Demokrat: Di Bawah Ibas, Kami Sejak Awal Terjun Langsung Bantu Rakyat Susah
Merdeka.com - Anggota DPR Fraksi Demokrat Marwan Cik Asan membela Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang mendapat kritikan balik dari sejumlah pihak lantaran khawatir RI gagal dalam menangani pandemi Covid-19.
Marwan meminta publik atau sejumlah orang yang nyinyir atas pernyataan Ibas dapat bersikap adil. Dia membela Ibas yang digambarkan tidak berbuat apa-apa dalam kaitan dengan penanganan Covid-19.
Ibas sebelumnya menyatakan Covid-19 makin 'mengganas'. Dia khawatir RI disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Kenapa Indef khawatir dengan BPN? 'Dugaan saya ini yang akan terjadi pada Badan Penerimaam Negara, satu hingga dua tahun, bagaimana koordinasi, bagaimana membuat SOP yang bagus,' kata Eko. 'Namun sampai hari ini kasus tidak terselesaikan dari asuransi bahkan perbankan. Memang problem kelembagaan ya ketika kelembagaan diubah bukan otomatis yang menghasilkan angka-angka yang fantastis di tax ratio,' terang Eko.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang bisa gagal? Mereka yang berani gagal total dapat mencapai banyak hal.
-
Siapa yang mengungkapkan kekhawatiran soal demokrasi di Indonesia? Sama halnya dengan Omi, Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengaku dengan situasi terkini yang menyebut demokrasi Indonesia sedang diontang-anting. Ia mengatakan bahwa sesuai temuan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) diduga ada intervensi dari lembaga eksekutif ke lembaga yudikatif.
"Jangan karena berseberangan, atau tidak suka, lalu kehilangan sikap fair, sikap adil. Mengapa? Karena di bawah Mas Ibas, fraksi kami sejak awal sudah terjun langsung membantu rakyat yang kesusahan. Kami berpartisipasi, membantu pemerintah dengan cara kami, bukan hanya mengkritik," kata Marwan, Kamis (8/7).
Dia menuturkan, sejak awal Maret 2020 Partai Demokrat sudah menggulirkan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona. Kegiatan ini pun dijalankan seluruh kader secara secara intensif, masif dan terkoordinasi, termasuk para kader di DPR yang dipimpin Ibas.
"Sejak itu pula, Mas Ibas menginstruksikan kepada seluruh anggota FPD untuk turut menghidupkan gerakan melawan Covid-19 secara ikhlas. Bisa dicek jejak digitalnya, teman-teman Demokrat di DPR langsung terjun ke masyarakat, baik di masa reses maupun tidak untuk turut meringankan beban masyarakat," papar Sekretaris Fraksi Demokrat itu.
Marwan menjelaskan, Ibas memang menyatakan bahwa pemerintah terlihat 'tidak berdaya' menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Salah satu indikasinya, tabung oksigen sulit didapat.
Kata dia, pernyataan ini ditangkap sejumlah orang dan disebarkan di media sosial dengan narasi seolah-olah Ibas hanya mengkritik dan tidak berbuah apa-apa dalam soal Covid-19.
"Itu kan respons yang aneh. Secara resmi, penanganan pandemi itu tugas pemerintah. Tapi ini juga tanggungjawab bersama. Makanya, Mas Ibas tidak hanya mengomando kami untuk membantu masyarakat, dia sendiri tanpa lelah, dari awal pandemi memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat," kata Marwan.
Dia menegaskan, bahwa tidak perlu pihaknya membeberkan secara rinci bantuan yang sudah diberikan. Terpenting, kepedulian dan aksi langsung itu bisa dipastikan telah dilakukan dan masih berlangsung hingga kini.
"Situasinya memang nyata-nyata darurat, sementara pemerintah tampak kewalahan. Makanya Mas Ibas mengingatkan. Soal apa yang diperbuat, silakan dilacak. Mudah kok, menemukan jejak digital apa yang dilakukan Demokrat baik DPP maupun FPD, bahkan Mas Ibas pribadi. Kami kritik pake argumentasi dan data, Anda jawab asbun, ya repot," kata Marwan.
Marwan menambahkan, Demokrat baik di fraksi maupun kader-kader di berbagai daerah sudah menunjukkan aksinya di lapangan sejak awal pandemi. Aksi yang massif dan terkoordinasi itu terentang dalam berbagai kegiatan mulai dari pembagian sembako, penyemprotan, pembagian alat kesehatan, APD untuk tenaga kesehatan dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Nilai total bantuan yang sudah disalurkan bahkan mencapai 191 miliar lebih.
"Tetapi sudahlah, masak iya sih kita mau hitung-hitung amal. Kan malu. Ini sih cuma ngasih tahu, kalau mau nanggapi kritik itu yang adil, yang fair. Jangan bikin narasi yang hanya menunjukkan seolah-olah Anda antri kritik, atau gak rela pemerintah dikritik," pungkasnya.
Masukan Ibas Jadi Panggilan untuk Pemerintah
Sementara itu, anggota DPR Fraksi Demokrat Didik Mukrianto mendukung kritikan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang mengkritik pemerintah dalam penanganan pandemi. Menurutnya, kritikan Ibas bentuk kepedulian terhadap keselamatan rakyat.
"Bentuk kecintaan, kepekaan dan kekawatiran Mas EBY terhadap keselamatan nyawa warga negara akibat ancaman Covid-19 yang menyebar begitu cepat dan tinggi saat ini di satu sisi, dan ketersediaan fasilitas kesehatan, sarana-prasarana, obat-obatan dan tenaga kesehatan serta korban yang berjatuhan di sisi lain," katanya.
Didik menuturkan, sebagai seorang politisi, Ibas mengingatkan pemerintah tentang bahaya dari Covid-19 ini. Kata dia, pemerintah harus terus berikhtiar dan tidak boleh berhenti untuk menyelamatkan warga negara baik dari sisi ancaman kesehatan maupun dampak lainnya.
Didik mengatakan, bila Covid-19 tidak segera tertangani dan terkendali dampaknya sangat berat dan besar buat negara ini. Segenap sektor kehidupan baik ekonomi, politik, sosial dan pertahanan serta keamanan pasti terdampak. Maka, akan bisa berpotensi mengganggu pengelolaan sebuah bangsa.
"Saya rasa pesan moral yang disampaikan Mas EBY menjadi pengingat pemerintah untuk memastikan bahwa keselamatan warga negara yang utama, Salus Populi Suprema Lex Esto," ucapnya.
"Tentu kita memiliki cara pandang yang sama terkait ini, dan jika kita semua menjalankan ini semua maka solidaritas sosial dan kesetiakawanan sosial adalah menjadi kunci penting bagi setiap warga negara untuk mengambil tanggung jawab membantu pemerintah mengatasi Covid-19 dan membantu masy mengatasi kesulitannya," jelasnya.
Menurutnya, politisi dan wakil rakyat bukan hanya mengaksentuasi situasi dan kondisi bangsa dari ruang rapat saja. Dia bilang, kondisi riil di lapangan, fakta dan kenyataan yang dihadapi masyarakat menjadi faktor utama. Serta, dalam menghadapi persoalan Covid-19 ini juga harus bersama bukan malah basis sektoral.
"Perencanaan yang baik tanpa eksekuasi dan pelaksanaan di lapangan yang baik, tentu ada garis yang terputus, dan itu mutlak tidak boleh terjadi," kata Kepala Departemen Hukum dan HAM DPP Demokrat itu.
Didik menambahkan, realitas yang dihadapi bersama ialah penyebaran Covid-19 demikian cepat dan sangat berbahaya dalam konteks pengelolaan negara jika berkepanjangan. Menurutnya, pemerintah akan menghadapai kesulitan dan berbagai persoalan yang tidak mudah diurai.
"Apa yang disampaikan Mas Ibas didasarkan kepada rasa dan fakta yang dialami oleh masyarakat secara umum. Hal yang paling sederhana dan dihadapi masyarakat adalah keterbatasan fasilitas rumah sakit, sarana-prasarana, langka dan mahalnya obat-obatan dan peralatan lain, dan ini bisa terjadi dimanapun khususnya daerah zona merah," tuturnya.
"Seberapa baik perencanaan dan seberapa serius penanganan yang dilakukan oleh pemerintah, tanpa adanya partisipasi pengawasan masyarakat termasuk yang disampaikan Mas Ibas tidak akam mungkin bisa utuh dan tuntas," sambungnya.
Didik menyebut, sebagai wakil rakyat sudah menjadi kewajiban untuk terus mengingatkan pemerintah agar tepat, cepat dan utuh dalam menangani Covid-19 ini. Sekaligus memastikan agar stabilitas pengelolaan negara ini tetap terjaga dengan baik meski di sisi lain sedang menghadapi pandemi aq dengan berbagai macam bentuk dampaknya.
"Masukan Mas Ibas tersebut bisa menjadi wake up call bagi pemerintah dan kita semua. Harapannya tentu bisa menjadi pemicu bagi segenap stake holders bangsa untuk terus bersatu dan membuat langkah-langkah dan terobosan baru yang lebih cepat dan tepat dalam menghadapi pandemi dengan segala dampaknya ini," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan Cerita Titik Terendah dalam Hidupnya
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur pemerintah bisa mengelola ekonomi pasca pandemi dan kembali normal dalam waktu yang sangat cepat.
Baca SelengkapnyaIbas menyebut, kerukunan merupakan kunci agar lingkungan menjadi aman dan damai.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai tak ada yang salah bila pemerintah memberi izin tambah ke Ormas yang berjasa bagi bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaAnies ingin memerdekakan masyarakat yang saat ini dalam kondisi terhimpit.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaDebat ketiga capres-cawapres akan digelar hari ini di Istora Senayan, Jakarta Pusat
Baca Selengkapnya