Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dianggap tak memuaskan, BPJS buatan SBY dikritik Rieke Diah

Dianggap tak memuaskan, BPJS buatan SBY dikritik Rieke Diah Rieke Diah Pitaloka. ©2014 Merdeka.com/Moch. Andriansyah

Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka menilai pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang telah dicanangkan pada 1 Januari 2014 lalu kurang optimal. Selain itu, dia pun berjanji akan berupaya untuk mengoptimalkan penggunaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) selama masa pemerintahan Jokowi-JK mendatang.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebutkan, pelaksanaan BPJS akan diperbaiki sepenuhnya oleh sistem KIS, di antaranya sistem portabilitas dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

"KIS merupakan jaminan kesehatan menggunakan sistem yang sesuai dengan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan BPJS, serta Undang-Undang Penanganan Fakir Miskin," kata Rieke alias Oneng di Surabaya, Kamis (18/9).

Orang lain juga bertanya?

Wanita yang sempat berakting di serial komedi Bajaj Bajuri ini menjelaskan, kekurangan BPJS membuat pemilik kartu harus berobat sesuai wilayah masing-masing, hal ini membuat mereka tidak bisa berobat di luar wilayahnya.

"Nah, KIS ini akan memperbaiki prinsip portabilitas, yang nantinya seluruh rakyat Indonesia, bisa berobat di manapun rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia," katanya.

Sementara Undang-Undang BPJS yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2011 lalu, telah menetapkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Dan untuk BPJS Kesehatan, kata Rieke, sudah beroperasi sejak Januari 2014 lalu.

"Sedangkan untuk BPJS Ketenagakerjaan, baru beroperasi pada Juli 2015 mendatang. Tapi, sejauh ini, pelaksanaan BPJS belum optimal," kata mantan Calon Gubernur Jawa Barat ini.

Misalnya, Oneng mencontohkan, ada warga Surabaya yang sedang sakit di Jakarta, kemudian dia berobat di Jakarta, namun tidak bisa berobat di rumah sakit yang ada di Jakarta karena berbeda wilayah.

"Contohnya, ada warga Surabaya tidak akan bisa berobat di Jakarta. Tapi nanti dengan KIS bisa digunakan di mana saja," tambah Oneng.

Dan karena persoalan itu, Oneng menegaskan, lewat KIS, Jokowi-JK akan membangun sistem pelayanan masyarakat sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945.

"Pemerintahan akan mengurusi warga miskin yang tidak mampu dengan penghasilan sama atau lebih kecil dari UMK (upah minimum kota dan kabupaten) agar mereka mendapatkan jaminan sosial dari negara, terutama jaringan kesehatan dan jaminan pendidikan."

"Akan ada sistem rujukan yang bertingkat mulai dari dokter keluarga, dan komunitas, posyandu, klinik desa, puskesmas, puskesmas rawat inap, RSUD kabupaten dan kota, RSUD regional, RSUD provinsi, RSU nasional," sambungnya.

Nantinya, pola pembiayaan akan mempertegas mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Selanjutnya, dewan akan menentukan sistem seperti apa yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

"Dengan adanya KIS ini, maka APBD dapat memfokuskan pada peningkatan fasilitas dan intensif tenaga kesehatan mulai dari penyuluh, penggerak, kader, posyandu, sampai dengan tenaga kesehatan, terutama bidan dan perawat," janji dia.

Dia juga menjanjikan, pemerintahan Jokowi-JK nanti, akan melakukan komunikasi efektif dengan pemerintah daerah terkait jaminan kesehatan. Sebab, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan, anggaran kesehatan daerah khusus sebesar 10 persen dari APBD.

Selain menyoroti kurang optimalnya BPJS, Oneng juga mengkritisi kinerja Kantor Cabang BPJS Kesehatan di Jawa Timur, yang masih tersebar di 10 kabupaten dan kota. "Padahal Jawa Timur ada 38 kabupaten dan kota. Itu artinya, masih ada 28 daerah yang belum tersentuh BPJS," ucapnya.

Dia merinci, BPJS Kesehatan hanya ada di Surabaya, Bojonegoro, Kabupaten Madiun, Kota Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kota Malang, Kota Pasuruan, Jember, Banyuwangi dan Pamekasan.

"Karena untuk mengurus kartu BPJS Kesehatan harus antre seharian, maka saya juga mengusulkan kepada Pak Jokowi agar ke depan menggandeng PT Pos Indonesia. Agar masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan kartu sehat," pungkas dia. (mdk/tyo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tingkatkan Kualitas Infrastruktur Kesehatan di Indonesia, BRI Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan
Tingkatkan Kualitas Infrastruktur Kesehatan di Indonesia, BRI Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan

BRI berkomitmen menyediakan pilihan fasilitas pembiayaan yang mudah dijangkau oleh seluruh fasilitas kesehatan.

Baca Selengkapnya
BPJS Kesehatan Minta KRIS Dievaluasi Lebih Komprehensif dan Ditanyakan ke Peserta JKN
BPJS Kesehatan Minta KRIS Dievaluasi Lebih Komprehensif dan Ditanyakan ke Peserta JKN

BPJS Kesehatan akan menjalankan semua ketentuan yang berlaku dengan sebaik-baiknya.

Baca Selengkapnya
BRI: Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan bentuk Dukungan BRI terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
BRI: Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan bentuk Dukungan BRI terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

BRI berkomitmen menyediakan pilihan fasilitas pembiayaan yang mudah dijangkau oleh seluruh fasilitas kesehatan

Baca Selengkapnya
PODCAST MERDEKA: Negara Maju Amerika, Eropa hingga China Kaget Lihat BPJS Kesehatan
PODCAST MERDEKA: Negara Maju Amerika, Eropa hingga China Kaget Lihat BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan pernah menjadi sorotan tajam karena terjadi defisit anggaran. Belum lagi soal pelayanan untuk peserta BPJS di rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya
Sinergi BSI dan BPJS Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Negara
Sinergi BSI dan BPJS Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Negara

BSI kerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan program jaminan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat

Ghufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.

Baca Selengkapnya
Anies Banggakan Aplikasi JAKI Saat Debat Capres, PDIP Bandingkan dengan Qlue Era Ahok
Anies Banggakan Aplikasi JAKI Saat Debat Capres, PDIP Bandingkan dengan Qlue Era Ahok

"Pelayanan publik di Jakarta yang disampaikan Pak Anies yaitu 'JAKI' sebelumnya sudah dijalankan oleh Pak Ahok yakni: Qlue, ganti nama saja," kata Ima.

Baca Selengkapnya
Pengelolaan Jaminan Kesehatan Indonesia Dilirik Negara Malaysia
Pengelolaan Jaminan Kesehatan Indonesia Dilirik Negara Malaysia

Keberhasilan BPJS Kesehatan dalam mengelola jaminan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menarik minat Malaysia

Baca Selengkapnya
RS Muhammadiyah Bandung dan BPJS Kesehatan Hentikan Kerja Sama, Ini Alasannya
RS Muhammadiyah Bandung dan BPJS Kesehatan Hentikan Kerja Sama, Ini Alasannya

Penghentian kerja sama itu disebutkan sudah melalui kesepakatan kedua belah pihak serta mekanismenya sesuai perundangan yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Inovasi yang Adaptif Wujudkan Capaian UHC di Indonesia
Inovasi yang Adaptif Wujudkan Capaian UHC di Indonesia

Sebagai ketua TC Health, Ghufron juga menyoroti bagaimana sebuah negara harus senantiasa adaptif dan terus berinovasi.

Baca Selengkapnya
BPJS Kesehatan Klarifikasi Isu Dugaan Kerugian Rp20 Triliun dalam Program JKN
BPJS Kesehatan Klarifikasi Isu Dugaan Kerugian Rp20 Triliun dalam Program JKN

BPJS Kesehatan mengklarifikasi isu dugaan kerugian sebesar Rp20 triliun dalam penyelenggaraan Program JKN.

Baca Selengkapnya