Dipecat Partai, Taufik Ungkit Jasa Menangkan Gerindra di Jakarta
Merdeka.com - Partai Gerinda resmi memecat Mohamad Taufik. Keputusan tersebut diambil setelah Majelis Kehormatan Partai (MKP) menggelar sidang di DPP Partai Gerindra, Ragunan, Selasa (7/6). Dia dianggap gagal dalam melaksanakan tugas saat Pilpres 2019 silam.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik mengatakan, dirinya tidak akan mengambil sikap atau langkah apapun atas keputusan tersebut. Dengan pernyataan satir, Taufik meminta maaf jika selama kiprahnya di Gerindra Jakarta tidak sesuai dengan ekspektasi partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
"Saya mohon maaf bila dalam perjalanan ternyata belum seperti apa yang diharapkan," katanya di Jakarta, Selasa (7/6).
-
Bagaimana Prabowo menanggapi? 'Itu hak politik,' kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Apa yang ditolak Prabowo? Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Siapa yang ditegur Prabowo? Presiden Prabowo Subianto menegur Sekretaris Kabinet Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya dalam acara pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
-
Kenapa Prabowo meminta maaf saat di Sukabumi? 'Terima kasih, hari ini saya disambut begitu meriah. Saya minta maaf terlambat, berapa kali maklum saya harus laksanakan tugas lain tetapi sudah niat saya mau ke sini, saya mau naik helikopter, namanya mesin ada gangguan, ini helikopter ketiga,' jelas Prabowo saat menyampaikan sambutan saat meresmikan 5 sumber air di Desa Karanganyar, Jampong Kulon, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi soal Jokowi sebagai pemimpin koalisi? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
Meski demikian, dia mengungkit kembali capaian politik Gerindra di Jakarta yaitu terjadi peningkatan jumlah kursi di DPRD DKI. Semula 6 kursi, naik menjadi 15 kursi, dan 19 kursi. Perolehan kursi itu diraih dalam tiga kali Pemilu.
Tak hanya itu, Taufik mengungkit kembali prestasinya di Gerindra yaitu memenangkan pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Saya hanya mendorong bahwa Gerindra mencalonkan gubernur menang dua kali. Itu saya kira, kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia. Karena itu saya ingin sampaikan bahwa kalau saya mendengar pemecatan sampai dengan hari ini saya belum terima surat," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Wihadi Wiyanto membeberkan kesalahan-kesalahan fatal yang menyebabkan Mohamad Taufik dipecat dari Partai Gerindra sebagai kader.
Wihadi menyebut kesalahan Mohamad Taufik diakumulasi dari pelaksanaan Pilpres 2019 hingga saat ini.
Pertama, selaku kader Partai Gerindra juga sebagai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta dan menjabat di DPRD DKI Jakarta dari fraksi Gerindra, dinyatakan telah gagal menjalankan amanah partai terkait dengan kalahnya perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi di DKI Jakarta pada Pilpres 2019.
"Pada saat saudara Taufik menjadi Ketua DPRD kantor DPD Partai Gerindra tidak ada. Dan juga saat Pilpres DKI kalah, itu menjadi catatan juga," kata Wihadi, saat diwawancarai di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2022).
Kemudian, M Taufik diketahui kerap disebut terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi di lingkungan pemerintah DKI.
"Ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa di KPK," ujarnya.
Kebohongan-kebohongan juga sering dilontakan M. Taufik, di mana pada persidangan sebelumnya oleh MKP pada 21 Febuari 2021, M Taufik mengaku akan loyal dan setia kepada Partai Gerindra. Nyatanya, ia melanggar AD/ART yang diatur oleh Partai dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto itu.
"Namun kenyataannya dia sudah kita tanyakan berkali-kali pada saat sidang di bawah sumpah apakah akan keluar dari Partai Gerindra dia menyatakan akan tetap di Gerindra," ungkap dia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budiman mengaku legowo menghadapi pemecatan tersebut.
Baca SelengkapnyaKarena pada akhirnya, semua adalah satu bangsa untuk membela Indonesia.
Baca SelengkapnyaPDIP mengingatkan Gibran untuk segera mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA).
Baca SelengkapnyaGibran meminta semua pihak menunggu langkah politiknya ke depan.
Baca SelengkapnyaTangis Miftah Maulana Habiburahman aliasĀ Gus Miftah pecah.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Puan Maharani menilai tak ada lagi yang perlu dibahas soal pemecatan Budiman.
Baca SelengkapnyaRudy menambahkan, agar permasalahan tidak berlarut larut, ia berniat untuk menemui Gibran.
Baca SelengkapnyaTuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi resmi keluar dari Perindo.
Baca SelengkapnyaSunanto mengingatkan kader PDIP tidak bisa bermanuver di PIlpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani berbicara nasib Gibran Rakabuming Raka setelah resmi menjadi Cawapres Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon meyakini partainya bisa mengalahkan Bobby Nasution pada Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak pernah memaksa siapapun untuk tetap berada atau memilih keluar.
Baca Selengkapnya