Demokrat Sayangkan Jika Dukung atau Tolak Pilkada 2022-2023 untuk Jegal Capres
Merdeka.com - Partai Demokrat menyayangkan jika ada pihak yang menjadikan pertimbangan pragmatis di balik alasan mendukung atau menolak penyelenggaraan Pilkada 2022 dan 2023. Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai, sempit alasan untuk menolak atau mendukung normalisasi penyelenggaraan Pilkada jika sekadar menyiapkan atau menjegal pasangan calon presiden potensial 2024.
"Partai Demokrat menyayangkan jika ada pihak-pihak yang mengedepankan pertimbangan pragmatisme dalam mendukung atau menolak pelaksanaan pilkada 2022 dan 2023," kata Herzaky dalam keterangannya, Kamis (28/1).
"Mempersempit alasan tetap melaksanakan atau menolak Pilkada 2022 dan 2023 karena sekedar mau mendukung atau menjegal calon-calon presiden potensial untuk 2024," tegasnya.
-
Kenapa Pilkada 2024 penting untuk rakyat? Harapan masyarakat terhadap Pilkada 2024 sangat tinggi, mengingat pentingnya peran pemimpin daerah dalam menentukan arah pembangunan dan kesejahteraan di wilayah masing-masing.
-
Kenapa kampanye Pilkada 2024 penting? Tujuan kampanye dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah untuk mempengaruhi dan memenangkan dukungan masyarakat untuk mendukung pasangan calon yang diusung.
-
Kapan Pilkada 2024 akan diselenggarakan? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan dilaksanakan serentak pada 27 November 2024 mendatang.
-
Kenapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
Demokrat menyesalkan bau politik kekuasan begitu kuat dinyalakan, seakan tidak bisa menahan diri menunggu tahun 2024. Menurut Herzaky ada alasan kemanusiaan mengapa harus memutuskan Pilkada 2022 dan 2023 dilaksanakan atau ditunda.
"Padahal, ada alasan-alasan kebangsaan dan kemanusiaan yang harus kita kedepankan dalam memutuskan, apakah Pilkada 2022 dan 2023 tetap dilaksanakan atau ditunda," kata Herzaky.
Partai Demokrat berharap pemerintah dan fraksi di DPR mengedepankan pertimbangan kebangsaan dan kemanusiaan dalam memutuskan penyelenggaraan Pilkada 2022 dan 2023 dalam RUU Pemilu.
"Semoga para pengambil kebijakan di pemerintahan dan parlemen, berjalan beriringan dengan Partai Demokrat, mengedepankan pertimbangan kebangsaan dan kemanusiaan dalam memutuskan mendukung Pilkada 2022 dan 2023 tetap dilaksanakan, bukan malah mementingkan hasrat kekuasaan," ujarnya.
Partai Demokrat sendiri meminta Pilkada 2022 dan 2023 tetap dilaksanakan karena beberapa alasan. Pertama jika ditunda, maka ada 272 daerah dipimpin pejabat sementara, sementara pandemi belum bisa diprediksi berakhir. Daerah perlu pengambil kebijakan strategis oleh pemimpin definitif.
Kedua, berkaca pada pengalaman Pemilu 2019, penyelenggaraan serentak bisa membebani penyelenggara. Pada 2019 lalu tercatat 894 petugas Pemilu meninggal dunia.
Selain itu, jika Pilkada dibarengi dengan Pilpres dan Pileg bisa tertutup hiruk pikuk Pilpres. Seperti 2019 lalu ketika Pilpres lebih mendominasi isu di masyarakat ketimbang Pileg.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, ada alasan politik Pilpres 2024 di balik dorongan normalisasi pilkada. Yaitu untuk mempersiapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024.
Qodari mengatakan, partai yang mendorong Pilkada dinormalisasi pada 2022 dan 2023 demi mendorong Anies menjadi Capres 2024.
"Mungkin partai-partai yang ingin Anies jadi capres itu mendorong agar Pilkada 2022 dan 2023 itu tetap ada. Dengan kata lain meminta agar Pilkada atau Pilkada serentak itu mundur di 2024 menjadi 2027," kata Qodari kepada wartawan, Rabu (27/1).
Qodari menilai, dengan digelarnya Pilkada 2022 dan 2023, maka akan membuat ruang partai mencari jagoan baru atau mempertahankan jagoannya. Partai bisa mencari Capres alternatif.
"Melalui Pilkada Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim, terutama pilkada Jakarta. Karena, Jakartalah Pilkada rasa Pilpres," jelasnya.
Tentunya yang menjadi sorotan adalah Anies Baswedan yang kini memimpin ibu kota. Jika sesuai UU Pilkada yang berlaku, posisi Anies akan digantikan pejabat sementara hingga Pilkada digelar serentak pada 2024.
Qodari menduga, ada upaya mempertahankan nama yang sekarang diunggulkan, termasuk Anies, agar bisa ditarik sebagai Capres 2024. Anies akan mendapatkan panggung di Pilkada 2022. Serta bakal mendapat panggung tambahan selama dua tahun memimpin Jakarta jika terpilih.
"Tetapi kalau Anies maju, dia dapat panggung Pilkada, dan apabila menang terpilih kembali, maka akan punya panggung lagi, di pemerintahan selama dua tahun," kata Qodari.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usulan penundaan Pemilu 2024 kali ini diutarakan Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPercepatan waktu pelaksanaan Pilkada 2024 ini dinilai akan memicu kompleksitas masalah hukum, dan politik yang merugikan kepentingan masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem menolak Pilkada 2024 dimajukan pada bulan September.
Baca SelengkapnyaDemokrat sering kali mendesak Anies untuk segera mengumumkan nama Cawapresnya, namun Anies dan NasDem tegaskan tunggu waktu yang tepat.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut jika ada kesulitan dalam penyelenggaraan Pilkada seharusnya diatasi bukan ditunda.
Baca SelengkapnyaTito menyebut salah satu alasan percepatan pilkada lantaran menghindari kekosongan kepala daerah pada 1 Januari 2025.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat belum menentukan langkah politik usai merasa dikhianati mitra koalisi Partai NasDem dan bakal capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla (JK) sempat membenarkan pertemuannya dengan Hasto.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaAHY merespons usulan DPD Demokrat Jakarta yang melirik Pj Heru Budi Hartono.
Baca SelengkapnyaAHY mengaku ikhlas dan siap untuk menyongsong peluang masa depan yang lebih baik lagi.
Baca SelengkapnyaMuncul isu skenario tunda pemilu pada awal tahun 2023.
Baca Selengkapnya