Di era Jokowi berbau politik jadi 'tandingan'
Merdeka.com - Persaingan dua kubu di musim Pilpres kemarin rupanya belum selesai. Kubu Joko Widodo (Jokowi) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH)-nya masih saling berebut kekuasaan dengan kubu Prabowo Subianto dengan Koalisi Merah Putih (KMP)-nya.
KIH sebagai pemenang Pilpres merasa kuasa atas segala posisi penting di negara ini. Sementara KMP sebagai pesaing merasa juga punya hak atas pemerintahan sekarang sebagai pemilik suara terbanyak dalam koalisi.
Kondisi ini lantas memicu ketegangan antar dua kubu. Apalagi setelah kursi pimpinan DPR dikuasai KMP sesuai UU MD 3.
-
Siapa yang memimpin Indonesia saat pemilu pertama? Pada tahun 1955, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno mengadakan pemilihan umum pertama sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan pemerintahan yang lebih representatif dan partisipatif.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Kapan pemilu pertama di Indonesia? Pemilu di Indonesia pertama kali diselenggarakan di tahun 1955.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Kapan Pilkada pertama di Indonesia dilaksanakan? Pilkada pertama kali di Indonesia dilaksanakan pada tahun 2005.
Dari peristiwa ini lahirlah kekuatan yang konon katanya sebagai penyeimbang. Mereka menyebutnya sebagai kelompok tandingan.
Ini sejarah baru buat perpolitikan Indonesia dan pertama kali pula terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.
Berikut cerita kelompok tandingan yang kini seolah mewabah di Indonesia:
DPR tandingan
Cerita DPR tandingan bermula saat pemilihan 5 pimpinan DPR. Bila dulu pimpinan DPR diisi partai pemenang Pilpres, sekarang tak demikian.Singkat cerita, 5 kursi pimpinan DPR disapu bersih oleh KMP. Tak terima KIH yang dimotori PDI Perjuangan melakukan perlawanan.Mereka menyebut, sidang paripurna yang dipimpin Ceu Popong terkait pemilihan Setya Novanto dkk tak sah. Mereka pun membentuk pimpinan DPR tandingan.Tak sekadar itu, mereka pun membuat rapat paripurna tandingan yang dihadiri fraksi koalisi mereka, PKB, Nasdem, dan Hanura.
DPRD DKI Tandingan
Persaingan dua koalisi di DPR juga terjangkit di tataran anggota DPRD DKI Jakarta. KMP DKI membuat paripurna tandingan karena menolak sikap Ketua DPRD DKI yang berasal dari PDIP, Prasetyo Edi Marsudi.KMP DKI yang dimotori M Taufik protes dengan keputusan Prasetyo yang sepihak mengumumkan Ahok sebagai gubernur DKI menggantikan Jokowi. Padahal saat itu, KMP menilai Ahok tak layak menempati posisi gubernur.KMP DKI makan berang dengan pelantikan Ahok sebagai gubernur di Istana Presiden.
FPI buat gubernur DKI tandingan
Sejak mendengar Ahok bakal menggantikan Jokowi, Ormas FPI getol menolak. Tak bosan-bosannya mereka melakukan demo ke Balai Kota DKI dan DPRD.Lucunya, alasan mereka menolak Ahok karena tak menganut agama. Sampai akhirnya mereka menunjuk ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) Fachrurrozi sebagai gubernur DKI tandingan.Mereka melantik Rozi di depan DPRD DKI Jakarta. Konyolnya lagi, KMP DKI malah mendukung.
Ketum PPP tandingan
PPP juga ikut terjangkit membentuk kelompok tanding. Saat masih menjabat ketum, SDA yang sudah ditetapkan sebagai tersangka merasa masih memiliki kuasa atas PPP.Sementara, PPP kubu Romahurmuziy tak mau kalah. Mereka menilai seorang tersangka tak pantas memimpin PPP. Mereka lantas mengambil alih PPP dan melaporkan kepengurusan kubu Romi ke Kemenkum HAM.PPP kubu SDA tak mau menyerah, mereka buru-buru menggelar Munas di Jakarta dan memilih Djan sebagai ketum. Tapi kubu Romi juga tak ingin tersalip, menggelar Munas di Surabaya dan menunjuk dirinya sebagai ketum.
Golkar tandingan
Terhangat, kelompok tandingan juga lahir di tubuh Partai Golkar. Kelompok tandingan yang menamakan dirinya sebagai Presidium Penyelamat Partai Golkar muncul sebagai reaksi penolakan atas majunya Aburizal Bakrie sebagai ketum periode berikutnya.Untuk menguatkan keberadaannya, Presidium pimpinan Agung Laksono ini juga mendaftarkan diri mereka ke Kemenkum HAM. Alasan mereka membentuk kelompok tandingan ini, karena menilai tak ada prestasi membanggakan yang dibawa Ical, sapaan Aburizal, saat memimpin Golkar.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Mahfud menyindir langkah Presiden Jokowi sebagai politik yang salah.
Baca SelengkapnyaKeduanya sempat berpasangan hingga duduk menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.
Baca SelengkapnyaBak seorang raja, Joko Widodo juga sudah mempersiapkan pangeran dan permaisuri untuk mengisi jabatan-jabatan berikutnya.
Baca SelengkapnyaJoko Widodo atau biasa disapa Jokowi mungkin satu-satunya orang yang tak pernah kalah dalam kontestasi Pemilu di era Reformasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku diyakinkan oleh anak-anak muda Partai Gerindra untuk menerima tawaran bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) sempat bertarung di Pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo memutuskan bergabung dengan pemerintahan Jokowi. kKarena satu pemikiran untuk memajukan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan bicara perannya dalam dunia perpolitikan usai rampungnya Pemilu dan Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya