Desmond Tersinggung dengan Anggota Dewas KPK: Saya Tunjuk Orangnya!
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond J Mahesa tersinggung dengan pernyataan Dewan Pengawas KPK Syamsuddin Haris yang pernah bicara partai melemahkan KPK dengan merevisi UU KPK. Dia menuding, Syamsuddin sebagai amatiran.
Desmond mengatakan, pernyataan Syamsuddin tersebut mengganggu Komisi III dan DPR. Dia menilai hal tersebut tidak arif disampaikan oleh Dewas KPK.
"Saya tunjuk orangnya! Karena statement ini saya forward di grup Komisi III agar kita tahu, jangan sampai Dewas amatiran," ujarnya saat RDP dengan KPK di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/).
-
Siapa yang menggugat Dewas KPK? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku sudah mengantisipasi gugatan pimpinan KPK Nurul Guhfron di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk menguji materi etiknya karena membantu mutasi ASN di Kementan dari pusat ke daerah.
-
Siapa yang melaporkan Dewas KPK? 'Saya laporkan pada tanggal 6 Mei 2024 ke Bareskrim dengan laporan dua pasal, yaitu Pasal 421 KUHP adalah penyelenggara negara yang memaksa untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Kedua, pencemaran nama baik, Pasal 310 KUHP, itu yang sudah kami laporkan,' ungkap Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa KPK terkait Harun Masiku? Perburuan Harun Masiku kini menyasar ke Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Pemeriksaan Hasto setelah penyidik sempat memeriksa seorang mahasiswa Melita De Grave dan Simon Petrus yang berprofesi sebagai pengacara.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
Dia menuding Syamsuddin tidak paham mekanisme perundangan. Sebab, dalam proses pembuatan UU tersebut DPR melaksanakan bersama pemerintah.
"Dan dewas amatiran mencari-cari popularitas yang seolah-olah tidak paham dengan mekanisme perundang-undangan," kata Desmond.
Politikus Gerindra itu pun menuntut Syamsuddin mencabut pernyataan tersebut selaku anggota dewan pengawas KPK.
"Menurut saya ini sama saja menjelekkan DPR. Saya minta prof Syamsuddin Haris mencabut ini," tegas Desmond.
Desmond, dalam rapat di hadapan Dewas KPK dan pimpinan KPK membacakan pernyataan Syamsuddin dalam sebuah berita.
Syamsuddin menyebut, media yang mengutip pernyataan tersebut tidak utuh. Namun, dia mengakui pernah menyatakan hal tersebut.
"Nah memang betul saya menyatakan ada upaya-upaya pelemahan KPK. Tapi kita tahu semua tantangan ke depan justru bagaimana KPK diperkuat. Itulah kenapa saya ingin jadi bagian dari dewas ketika diminta," jelasnya.
Desmond tak puas dengan jawaban Syamsuddin karena jawaban yang kerap berputar-putar. Dia menyudahi debat dan meminta Syamsuddin untuk koreksi diri.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, menurut Benny, Dewas KPK tak sepenuhnya menjalankan tugas tersebut.
Baca SelengkapnyaBenny tak paham dengan tugas Dewas KPK, yang seharusnya mengawasi kinerja KPK.
Baca SelengkapnyaCalon pimpinan lembaga antirasuah harus terbebas dari pelanggaran etik, karena hal ini berkaitan dengan masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKPK buka suara usai dikritik habis-habisan oleh ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan.
Baca SelengkapnyaDia pun menyinggung soal Singapura yang bisa maju berkat supremasi hukum.
Baca SelengkapnyaKomisi III menghormati jika Hasto ingin memberikan pembelaan karena menjadi bagian hak sebagai warga negara.
Baca SelengkapnyaBenny menyampaikan bahwa posisi dewas sangat membingungkan publik
Baca SelengkapnyaKPK tak mempermasalahkan pelaporan ke Dewas tersebut, karena laporan tersebut adalah hak dan bentuk dari pengawasan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani merespons pemecatan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari terkait kasus asusila.
Baca SelengkapnyaTumpak mengaku belum mengetahui lebih detail soal laporan yang dilayangkan oleh Ghufron dengan dugaan pencemaran nama baik.
Baca Selengkapnya"Perasaan itu saya dari dulu juga kalau di sini enggak enak," kata Alexander Marwata
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Wakil Ketua Umum Gerindra ini menghormati hak Hasto untuk membela diri.
Baca Selengkapnya