Dinilai langgar etika politik, ini jawaban Jokowi
Merdeka.com - Koalisi pemenangan gubernur dan wakilnya, Joko Widodo ( Jokowi ) dan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) mulai goyah. Dimana dalam koalisi ini terdiri dari dua partai, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Koalisi yang awalnya bersatu mendukung Jokowi-Ahok, kini sudah tidak lagi. Alasannya, Partai Gerindra menyayangkan sikap Jokowi yang mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Dan ini telah melanggar janji politik, untuk memimpin Jakarta selama lima tahun.
Jokowi menilai, dirinya hanya perlu berpegang kepada konstitusi, dan tidak perlu memperhatikan etika politik. Sebab secara undang-undang, konstitusi dan aturan hukum, tidak ada yang melarangnya untuk menjadi presiden dan meninggalkan posisinya sebagai gubernur DKI Jakarta.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Kenapa Jokowi akan memberikan sambutan di Apel Kader Gerindra? 'Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan,' kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Yusuf Permana kepada wartawan, Sabtu (31/8).
"Yang kita pegang itu konstitusi, undang-undang dan aturan. Kalau aturan memperbolehkan, undang-undang memperbolehkan, konstitusi memperbolehkan, pegangannya ke sana," kata dia di rumah dinas, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3).
Jokowi menilai, kekecewaan terhadap dirinya yang menjadi bakal calon presiden PDI-Perjuangan merupakan hal biasa. Bahkan, dia yakin pandangan tersebut adalah bentuk demokrasi di Indonesia.
"Kemarin sudah disampaikan ini demokrasi, ada yang tidak senang, ada yang senang, ada yang mendukung, ada yang tidak mendukung, ada yang muji, ada yang kritik, biasa aja demokrasi," tegas dia.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi mengatakan tidak ada perubahan dalam sikap partainya dengan PDI-Perjuangan. "Koalisi kami koalisi Pilgub. Jadi pasca itu ya rasional aja, selama itu juga buat kepentingan warga jakarta, tidak masalah," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (15/3).
Jika benar Jokowi menjadi presiden, maka kemungkinan Ahok akan menjadi gubernur DKI Jakarta. Sanusi mengatakan, ini tidak ada masalah dengan Partai Gerindra. Namun, ia menyayangkan, pencalonan Jokowi sebagai calon presiden.
"Gerindra jalan sendiri tidak masalah. Sejauh ini komunikasi fraksi ke fraksi lain di DPRD bagus-bagus aja. Cuma kita mnyayangkan (pencapresan Jokowi) karena beberapa program Pak Jokowi yang kita nilai masih bermasalah," ungkapnya.
Sanusi mencontohkan program Jokowi yang bermanfaat masyarakat tapi masih bermasalah. Pertama adalah pengadaan bus Transjakarta. Ia menilai, Jokowi yang ngotot untuk mengadakan 300 bus, ternyata masih terganjal dengan adanya kasus bus karatan. Sebab, pengadaan bus ternyata masih berkarat.
"Kedua, kampung deret. Ini sudah mulai kelihatan masalahnya kayak apa. Jadi kami menyayangkan itu," pungkas dia. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari menyoroti penyataan Jokowi soal Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang tak akan berkampanye.
Baca SelengkapnyaMenurutnya hal itu tidak sejalan dengan semangat negara hukum yang menjamin tidak ada diskriminasi.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaJokowi blak-blakan ada politikus yang memanfaatkan namanya dan mengklaim mendapat restu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi gregetan disebut dengan julukan Lurah oleh banyak politisi.
Baca Selengkapnya"Bukan ranahnya capres bicara etika. Mengimbau boleh, tapi bukan pada tempatnya," jelas Budi Arie
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Nasdem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral
Baca SelengkapnyaReaksi Anies Tanggapi Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak: Sebelumnya Kami dengar Netral dan Mengayomi Semua
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaJokowi enggan berkomentar banyak soal putusan MKMK. Ternyata ada alasan khusus kenapa Jokowi irit bicara.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Megawati dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh gubernur se-Indonesia di Balai Samudra, Jakarta
Baca Selengkapnya