Demokrat dan AHY Dikritik, SBY Diingatkan Tak Perlu 'Baper'
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) keluhkan perundungan atau bully di media sosial usai pertemuan Presiden Jokowi dengan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Keluhan SBY itu justru mendapatkan kritik dari politisi parpol pendukung Jokowi maupun Prabowo.
Wasekjen Hanura Tridianto menilai, di alam demokrasi mestinya tak perlu mengeluh saat mendapatkan kritik. Dia menilai, sejak dulu SBY selalu memainkan peran 'playing victim'.
"Itu memang gaya Pak SBY. Bikin kesan seolah-olah dizalimi. Kalau ada politisi atau partai dikritik itu kan biasa saja," jelas Tri kepada wartawan, Rabu (29/5).
-
Siapa yang membully AY? Peristiwa itu terekam video dari ponsel salah satu rekan korban. Alhasil, video berdurasi 3 menit menyebar luas di media sosial.Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana pelaku bully AY? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
Tri pun menilai, seharusnya SBY dan Demokrat menanggapi dengan santai kritikan dari siapapun, usai pertemuan Jokowi dan AHY. Lebih baik, dijawab dengan elegan.
"Jadi politisi itu jangan baper, jangan dikit-dikit mengeluh. Dikritik ya dijawab saja. Dijelaskan atau diklarifikasi. Kalau perlu diajak debat. Kok ini malah mengeluh," kata mantan Ketua DPC Demokrat Cilacap tersebut.
Sebelumnya, keluhan SBY ini juga dikritik oleh Wakil Ketum Gerindra, Fadli Zon. Fadli meminta SBY tak perlu terlalu menanggapi kritikan.
"Jadi enggak usah baper lah kalau dibully itu. Pasti siapapun, saya tiap hari dibully santai aja, enggak ada tuh saya baper-baperan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Dia menilai wajar, jika dalam mengambil keputusan politisi dibully. Sehingga dia menyarankan SBY untuk tidak menanggapi berlebihan.
"Yang tidak suka pasti membully yang suka pasti menerima, mungkin memuji, saya kira biasa lah, hidup itu begitu. Nabi-nabi saja begitu, ada yang suka ada yg tidak suka," ungkapnya.
SBY mengatakan, setelah pertemuan tersebut, AHY dan Partai Demokrat dibully habis-habisan. Namun Demokrat kata dia tetap kuat. Dan sudah tahu siapa yang terus menyerang mereka.
"Sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal. Di situ perbedaan kita dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01," kata SBY.
Dia pun mempersilakan siapa saja yang tidak suka dengan pertemuan tersebut. Tapi dia menegaskan Demokrat tidak harus mengikuti.
"Barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan selamanya. Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan utnuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun setelah selesai ya selesai," lanjut SBY.
Dia pun menegaskan, dalam Pilpres pun tetap bersahabat. Walaupun kalah ataupun menang. Terlihat, SBY sering bertemu dengan tokoh-tokoh yang sebelumnya berkompetisi.
"Dalam Pilpres 2004, Pilpres 2009, sekarang saya tetap bersahabat dengan beliau semua. Sering bertemu di banyak forum. Kalau kemarin saya di Jakarta dan diundang Jokowi, saya pasti datang. Sama seperti Megawati dan Habibie," kata SBY. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) pada hari Rabu (21/02) lalu
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaDia pun mengingatkan agar Partai Demokrat paham akan soal etika politik.
Baca SelengkapnyaSBY menegur kadernya, karena mengobrol ketika konsolidasi Partai Demokrat di Sragen
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat sedang dibuat meradang akibat ulah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Baca SelengkapnyaMuncul spekulasi tentang kemungkinan Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri dalam Reshuffle tahap akhir pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca Selengkapnya