Dibantu iklan habis ratusan miliar, Hary Tanoe masih dicibir

Merdeka.com - Setelah perolehan suara Partai Hanura pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 tidak memenuhi target, nama Hary Tanoesoedibjo terus disorot. Hary Tanoe adalah sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Hanura. Hasil hitung cepat yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei, perolehan Hanura hanya sekitar 5 persen.

Padahal Hanura jauh-jauh hari sudah memutuskan capres dan cawapresnya dari internal sendiri, Wiranto - Hary Tanoe (WIN-HT). Dengan perolehan 5 persen, sangat sulit mengusung pasangan WIN-HT bertarung dalam pilpres 9 Juli mendatang.

Karena tak sesuai target itulah, nama Hary Tanoe mulai digoyang. Hary Tanoe diminta bertanggung jawab karena suara Hanura jauh dari harapan. Adalah Ketua DPP Partai Hanura Yudi Chrisnandi paling bersuara lantang mengkritik Hary Tanoe . Dia menilai Hary Tanoe harus bertanggung jawab karena suara Hanura tak melampaui target.

"Tentunya Rapimnas seyogyanya memberikan catatan penting. Seharusnya memberikan evaluasi kinerja partai, tidak hanya Pak Hary Tanoe , tapi jajaran Bappilu," ujar Yudi.

Yudi menegaskan, salah satu penyebab utama Partai Hanura tidak mencapai target merupakan tanggung jawab Bappilu. Yang mana ketuanya adalah Hary Tanoesoedibjo .

"Evaluasi penting apa yang menyebabkan tidak tercapai target. Evaluasi itu penting, yang mengevaluasi DPD dan DPP. Evaluasi akan diberhentikan penanggung jawab Bappilu, itu adalah langkah-langkah demikian," jelas Yudi.

Tidak hanya Yudi, salah satu pendiri Partai Hanura Fuad Bawazier juga mengkritik keras Hary Tanoe . Menurutnya, kehadiran Hary Tanoe di Hanura tidak ada manfaatnya.

Padahal awalnya banyak kader Hanura menaruh harapan besar kepada Hary Tanoe . Namun kenyataannya kehadiran Hary Tanoe dinilai tidak mampu mendongkrak suara.

Hary Tanoe sendiri menanggapi santai para pengkritiknya. "Itu hanya oknum," ujarnya.

Dia berharap kepada pengkritiknya untuk tidak mengumbar persoalan internal partai ke publik. Jika ada persoalan, sebaiknya diselesaikan di internal partai.

Jika kembali ke belakang, Hary Tanoe bergabung ke Hanura setelah keluar dari Partai NasDem . Di Hanura, Hary Tanoe langsung mendapatkan tempat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura . Menjelang pileg, Wiranto kemudian menunjuk Hary Tanoe sebagai Ketua Bappilu. Penunjukan Hary Tanoe inilah yang sempat memunculkan pro dan kontra di internal partai.

Menjadi Ketua Bappilu, Hary Tanoe langsung mengerahkan seluruh kekuatan medianya di bawah bendera grup MNC terus mengiklankan Hanura. Bahkan itu dilakukan jauh-jauh hari sebelum pileg. Iklan itu diputar berulang-ulang di media-media Hary Tanoe .

Hasil laporan Hanura yang disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum ( KPU ), dana kampanye Hanura pada pileg sebesar Rp 374 miliar. Paling banyak dana kampanye untuk iklan di media cetak dan elektronik. (mdk/has)