Demokrat Sumsel Pecat 13 Kader Ikut KLB, Mayoritas Caleg Gagal
Merdeka.com - Sebanyak 13 kader Partai Demokrat Sumatera Selatan dipecat karena mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Selatan. Mayoritas kader tersebut adalah calon legislatif (caleg) gagal pada pemilihan legislatif 2019.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumsel MF Ridho mengungkapkan, ke-13 kader itu dipecat oleh DPP langsung setelah melalui banyak pertimbangan. Pemecatan dinilai sudah pantas dilakukan sebagai sanksi tegas bagi mereka.
"Ya, ada 13 kader yang dipecat, ada yang duduk di kepengurusan partai dan hanya kader biasa," ungkap Ridho, Selasa (30/3).
-
Siapa yang dipecat oleh PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
-
Siapa yang dipecat? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
-
Bagaimana PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution telah diumumkan secara resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) melalui Surat Keputusan dengan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
Menurut dia, pemecatan tidak serta merta dilakukan hanya karena mengikuti KLB, melainkan dianggap tidak setia dengan partai dan mengingkari perjanjian yang dibuat sebelum KLB digelar. Ridho menganggap ke-13 kader itu sudah siap menerima risiko atas perbuatannya.
"Sebelum KLB itu kan ada perjanjian dengan seluruh kader, tandatangan di atas materai, dan konsolidasi agar tidak ikut KLB, tapi nyatanya mereka masih ikut juga. Artinya mereka sudah tahu sanksinya," kata dia.
Ke-13 kader yang dipecat adalah GF (mantan Ketua DPC Demokrat Pagaralam), AI (mantan Ketua DPC Demokrat Ogan Ilir), HI (mantan Ketua DPC Demokrat Musi Banyuasin), AHA (mantan Sekretaris DPC Demokrat Banyuasin), GM (mantan Ketua DPC Demokrat OKU Timur), SH (Ketua Bakomstra DPC Demokrat OKU Timur), PH (kader DPC Demokrat OKU), SRU (anggota BPOKKC DPC Demokrat PALI), AH (mantan Ketua DPC Demokrat Musi Rawas), IY (mantan Plt. Ketua DPC Demokrat Mura), TY (mantan pengurus DPC Demokrat Muratara), RD (mantan Ketua PAC Demokrat Kecamatan Ilir Timur II Palembang), dan AR (mantan Wakil Ketua DPC Demokrat PALI).
"Mereka rata-rata caleg gagal yang ikut saat Pileg 2019," terangnya.
Dia menilai, kebanyakan dari mereka tidak memiliki hak suara. Mereka diajak hadir di KLB dengan alasan mewakili DPC masing-masing untuk memenuhi kuota.
"Ya, jelas hanya untuk memenuhi kuota saja walaupun tidak punya hak suara. Lagi pula tidak mungkin mereka mau berangkat kalau tidak ada yang bayar," kata dia.
Sejauh ini, kader Demokrat di Sumsel tetap solid dan tegak lurus dengan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Dirinya juga menyayangkan sikap Marzuki Alie dan Syofwatillah Mohzaib sebagai putra terbaik Sumsel yang ikut menjadi contoh buruk dalam berdemokrasi.
"Mereka adalah begal politik yang merampas demokrasi. Biarkan publik yang memberikan sanksi sosial bagi mereka," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil evaluasi, tercatat ada 27 orang kader partai yang terancam terkena sanksi pemecatan.
Baca SelengkapnyaPemecatan Jokowi tercantum dalam Surat Keputusan (SK) dengan Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
Baca SelengkapnyaSanksi tersebut dibacakan oleh Ketua Majelis J. Kristiadi dalam sidang pembacaan putusan sebanyak tujuh perkara di Ruang Sidang DKPP Jakarta.
Baca SelengkapnyaKomaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.
Baca SelengkapnyaKomandanTe bagian dari strategi pemenangan elektoral terpimpin secara gotong royong yang bertumpu pada mesin partai untuk memenangkan PDIP di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaKomandante bagian wilayah tempur yang telah dibagi dan disepakati oleh masing-masing caleg yang bakal bertempur.
Baca SelengkapnyaKomarudin menjelaskan, pemberhentian dua kader PDIP itu karena adanya sengketa di internal partai.
Baca SelengkapnyaKetiga kadernya diketahui menyerahkan dukungan kepada I Gusti Putu Parwata untuk maju Pilkada Karangasem.
Baca SelengkapnyaPDIP memecat dua kadernya Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo.
Baca SelengkapnyaEffendi dianggap melanggar kode etik, disiplin hingga AD/ART karena mendukung Ridwan Kamil dan Suswono di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPada Senin (16/12) kemarin, PDIP resmi memecat Jokowi dari PDIP.
Baca SelengkapnyaRatusan Bacaleg batal bertarung karena sejumlah persoalan
Baca Selengkapnya