Di balik alasan Agus-Sylvi, tak ada kontrak hingga serangan politik
Merdeka.com - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta baru akan digelar pada Februari 2017. Tiga pasangan bakal calon yakni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pun hanya bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Mengingat, masa kampanye belum dimulai dan KPU DKI Jakarta juga belum mengumumkan nama serta nomor urut pasangan yang akan berlaga pada pesta demokrasi di Ibu Kota itu. Akan tetapi, kontrak hingga serangan politik antar bakal calon ada saja yang sudah melakukan.
Mengomentari hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Vera Febyanthy mengungkapkan, pasangan Agus-Sylvi tidak akan melakukan kontrak politik kepada masyarakat di masa ini. Mengingat mereka perlu melihat, mempelajari hingga mencari solusi dari persoalan yang ada di Jakarta.
-
Siapa yang menyatakan bahwa Koalisi Indonesia Maju tidak khawatir dengan wacana duet Sandiaga-AHY? Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto menjelaskan, Koalisi Indonesia Maju yang partainya bangun dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, serta PKB dan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak khawatir dengan poros tersebut.
-
Siapa yang mendampingi Annisa Yudhoyono? Annisa dan Aira berfoto bersama Dian Sastrowardoyo, yang kebetulan juga membawa putranya, Ishana.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
"Lihat isu itu tidak bisa dengan spontanitas, kita bukan tidak mau, tetapi nanti karena harus dilihat terlebih dahulu (persoalannya)," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (20/10).
Vera menambahkan, untuk mendapatkan solusi itu tidak bisa hanya dengan melakukan kunjungan ke masyarakat dalam waktu singkat, belum lagi setiap wilayah terkadang memiliki persoalan yang berbeda.
Karenanya, pasangan Agus-Sylvi lebih memilih untuk mempelajari terlebih dahulu akar persoalan dari setiap masyarakat, untuk selanjutnya menentukan solusi bersama dalam satu kesempatan.
Mereka pun tak mempersoalkan apabila ada bakal pasangan calon yang sudah lebih dahulu melakukan kontrak politik dengan masyarakat Ibu Kota. "Seperti kita blusukan, warga mengeluh air PAM mati, MCK digusur, mereka tidak tahu harus berbuat apa, kasian kan. Jadi, tidak bisa disodorkan (kontrak politik), itu gaya masing-masing. Kita baru beberapa hari masa sudah ada kontrak politik," terangnya.
Sementara itu, mengenai serangan politik yang dilakukan antar tim maupun pasangan bakal calon, kata dia, partai pengusung dan koalisi Agus-Sylvi sudah mewanti-wanti relawan serta tim pemenangan mereka untuk tidak menggubris setiap serangan yang dialamatkan kepada mereka.
Agus sendiri pernah berpesan agar timnya bisa bersosialisasi dan berpolitik secara santun, tanpa harus menyerang pasangan lain. "Mas Agus kan santun, kita diminta juga harus santun, tidak boleh melakukan black campaign ke calon lain. Sosialisasi saja dan memperkenalkan tanpa serangan."
"Kita tidak akan terpancig dalam isu negatif. Jangan menimbulkan gejolak, bagaimana kita harusnya menjaga keutuhan kebersamaan dari keindahan demokrasi yang kita ciptakan. Mas Agus ingin meningkatkan index happiness warga Jakarta. Jadi tidak ada lagi takut, resah, galau dan stres," pungkasnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar isu paslon Andi Sudirman-Fatmawati memborong dukungan partai politik.
Baca SelengkapnyaIwan Fals memastikan tetap netral pada Pemilihan Umum tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat kegiatan Deklarasi Kampanye Damai yang digelar oleh KPUD Provinsi Jawa Tengah, Selasa (24/9).
Baca SelengkapnyaDemokrat saat ini masih berkomitmen bersama Koalisi Perubahan. Tetapi, diakui dinamika politik terkait poros baru itu sedang berkembang.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, Pilkada diserahkan pada junior di partai, ia menyatakan tak ada masalah siapapun terpilih di Pilkada.
Baca SelengkapnyaPKS menegaskan belum ada kesepakatan soal Cawapres Anies.
Baca SelengkapnyaYusril Ihza Mahendra beri tanggapan, terkait adanya permohonan diskualifikasi terhadap pasangan Prabowo-Gibran dan meminta untuk melaksanakan pemilihan ulang
Baca Selengkapnya