Demokrat: 2024 Masih Lama, PDIP dan Gerindra Sudah Mulai Genderang Bersatu
Merdeka.com - Partai Demokrat mengendus rencana membangun kekuatan politik besar antara PDIP dan Partai Gerindra. Hal itu tampak dari pertarungan politik pemilihan Wagub DKI di DPRD Jakarta.
Politikus Demokrat Andi Arief menyayangkan hal itu. Apalagi, membangun kekuatan itu di tengah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDIP masih berkuasa. Hal tersebut dinilai tidak etis.
"Tahun 2024 masih lama. Tapi PDIP dan Gerindra memulai genderang bersatu dari sekarang. Itu hal biasa, meski tak elok Pak Jokowi kekuasaannya berusia muda di jabatan ke dua. Perang pertama dimulai pemilihan cawagub DKI. Tidak mungkin Demokrat mendukung koalisi Gerindra dan PDIP," kata Andi kepada wartawan, Jumat (28/2).
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Sekali lagi, Andi menegaskan, Demokrat tidak ada mau bergabung dengan koalisi Gerindra dan PDIP yang telah memulai membangun kekuatan dari sekarang. Alasannya, Hal itu menutup peluang Demokrat.
"Koalisi itu akan menutup peluang Demokrat enggak mungkin kita dukung. Koalisi itu akan menjadi lawan permanen Demokrat sampai 2024," tegas Andi.
Menurut Andi, Demokrat akan menjegal jalan koalisi PDIP dan Gerindra. Salah satunya dengan membangun kekuatan politik dengan parpol lain juga.
"Akan bekerjasama dengan partai-partai lain di luar dua partai itu," tambah dia.
Diketahui, PDIP dan Gerindra memang terlihat makin mesra. Hal ini dimulai sejak Prabowo Subianto memutuskan bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Kemesraan keduanya ditambah dengan persiapan Pilkada 2020. Di Depok misalnya, Gerindra dan PDIP putuskan berkoalisi, meninggalkan PKS yang incumbent. Pilkada Solo dan Medan, juga menunjukan gelagat Gerindra dan PDIP bakal bersatu. Kedua putra Jokowi, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution yang hendak maju telah didukung informal oleh Gerindra.
Ditambah lagi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang kerap kali menyapa dan meledek Ketum Gerindra Prabowo Subianto dalam setiap pidato yang dihadiri para ketum parpol atau menteri. Hal ini menambah kedekatan PDIP dan Gerindra.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk itu, dia menilai lebih Ganjar mengalah mundur sebagai capres dan bergabung dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPDIP berdalih menjaga stabilitas politik jauh lebih dikedepankan daripada manuver politik
Baca SelengkapnyaPSI Mesra dengan Prabowo, Senior PDIP Dengar Ada Perpecahan Internal
Baca SelengkapnyaFaldo meyakini Adian juga pernah berbeda pendapat dengan pimpinan partainya.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, meski beda pilihan koalisi, berbeda sosok yang diusung bukan berarti komunikasi tidak dilakukan.
Baca SelengkapnyaHal itu ditegaskan Aria Bima menjawab klaim Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bahwa Presiden Jokowi kini sudah bergabung dengan partainya.
Baca SelengkapnyaAndreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
Baca SelengkapnyaPolitikus senior PDIP Deddy Sitorus menanggapi manuver polisik PSI.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu Demokrat Andi Arief memberikan kode atas ajakan tersebut jika Kantor PDIP dan Kantor PPP dekat dengan Kantor Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, meminta publik tidak menyimpulkan pertemuan antara Megawati dengan Prabowo sebagai pertanda PDIP telah melunak.
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca Selengkapnya