapresan Jokowi. Salah seorang pendemo, Siti Marliah mengaku kecewa atas keputusan mantan Wali Kota Solo itu. Alasannya, dia takut kalau nanti anaknya kerja di Jakarta jadi susah."Kami takut kalau anak kami kerja di Jakarta jadi susah. Karena macet dan banjir belum beres semuanya," kata Siti di Depok, Selasa (18/3).Siti mengaku sebenarnya bangga pada Jokowi, namun dia mengharapkan orang nomor 1 di Jakarta itu menyelesaikan tanggung jawabnya hingga selesai. "Urus Jakarta dulu saja. Nanti saja jadi presidennya," ungkapnya.Sebelumnya, puluhan Ibu membawa alat masak seperti, panci dan penggorengan sebagai bentuk penolakan Jokowi nyapres . Mereka membentangkan spanduk dan poster bertuliskan 'Pak Jokowi kami kecewa belom jadi presiden udah bohongin rakyat'.Mereka mengaku ini merupakan aksi solidaritas dari ibu-ibu PKK dan pengajian. Namun, ketika ditelisik lebih jauh, ada uang di balik aksi ini. Setidaknya, tiap pendemo dijanjikan mendapat uang Rp 100 ribu."Ya ga pentingin demonya, namanya aku sudah tua, ada duit aku datang," ujar Suparmi, pendemo yang lain.
HMI anggap Jokowi lari dari kasus bus baru Jakarta rusak
Belasan mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Raya menggeruduk kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Balaikota, Jakarta Pusat. Mahasiswa tersebut meminta Jokowi bertanggung jawab atas kasus pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB)."Kami dari HMI cabang Jakarta Raya, meminta Jokowi untuk tidak lari dalam kasus pengadaan bus transjakarta dan BKTB," kata Koordinator Aksi Arief Wicaksana, Selasa (18/3).Mahasiswa tersebut awalnya masuk ke dalam lingkungan Balaikota. Tetapi, berhasil dikeluarkan dengan paksa polisi dan pengamanan dalam (Pamdal) Pemprov DKI Jakarta hingga ke Jalan Medan Merdeka Selatan. Mahasiswa tersebut mencoba melakukan perlawanan setelah diseret paksa. Namun, jumlah yang sangat sedikit membuat perlawanan tersebut tidak berarti.Para mahasiswa meminta Jokowi untuk tidak lari dari tanggung jawabnya sebagai pimpinan di Pemprov DKI Jakarta yang melakukan pengadaan bus Transjakarta dan BKTB. Kasus tersebut hingga saat ini masih ditangani Kejaksaan Agung."Kami meminta Jokowi untuk tidak lari dalam kasus pengadaan bus Transjakarta dan BKTB. Kami tidak akan memilih Jokowi apabila masalah-masalah di DKI Jakarta belum terselesaikan," ujarnya.
Anak SMP pun protes Jokowi nyapres
Putri Anggraeni, siswi SMP Negeri 223 Pasar Rebo, Jakarta Timur, tiba-tiba menghampiri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di tengah kerumunan siswa yang ingin bersalaman dengan mantan wali kota Solo itu. Saat itu, Jokowi tengah memantau penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP tersebut.Putri menyampaikan aspirasinya agar Jokowi tidak maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun ini. "Pak Jokowi, kalau bisa bapak jangan mencalonkan diri dulu sebagai presiden. Urusan di Jakarta kan masih banyak pak, bapak kan orang yang merakyat, gak banyak pemimpin seperti bapak," ujar siswa SMP kelas 8 tersebut, Selasa (18/3).Menurut Putri, Jokowi merupakan sosok yang sederhana dan bisa terjun ke lapangan untuk melihat masalah-masalah yang ada di Jakarta. Putri berharap Jokowi menyelesaikan tugasnya di Jakarta selama 5 tahun."Ya kan Jakarta masih banjir Pak, di mana-mana masih banjir. Bapak orang yang merakyat, kan sayang kalau jadi gubernurnya cuma sebentar," kata Putri.Mendengar pernyataan tersebut, Jokowi hanya tersenyum. Kemudian, politisi PDIP tersebut mengaku pencapresan dirinya bukan urusan anak-anak kecil tetapi urusan anak dewasa."Anak kecil jangan diikut-ikutan, ini urusan KJP, bukan urusan pencapresan," kata Jokowi sambil tersenyum.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.
Baca SelengkapnyaAnies mendapat desakan tajam dari salah seorang mahasiswa hingga disebut banyak janji.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, demonstran menggantung boneka yang mengenakan topeng mirip Jokowi.
Baca SelengkapnyaAktivis, mahasiswa, hingga publik figure melakukan aksi unjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di Gedung DPR-MPR Jakarta, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaKepulangan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana ke kampung halaman Solo, mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat maupun relawan.
Baca SelengkapnyaNana keluar dari pintu Istana Negara pukul 09.20 WIB, usai bertemu Jokowi.
Baca SelengkapnyaMahfud melihat hal itu terjadi karena sejumlah langkah Jokowi banyak dikritik oleh publik.
Baca Selengkapnya