Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demokrat sebut SBY kartu truf ternyata kartu mati

Demokrat sebut SBY kartu truf ternyata kartu mati Kampanye Demokrat di Palembang. ©rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengklaim partainya memegang kartu truf sehingga dapat menentukan arah koalisi. Tetapi jika melihat situasi politik sekarang ucapan Nurhayati hanya isapan jempol.

Demokrat baru akan menentukan arah koalisi usai mengumumkan hasil konvensi pada 15 Mei mendatang. Keputusan ini justru bisa menjadi bumerang. Demokrat ditinggal partai yang sudah menentukan arah koalisi.

"Kami ini partai besar, Pak SBY itu profesor, doktor koalisi," kata Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (25/4)

Woro-woro Ruhut membentuk poros baru dan merangkul parpol lain buat koalisi tak mungkin terealisasi. Kini, hanya ada tiga opsi buat Demokrat bergabung dengan PDIP , Gerindra atau menjadi oposisi.

Saat ini Golkar sudah memutuskan bergabung dengan PDIP , menyusul PKB dan NasDem. Sementara itu, Prabowo berkoalisi dengan PAN menggandeng Hatta Rajasa sebagai cawapres. Sebelumnya, PPP dan PKS sudah lebih dulu mendukung pencapresan Prabowo.

Kondisi ini tentu tidak menguntungkan buat Demokrat yang dua periode menjadi partai penguasa. Partai berlambang mercy itu kini tinggal bersama Hanura yang belum mendapat mitra koalisi.

Jika melihat peta politik sekarang, Demokrat jelas tak lagi megang kendali. Justru partai besutan SBY itu ibarat kapal yang tak tahu arah berlayar.

Elite klaim SBY pegang kartu truf

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menilai, masih belum jelasnya arah politik Partai Demokrat memberi efek positif bagi partai. Menurut Nurhayati, langkah Partai Demokrat mengambil keputusan paling akhir sudah lazim dilakukan."Artinya Pak SBY pegang kartu truf. Kita katakan akan ada segera insya Allah akan umumkan konvensi dan bersikap," pungkas Nurhayati.Menurut Nurhayati, kondisi ini tidak terlepas dari strategi SBY. "Artinya banyak menanti ke mana arah koalisi Partai Demokrat sebenarnya, ini membuat kami senang artinya masyarakat masih menanti Demokrat, artinya kepiawaian Pak SBY dalam pemerintah diakui," katanya.

Poros baru hanya isapan jempol

Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, sebagai partai besar sudah dua periode memimpin, Demokrat tak perlu grasak-grusuk mencari teman koalisi. Ruhut yakin partai lain akan datang bergabung."Kami ini partai besar, Pak SBY itu profesor, doktor koalisi," kata Ruhut saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (25/4).Meski hasil hitung cepat Demokrat hanya memperoleh di kisaran 10 persen suara, Ruhut tetap optimis mampu mencalonkan presiden. Terlebih, konvensi capres juga tetap berjalan. Nantinya, kata Ruhut, satu dari 11 peserta akan diusung.Menurut Ruhut, strategi untuk mengusung capres sendiri tengah dipersiapkan oleh SBY. Bukan tidak mungkin, katanya, langkah Demokrat akan berpengaruh pada partai lain yang sudah memajukan calon presiden.Ruhut mengatakan poros baru ini akan membuat partai-partai lain ketar-ketir. "Akhirnya setelah ke sana kemari, mereka (partai Islam) kembali jalan yang benar (Demokrat). Jangan lupakan kami sudah berpengalaman, dan sudah 10 tahun bersama," tuturnya.

Peserta konvensi disiapkan capres

Menurut Ruhut, Partai Demokrat membentuk poros baru apabila tidak menemukan calon presiden dan partai koalisi yang cocok. Untuk itu, nama-nama hasil konvensi tersebut akan dicalonkan sebagai presiden."Kalau poros baru sekali, kawan-kawan koalisi akan maunya siapa wapresnya. Kalau enggak cocok bikin poros sendiri. Nama-nama itu untuk capres," ungkap Ruhut.

Siap menjadi oposisi

Meski sudah dua periode menjadi penguasa, kata Ruhut, partainya selalu siap jika nantinya berada di luar pemerintahan. Ini menjadi salah satu strategi yang disiapkan oleh Demokrat."Langkah ketiga itu, kami juga siap di luar pemerintahan," kata Ruhut.Namun, Peneliti senior dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, justru Demokrat dan Partai Gerindra sangat mungkin untuk bersatu."Membaca peluang koalisi Gerindra dengan Demokrat masih sangat mungkin. Indikatornya adalah hubungan SBY dan Prabowo cukup baik. Itu terlihat sudah dua kali pertemuan keduanya sebelum pemilu," kata Karyono.

Ditinggal mitra koalisi 2009

Pada Pemilu 2009 Partai Demokrat ibarat gula selalu didatangi semut. Tak sulit bagi Demokrat merangkul mitra koalisi. Tetapi situasi politik saat ini berbeda.

Kala itu pemerintahan SBY-Boediono didukung oleh Partai Golkar, PPP, PKS, PAN, PKB. Koalisi gemuk tersebut berjalan selama lima tahun pemerintahan SBY.

Tapi kini para 'sahabat' satu persatu meninggalkan Demokrat. Golkar dan PKB memilih mendukung Jokowi, sedangkan PKS, PAN dan PPP merapat ke Prabowo.

Praktis kini Demokrat tinggal bersama Hanura yang belum mendapatkan mitra koalisi. Masih menjadi teka teki apakah Demokrat akan memilih menjadi oposisi.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
SBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo
SBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo

SBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya
Skor AHY Lawan Moeldoko: 19-0
Skor AHY Lawan Moeldoko: 19-0

Dengan kemenangan ini, Demokrat merasakan semakin kuat dan berani dalam mencari keadilan dan kebenaran.

Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jawaban Prabowo soal Kekhawatiran Demokrasi di Kepemimpinannya
Jawaban Prabowo soal Kekhawatiran Demokrasi di Kepemimpinannya

Kali ini rakyat telah memilihnya sebagai presiden. Dengan hal itu, kekhawatiran mengenai demokrasi terbantahkan.

Baca Selengkapnya
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat

Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.

Baca Selengkapnya
AHY Akui Sudah Ada Pembahasan Komposisi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
AHY Akui Sudah Ada Pembahasan Komposisi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

AHY pun tidak khawatir soal jatah menteri Demokrat berkurang atau tidak.

Baca Selengkapnya
Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa
Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa

SBY juga mengajak masyarakat mencoblos Partai Demokrat. Sebab menurutnya, Demokrat adalah partai yang selama ini selalu berpihak dan memperjuangkan hak rakyat.

Baca Selengkapnya
Demokrat akan Patuhi Putusan MA Terkait Batas Usia Calon Kepala Daerah
Demokrat akan Patuhi Putusan MA Terkait Batas Usia Calon Kepala Daerah

Demokrat saat ini tengan mempelajari Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah.

Baca Selengkapnya
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.

Baca Selengkapnya