Demokrat: Kubu Jokowi Harusnya Terima Kasih Pada Andi Arief
Merdeka.com - Wasekjen Demokrat Andi Arief terancam dilaporkan ke polisi karena cuitan 7 kontainer dari China berisi suara suara tercoblos untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf. Kubu Jokowi geram dan menuding Andi telah menebar hoaks yang mengancam proses pemilu.
Terkait hal itu, Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik menyerang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto sebelumnya menilai, Andi kerdil jiwa dan mental provokatif.
"Hasto perlu belajar menanam dan memelihara rasa terima kasih. Andi Arief justru membantu Kubu Petahana, yang jadi sasaran kecurigaan, dengan meminta KPU mengecek kebenaran berita yang katanya sudah beredar kemana-mana itu," kata Rachland kepada wartawan, Kamis (3/1).
-
Siapa yang sebarkan hoaks Anies? Merdeka.com pun merangkung berita hoaks yang mencatut nama Anies: 1. Anies Diusung PKB Maju di Jakarta Beredar di media sosial undangan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
-
Siapa yang diklaim sebagai pelapor Anies? Ditetapkan Anies sebagai tersangka, diklaim karena dilaporkan oleh Ketua PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang dilaporkan melanggar aturan Pilpres? Kubu pasangan Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar heran laporan dugaan pelanggaran pemilu terhadap Calon Wakil Presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka tidak diproses.
Padahal, lanjut Rachland, seharusnya Kubu Jokowi, bukan Andi Arief, yang lebih dulu mengambil langkah benar tersebut, yakni meminta KPU segera melakukan pengecekan. Bukan mendiamkan dan lalu menarik keuntungan politik dengan justru mengecam orang lain yang melakukan tugas sebagai active citizen.
Langkah cepat tanggap Andi Arief, kata dia, juga membantu masyarakat luas dalam menyetop desas desus dan hoaks. Bayangkan bila di tengah sikap diam kubu petahana, tak ada orang yang berani menggedor perhatian KPU dengan mengambil risiko disalahpahami.
Rachland melanjutkan, desas desus akan makin menjalar meluas dan memprovokasi kecurigaan warga. Bisa bisa KPU jadi sasaran kemarahan warga.
"Desas desus tentang kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos harus jadi wake up call bagi kubu petahana. Sebelumnya, KPU diserang oleh opini publik dalam isu Kotak Suara dari kardus atau karton. Presiden Jokowi dan Tim Pemenangan harus bekerja lebih keras untuk memperbaiki citranya," kata Rachland lagi.
Ketidakpercayaan warga, lanjut dia, adalah dasar yang mengakibatkan semua kontroversi yang merugikan semua.
"Suka atau tidak, mata dan telunjuk publik sebenarnya tertuju pada mereka karena di atas kertas adalah pihak yang berkuasa yang paling berpotensi mengakali pemilu," tutup Rachland.
Sebelumnya, Andi melalui Twitternya menginformasikan ada kabar 7 kontainer dari China membawa surat suara tercoblos untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf. Andi meminta KPU mengecek kebenaran tersebut. Setelah dicek, ternyata informasi tersebut hoaks.
Hal ini membuat kubu Jokowi bereaksi. Andi Arief dituding telah menebar hoaks dan mengancam Pemilu 2019.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, bereaksi keras terhadap Andi Arief. Dia menyebut pernyataan Andi berbahaya.
"Pernyataan saudara Andi sangat provokatif, cermin kekerdilan jiwa, mental prejudice, dan sangat berbahaya. Pernyataan jalanan tanpa dasar tersebut, sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan," ucap Hasto.
Dia pun meminta Andi untuk tidak berhalusinasi. Beranggapan Pemilu 2019 sama dengan Pemilu 2009 yang diklaimnya penuh kecurangan.
"Saudara Andi Arief juga harus ingat ini tahun 2019, sehingga jangan berhalusinasi terjadi kecurangan masif seperti tahun 2009, ketika pimpinan KPU saat itupun ditawari masuk ke jajaran teras elit kekuasaan. Jadi simpan seluruh skenario berpikir curang dengan referensi masa lalu," ungkap Hasto.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu laporan dibuat oleh Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan setuju dengan pendapat Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAiman mengaku bukan polisi tidak netral dalam Pemilu, melainkan oknum
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Aiman saat menjawab pertanyaan adanya ancaman dialaminya terkait kasus dugaan hoaks aparat tidak netral di Pemilu 2024 diusut Polda Metro Jaya
Baca SelengkapnyaPolisi pastikan segera memanggil Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaPenuhi Panggilan Polisi, Jubir TPN Aiman Kantongi Bukti Aparat Tak Netral
Baca SelengkapnyaTim Hukum Nasional AMIN sudah menyiapkan format laporan terkait pernyataan Jokowi ke Bawaslu.
Baca SelengkapnyaSosok Soenarko, Mantan Danjen Kopassus yang Dulu Bela Prabowo Kini Pimpin Demo Kecurangan Pemilu di KPU
Baca SelengkapnyaMenurut Faisal, apa yang disampaikan oleh Agus Rahardjo tidak disertai dengan bukti-bukti otentik dan berdasarkan fakta-fakta hukum.
Baca SelengkapnyaAiman Witjaksono mengaku belum mengetahui adanya laporan tersebut tetapi dia siap mematuhi hukum.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan tindak nepotisme.
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan klaim Jokowi dipolisikan Anies Baswedan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Baca Selengkapnya