Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demokrat, Gerindra, PKS pilih opsi B, kalau voting minta tertutup

Demokrat, Gerindra, PKS pilih opsi B, kalau voting minta tertutup Rapat Paripurna DPR bahas RUU Pilkada. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Fraksi Demokrat di DPR telah menentukan sikap terkait 5 isu krusial dalam RUU Pemilu di rapat paripurna, Kamis (20/7). Partai berlambang Mercy itu memilih opsi paket B.

Paket B isinya sebagai berikut: presidential threshold (0 persen), parliamentary threshold (4 persen), sistem pemilu (terbuka), alokasi kursi (3–10 kursi), metode konversi suara (quota hare).

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Fraksi Partai Demokrat menyatakan persetujuannya terhadap RUU Pemilu dengan memilih opsi B," kata Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Benny K Harman, di ruang rapat paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (20/7).

"Selanjutnya kami serahkan ke rapat paripurna untuk ambil keputusan selanjutnya. Kami usulkan setelah ini rapat lobi musyawarah mufakat dan bila tak sepakat (maka) dengan mekanisme voting," sambung Benny.

Senada dengan Partai Demokrat, Fraksi Gerindra juga tetap konsisten dengan keputusan awal dalam menentukan sikapnya terhadap RUU Pemilu ini.

Politikus Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu, Ahmad Riza Patria, menegaskan pihaknya tetap konsisten mendukung presidential threshold 0 persen. Selain itu, ia juga menginginkan voting dengan mekanisme tertutup apabila jalur musyawarah menemui jalan buntu.

"Gerindra tetap tidak ingin ada presidential threshold. Gerindra berharap voting dilakukan secara tertutup agar semua individu anggota parlemen dapat menyuarakan prinsip sesuai dengan hati nuraninya," kata Riza dalam rapat paripurna.

Riza berujar, pihaknya mendorong semua partai politik membangun bangsa dengan memasukkan norma kepemiluan berlandaskan konstitusi. Dalam hal ini, presidential threshold 20-25 persen dirasa inkonstitusional.

"Jangan kita mengedepankan kepentingan pasangan calon kita. Mengedepankan partai kita tapi kita merampok kedaulatan rakyat. (Jadi) Gerindra tetap tidak ingin ada presidential threshold," terangnya.

Riza melanjutkan, presidential threshold 0 persen ‎sesuai dengan konsep demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi sejati, sambung dia, terlihat dari adanya rakyat yang berdaulat.

Dalam konteks presidential threshold 0 persen, Riza yakin kedaulatan rakyat akan terwujud lantaran semua parpol peserta pemilu dapat mencalonkan jagonya masing-masing.

"Kami ingin mendorong presidential threshold 0 persen," tutup dia.

Fraksi PKS juga sepakat dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Mereka memilih Paket B untuk menentukan sikap dalam RUU Pemilu yang sedang dibahas dalam Rapat Paripurna tersebut.

"PKS meminta agar pimpinan dan kita semuanya memperhatikan terkait pengambilan keputusan, bukan sekedar bicara kalah menang tapi Undang-Undang (UU) yang dibahas ini menjadi UU berkualitas bagi pelaksanaan pemilu mendatang," ujar Anggota Pansus RUU Pemilu dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sutriyono di ruang rapat paripurna.

Dia beranggapan, yang saat ini yang masih krusial dalam pembahasan RUU Pemilu adalah masalah ambang batas presiden. Menurutnya, ambang batas presiden pada Pemilu Serentak pada 2019 mendatang ditiadakan.

"PKS memandang ambang batas Presiden terkait pemilu serentak 2019 perlu ditiadakan. Pertimbangannya ambang batas presiden dalam pelaksanaan pemilu 2019 berlangsung serentak di mana MK telah memutuskan pemilu serentak, oleh karena itu untuk angka threshold tak bisa pakai ambang batas pemilu sebelumnya," sambungnya.

Menurut Sutriyono jika ambang batas presiden ditiadakan memberikan kesempatan luas kepada seluruh rakyat Indonesia menggunakan haknya untuk dipilih sebagai presiden.

"Di samping itu, pengadaan ambang batas presiden membuat pemilu berkeadilan dan membentuk kesetaraan, karena setiap parpol bisa mengajukan capres dan cawapres sendiri. Dengan demikian rakyat akan diuntungkan banyak calon alternatif pemimpin bangsa," pungkasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: PDIP Keras! TB Hasanuddin Sebut Rapat Panja RUU Pilkada Tak Adil dan Putusan Langgar Keputusan MK
VIDEO: PDIP Keras! TB Hasanuddin Sebut Rapat Panja RUU Pilkada Tak Adil dan Putusan Langgar Keputusan MK

Menanggapi hal ini, fraksi PDIP berkomitmen akan terus berjuang dan memastikan demokrasi di Indonesia tetap berjalan

Baca Selengkapnya
DPR Resmi Sahkan Revisi UU IKN
DPR Resmi Sahkan Revisi UU IKN

Fraksi PKS menjadi satu-satunya partainya yang menolak revisi UU IKN.

Baca Selengkapnya
Ikut Vote Setuju di Baleg, Kini PKS 'FOMO' Dukung Pendemo Tolak RUU Pilkada
Ikut Vote Setuju di Baleg, Kini PKS 'FOMO' Dukung Pendemo Tolak RUU Pilkada

PKS menyebut keputusan DPR membatalkan revisi UU Pilkada sesuai dengan suara dan tuntutan rakyat.

Baca Selengkapnya
Gerindra Tidak Tertarik Revisi UU MD3, Tak Masalah PDIP Dapat Ketua DPR
Gerindra Tidak Tertarik Revisi UU MD3, Tak Masalah PDIP Dapat Ketua DPR

Gerindra tidak mendukung wacana revisi Undang-Undang MD3 soal kursi Ketua DPR.

Baca Selengkapnya
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK

Presiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada

Baca Selengkapnya
Bawaslu Wanti-Wanti DPR dan KPU Taati Putusan MK, Segera Sesuaikan UU Pilkada Soal Syarat Pencalonan Kepala Daerah
Bawaslu Wanti-Wanti DPR dan KPU Taati Putusan MK, Segera Sesuaikan UU Pilkada Soal Syarat Pencalonan Kepala Daerah

Bawaslu akan mengawasi dan memastikan akan ikut serta dalam rapat konsultasi terkait pembahasan revisi PKPU 8 Tahun 2024 di DPR.

Baca Selengkapnya
Menebak Arah Politik Demokrat Selanjutnya Dalam Commanders Call
Menebak Arah Politik Demokrat Selanjutnya Dalam Commanders Call

Demokrat sedang berada di persimpangan menentukan langkah politik selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Demokrat Belum Tentukan Sikap soal Wacana Amandemen UUD 1945: Masih Dikaji
Demokrat Belum Tentukan Sikap soal Wacana Amandemen UUD 1945: Masih Dikaji

Sebelumnya, Bamsoet mengklaim semua partai politik telah sepakat untuk melakukan amandemen UUD 1945.

Baca Selengkapnya
PKS soal Hak Angket: Bagus daripada ke MK Ada Paman
PKS soal Hak Angket: Bagus daripada ke MK Ada Paman

Tiga parpol koalisi AMIN menunggu sikap PDIP sebagai partai pengusung Ganjar selaku capres yang menginisiasi hak angket.

Baca Selengkapnya
Palu MK Selamatkan Demokrasi Indonesia
Palu MK Selamatkan Demokrasi Indonesia

MK dianggap menyelamatkan wajah demokrasi Indonesia dengan menolak permohonan PDIP agar sistem pemilu diubah menjadi proporsional tertutup

Baca Selengkapnya
Fraksi di DPRD DKI Bisa Usulkan Nama Pj Gubernur Jakarta
Fraksi di DPRD DKI Bisa Usulkan Nama Pj Gubernur Jakarta

Fraksi parpol disilakan untuk mengusulkan nama pejabat eselon 1 yang dianggap mumpuni memimpin Jakarta sebagai Pj Gubernur.

Baca Selengkapnya
PKB Ungkap Isi Pertemuan dengan Fraksi PDIP, Ini yang Dibahas
PKB Ungkap Isi Pertemuan dengan Fraksi PDIP, Ini yang Dibahas

Isi pertemuan membahas beberapa poin. Termasuk soal RUU Desa.

Baca Selengkapnya