Dimyati: Romy tak ada etika baik walaupun sudah ketemu Djan Faridz
Merdeka.com - Perseteruan kubu Romahurmuziy dan Djan Faridz beberapa hari lalu sempat mereda setelah kedua belah pihak bertemu di kediaman Djan, Jalan Borobudur 22, Jakarta Pusat, Kamis (28/1). Kini perseteruan tersebut kembali memanas.
Menurut Sekretaris Jenderal Djan Faridz, Dimyati Natakusuma, Romy tidak mempunyai etika baik untuk berdamai saat pertemuan tersebut.
"Romy kalau saya pikir dirinya untuk menyatu dan menyatakan kalau kalah di meja hijau," ujarnya di Kantor DPP PPP, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (5/2).
-
Siapa yang dinilai kurang sopan saat berdebat? Salah satu yang masih menjadi topik perbincangan adalah sikap calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, yang dinilai kurang sopan dalam debat.
-
Siapa yang melanggar kode etik? Diketahui, sanksi tersebut disebabkan pelanggaran kode etik yang dilakukan Hasyim sebab terkait pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden.
-
Mengapa BPIP menggelar diskusi etika penyelenggara negara? Dengan latar belakang sejumlah kasus pelanggaran etika yang mencuat, termasuk korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan, kegiatan ini menjadi penting untuk membahas dan mencari solusi praktis terhadap masalah-masalah tersebut.
-
Kenapa DKPP menilai KPU melanggar kode etik? Komisioner KPU sebagaimana kami pahami saat ini ya sepertinya dikenai sanksi karena adanya dianggap melakukan kesalahan teknis bukan pelanggaran yang substansif,' ujar dia.
-
Kenapa Golkar melihat baik pertemuan Puan dan Rosan? 'Kalau pun misalnya terjadi kan (Puan bertemu Rosan) enggak apa-apa ya bagus-bagus aja, ini di bulan Ramadan makin banyak silaturahmi,' kata Doli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (1/ 4).
-
Siapa yang disebut Tissa Biani kurang akhlak dan etika? Tissa merasa bahwa komentar-komentar tersebut berasal dari fans Fuji yang, menurutnya, kurang memiliki akhlak dan etika.
Menurut Dimyati, sebaiknya kubu Romy harus mengakui dengan sportif telah kalah dalam persidangan. "Kalah masa mau bakar-bakaran, sudahlah kita harus sportif dalam pemerintahan atau pun dalam berpartai politik," tuturnya.
"Kalah harus terima dan kami yang menang pasti akan merangkul mereka untuk bergabung dengan kita. Tapi kata itu tidak keluar dari dia," katanya.
"Justru sekarang dirinya tiba-tiba buat sebuah manuver dan siasat apa lagi. Apakah muktamar Bandung mau dihidupkan lagi? Bandung sudah sah menjadi muktamar Jakarta," tambahnya.
Sebelumnya, jalan penyelesaian konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui Muktamar Islah menunjukan titik terang. Setelah Mahkamah Partai dan Senior PPP menyerukan Muktamar Islah, kubu Romahurmuziy (Romi) dan Djan Faridz bertemu untuk menjajaki kemungkinan itu.
"Kita tidak ingin melihat ke belakang, kita lihat ke depan demi kepentingan bersama kita akan mengikuti pendangan senior PPP. Yaitu islah damai dalam perbedaan pendangan. Kita datang ini dalam rangka menjalankan petunjuk para senior dan putusan Mahkamah Partai," kata Emron Pangkapi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (29/1).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, Lemhanas bisa mengundang narasumber yang disebutnya lebih mumpuni untuk membicarakan soal antikorupsi.
Baca SelengkapnyaFarhat Abbas ingin mengingatkan Densu agar lebih rendah hati dan mengajak untuk meminta maaf secara terbuka.
Baca SelengkapnyaDin menjelaskan dimasukannya nama itu, berdasarkan pertemuan dengan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla.
Baca SelengkapnyaPertemuan Denny Sumargo dan Farhat Abbas berujung damai.
Baca Selengkapnyaertemuan itu pun dianggap oleh Tumpak adanya kepentingan tertentu.
Baca SelengkapnyaFirli dianggap melanggar tiga pasal sekaligus karena bertemu Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaRomli menolak saat diminta jadi saksi meringankan Firli Bahuri dalam kasus dugaan pemerasan mantan Mentan SYL
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin temui Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta
Baca SelengkapnyaFirli pun dianggap tidak tidak menunjukkan keteladanan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari yang dapat dipertanggungjawabkan.
Baca Selengkapnya". Dalam posisi perang saja kami diwajibkan untuk mematuhi etika dan aturan sehingga perang bukan soal kill or to be kill," kata AHY.
Baca Selengkapnya