Dilihat dari track record, Setya Novanto belum mewakili rakyat
Merdeka.com - Kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden membuat nama baik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali tercemar. Apalagi, pencatutnya adalah Ketua DPR, Setya Novanto yang meminta sejumlah saham dari PT Freeport Indonesia.
Kelakuan tersebut membuat kepemimpinan Novanto sebagai pimpinan DPR diragukan. Sebagai wakil rakyat, dia telah bertindak di luar kewenangannya, ditambah nama yang dicatut adalah kepala negara dan wakilnya.
"Setya dinilai meragukan sebagai wakil rakyat, karena jika memang dia wakil rakyat tidak berbuat seperti itu mencatut nama orang seenaknya. Apalagi yang dicatut adalah orang yang berpengaruh untuk negara. Kepentingan rakyat prosedurnya harus baik karena ini kepentingan negara. Kalau Setya Novanto dilihat dari track record saja belum bisa dianggap menjadi wakil rakyat," ucap pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusup ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa,(17/11).
-
Bagaimana cara Setyo Wahono berkampanye? Dalam berkampanye, Wahono sering mengadakan blusukan ke pasar-pasar yang ada di Bojonegoro. Di sana dia dengan sabar mendengarkan keluhan para pedagang, mengadakan diskusi, hingga membagikan cinderamata.
-
Kenapa Setya Novanto disebut sebagai korban dalam kasus e-KTP? 'Partai Golkar itu menjadi korban dari e-KTP, jadi saya no comment. Jelas ya, korban e-KTP siapa? (Setnov) ya sudah clear,' pungkasnya.
-
Kenapa Setyo Wahono mencalonkan diri? Pada Pilkada 2024 ini, ia mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati Bojonegoro berpasangan dengan Nurul Azizah yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro.
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
-
Siapa yang mendukung Setyo Wahono? Dapat Dukungan dari Ulama Dalam maju sebagai Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mendapat dukungan dari para kiai dan ulama di Bojonegoro. Hal ini lantaran ia dianggap peduli meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren.Salah satu ulama yang mendukung Setyo Wahono adalah Kiai Safarun.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Tindakan sepihak yang dilakukan Novanto dalam proses perpanjangan kontrak pertambangan di Tanah Papua menambah buruk pandangan rakyat terhadap DPR. Rakyat tak lagi percaya terhadap wakil-wakilnya yang duduk di kursi legislatif.
"Jika memang benar dia dalang dari semuanya, rakyat juga tidak akan percaya lagi dengannya dan DPR semakin dinilai tidak baik," jelasnya.
Asep menambahkan, DPR harus tegas dalam menangani kasus pencatutan nama yang dilakukan Novanto. Sebab, selain mempertaruhkan nama baik DPR juga menyangkut kepentingan negara.
"DPR seharusnya jangan makin menutupi hal ini atau 'mengamankan'. Seharusnya DPR tegas, ini kasus bukan main-main, menyangkut semuanya, khususnya negara. Bukan satu dua kali DPR menutupi kasus Setya," tuturnya.
Bukan kali ini saja Novanto terjerat sebuah kasus hukum. Novanto juga pernah disebut-sebut dalam sidang persidangan tindak pidana korupsi, mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai seorang sinterklas yang hobi bagi-bagi duit.
Nazar berkicau dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan kartu tanda penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara elektronik (eKTP) tahun anggaran 2011-2012 di Kementerian Dalam Negeri.
Nazaruddin pernah mengadukan dugaan korupsi dalam proyek eKTP kepada KPK, antara lain mengenai aliran dananya yang disebut mengalir ke sejumlah anggota DPR seperti Bendahara Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto yang menerima RP 300 miliar.
Selain itu, Ketua dan Wakil Ketua Komisi II DPR dan anggota sebesar 2,5 persen dari anggaran. Ketua dan Wakil Ketua Banggar 2,5 persen dari anggaran hingga Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mendapat USD 2 juta melalui adiknya Azmi Aulia Dahlan.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Wayan menilai sosok Jokowi sudah mulai berubah.
Baca SelengkapnyaTiga isu tersebut terkait penyelewengan aparatur negara, manipulasi hukum, dan cacat moral pasangan Prabowo dan Gibran
Baca SelengkapnyaSetyo memperoleh suara tertinggi dalam voting sebagai ketua KPK mengalahkan kandidat lainnya yakni Fitroh Rohcayanto dan Johanis Tanak.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba
Baca SelengkapnyaMenurut Nusron, sistem seperti orde baru hanya terjadi apabila ada pembungkaman suara-suara tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMegawati berpesan kepada pihak berupaya merekayasa Pilkada untuk netral.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo yang diminta di untuk memberhentikan kasus e-KTP.
Baca SelengkapnyaMenurutnya hal itu tidak sejalan dengan semangat negara hukum yang menjamin tidak ada diskriminasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Otto, MK hanya sebatas menerima saja pengajuan Amicus Curiae namun tidak menjadi pertimbangan hukum beri putusan.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membantah pasangan nomor urut 2 tidak bisa blusukan
Baca Selengkapnya