Demokrat: Kepercayaan Publik ke Jokowi Tangani Covid-19 Turun Karena Gagal Fokus
Merdeka.com - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai hasil survei LSI yang menyebut kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo menangani Covid-19 turun karena gagal fokus. Sebabnya panglima perang melawan Covid-19 merupakan orang-orang ekonomi, pendekatan kebijakannya bukan fokus di kesehatan.
"Pemerintah terlalu 'economic minded' menyikapi Covid-19, karena gagal fokus pada gilirannya ekonomi semakin terpukul, kesehatan pun semakin memburuk. Kekecewaan ini yang terekam sebagai ekspresi publik melalui survei LSI," ujar Kamhar kepada wartawan, Selasa (20/7).
Kamhar menilai, survei ini jadi peringatan keras terhadap pemerintahan Jokowi supaya lebih serius menangani Covid-19. Jokowi seharusnya yang turun langsung memimpin penanganan Covid-19 bukan didelegasikan kepada menteri. Apalagi menteri bidang ekonomi seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Padahal, isu kesehatan seharusnya di bawah Menko PMK Muhadjir Effendi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana Jokowi jaga kesehatan? Karena aktivitas sebagai Presiden yang terbilang sangat tinggi, Jokowi selalu menjaga kesehatan dan stamina tubuhnya dengan rutin mengonsumsi jamu. Tri selaku koki andalan Jokowi selalu membuat racikan jamu spesial yang terbuat dari temulawak, kunyit dan jahe. Pantas saja yaa Pak Jokowi selalu tampil prima disetiap kesempatan.
-
Apa yang menjadi fokus Jokowi dalam masalah kesehatan di Indonesia? Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
"Hasil survei LSI yang memotret penurunan tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Jokowi dalam menangani Covid-19 haruslah menjadi peringatan keras bagi pemerintah khususnya Pak Jokowi untuk lebih serius dan turun tangan memimpin langsung penangan Covid-19," tegas Kamhar.
Melihat survei itu, publik diyakini tidak puas karena pemerintah gagal mengantisipasi lonjakan yang sebelumnya sudah diingatkan banyak pihak karena varian delta yang terjadi di India.
Kamhar meminta pemerintah bersinergi dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Terkesan pemerintah cenderung menempatkan Covid-19 pada otak-otak angka. Seharusnya permainan angka ini harus dihindari karena masalah kesehatan menyangkut nyawa manusia.
"Apalagi terkesan saat ini pemerintah cenderung menempatkan persoalan Covid-19 pada persoalan utak-atik angka-angka atau akrobat angka-angka. Ini harus dihindari. Untuk urusan lain masih bisa bermanuver dengan angka-angka, tapi tidak untuk Covid-19 karena ini menyangkut nyawa manusia, menyangkut hak hidup warga negara yang mesti dijamin," pungkasnya.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru. Mengenai kepercayaan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menangani pandemi.
Hasilnya, kepercayaan publik tergerus. Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menyebutkan, tren penurunan terjadi selama enam bulan terakhir.
"Ada tren penurunan selama enam bulan terakhir menjelang diberlakukannya PPKN Darurat ada penurunan tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden dalam penanganan wabah," kata Djayadi Hanan dalam rilis survei LSI secara daring, Minggu (18/7).
Survei dilakukan dengan metode simple random sampling. Ada 1.200 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei ini sekitar kurang lebih 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasilnya, hanya 4,9 persen responden yang merasa sangat puas dengan kinerja Jokowi menangani Pandemi. Ada 59,6 persen responden puas. Ada 31 persen responden yang merasa kurang puas dan 6,1 persen sangat tidak puas.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil survei tersebut menjadi evaluasi pemerintah, untuk menyempurnakan kinerja yang belum sempurna
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaKepuasan publik pada sektor hukum paling rendah, dibandingkan dengan bidang politik keamanan, kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil yang didapat, 86,5 persen warga Jateng masih puas dengan kinerja Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdapun responden yang menjawab kurang dan tidak puas sebesar 17,9%. Sementara itu, 1% responden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca SelengkapnyaKondisi demokrasi Indonesia menjadi sorotan di era Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya