Demokrat Minta Kapolri Jelaskan Penggerudukan Rumah Orang Tua Andi Arief di Lampung
Merdeka.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut rumahnya di Lampung didatangi Polisi. Namun dia tidak menyebutkan maksud dan tujuan Polisi mendatangi rumahnya.
Partai Demokrat mempertanyakan cara-cara yang dilakukan Polisi. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik meminta polisi memberikan penjelasan. Apalagi rumah di Lampung merupakan kediaman orang tua Andi Arief.
"Kami mendesak Kapolri Tito Karnavian segera memberi penjelasan ikhwal percobaan penjemputan paksa oleh Polisi terhadap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief ke rumah orang tuanya di Lampung," ujar Rachland, Jumat (4/1).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang mendapatkan pesan dari Kapolri? Peraih Adhi Makayasa Akpol 2024 diberi pesan oleh Kapolri. Begini isinya.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Kenapa KPK geledah rumah kader PDIP? Penggeledahan itu disebut terkait dengan kasus dugaan korupsi dana hibah pokok pikiran (Pokir) Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Kasus ini sendiri merupakan pengembangan dari perkara suap yang menjerat mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Apa yang diminta seorang polisi kepada Prabowo? Anggota Polisi tersebut ternyata hanya minta waktu untuk berfoto bersama sang Menhan.
Dia mengingatkan polisi, pemanggilan paksa hanya bisa dilakukan polisi setelah seseorang tiga kali tidak memenuhi panggilan. Sampai hari ini, Andi Arief belum pernah sekalipun mendapat panggilan Polisi dalam kasus apapun yang mungkin disangkakan kepadanya.
"Apabila Andi menjadi target operasi Polisi, maka kami menilai Polisi telah melakukan excessive use of power yang sepenuhnya tidak bisa diterima," tegasnya.
Rachland menuturkan, sejak muda Andi Arief dikenal sebagai aktivis yang tak gentar bersuara. Dia juga disebut-sebut ikut membidani kelahiran reformasi dan merawat pertumbuhan demokrasi di negeri ini.
"Dalam pengertian apapun, Andi Arief bukan pelaku kriminalitas yang dapat memberi polisi justifikasi yang masuk akal terhadap upaya penjemputan paksa terhadapnya."
Demokrat memastikan Andi Arief bakal memenuhi panggilan jika memang keterangannya dibutuhkan polisi. Demokrat siap mendampingi Andi Arief memenuhi panggilan polisi. Namun Polisi berkewajiban melakukan tugas tugasnya dalam cara yang menghormati hak-hak sipil, bukan malah melanggarnya.
"Kami menunggu klarifikasi segera dari Kapolri -- termasuk apakah penjemputan paksa itu adalah buah dari pertimbangan otonom hukum atau pesanan dari otoritas politik," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut rumahnya di Lampung didatangi Polisi. Namun dia tidak menyebutkan maksud dan tujuan Polisi mendatangi rumahnya.
Pernyataan itu disampaikan melalui akun twitternya. Dia menyayangkan langkah ke polisian langsung mendatangi rumahnya. Padahal, Andi berjanji datang ke kantor polisi jika diminta.
"Rumah saya di lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik2 kalau saya diperlukan," tulis Andi Arief melalui akun twitternya.
Kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Andi Arief mempertanyakan langkah tersebut. Dia merasa seolah diperlakukan seperti pelaku kejahatan.
"Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa. Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan duperlukan."
"Ini bukan negara komunis. Penggerudukan rumah saya di lampung seperti negara komunis. Mohon hentikan Bapak Presiden."
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayor Dedi diduga merintangi penyelidikan kasus penipuan sertifikat.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Mayor Dedi Hasibuan dilakukan di Kodam I Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaDedi akan menjalani sejumlah pemeriksaan buntut dari perbuatannya yang mendatangi Polrestabes Medan bersama puluhan anggota TNI pada Sabtu (5/8) kemarin.
Baca SelengkapnyaSejauh ini kepolisian belum bisa menerima laporan dari karena kurangnya bukti-bukti yang diajukan.
Baca SelengkapnyaBrigadir Setyo Herlambang ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya ditemukan tewas bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan selama lebih kurang 8 jam, sejak pukul 13.30 Wita.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan mengingatkan supaya jangan mengedepankan emosi dalam menerapkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.
Baca SelengkapnyaPihak Amar Maruf menyebut pihak Harmansyah lah yang lebih dulu mengepung bersama seratusan geng motor pada 1 September lalu.
Baca SelengkapnyaSejumlah pria menggunakan baju loreng mendatangi rumah milik Harmansyah.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu DPD Gerindra Sulsel, Harmansyah sebelumnya mengaku diancam anggota TNI yang mendatangi rumahnya.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Dave meminta permasalahan itu tidak digoreng sehingga menimbulkan kondisi yang tidak lebih baik.
Baca Selengkapnya