Diserang habis-habisan, Ahok tetap masuk opsi PDIP di Pilgub DKI
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah menimbang, siapa sosok yang tepat untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta 2017. Belakangan diketahui, PDIP telah menyiapkan tiga opsi untuk bersikap di Pilgub yang akan dihelat Februari mendatang.
Opsi pertama adalah menduetkan petahana Basuki T Purnama (Ahok) dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok masih menjadi opsi bagi PDIP, meskipun belakangan tidak sedikit politisi-politisi PDIP yang berkomentar keras dan miring buat Ahok.
Sebut saja, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dalam kasus perseteruan antara Ahok dan Politikus PDIP Tri Rismaharini. Andreas menegaskan, Ahok akan semakin dibenci oleh rakyat karena ulahnya berseteru dengan Risma.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
"Ya mungkin itu gaya pak Ahok sah saja, menurut saya, saya menilai gaya seperti itu makin lama makin menjauhkan beliau dengan masyarakat," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/8).
Atas kejadian ini, Andreas menyebut warga DKI akan melihat bahwa Risma jauh lebih tenang ketimbang Ahok. Menurutnya, Jakarta membutuhkan pemimpin yang tidak hanya apik dalam bekerja tetapi juga berkarakter dan tenang dalam menghadapi persoalan.
"Di DKI kan butuh pemimpin yang punya kapabilitas fungsional, terutama memimpin kota besar, tapi dia perlu karakter tenang, cool menghadapi permasalahan. Dalam kaitan ini Risma menunjukkan kapabilitas dan ketenangan. Toh rakyat yang melihat," tegasnya.
Tidak cuma Andreas, bahkan Wasekjen PDIP Ahmad Basarah juga berkomentar miring tentang Ahok. Menurut dia, Ahok sebagai pemimpin harusnya memikirkan kepentingan rakyat.
"Sebagai seorang pemimpin, semestinya Pak Ahok juga memikirkan kepentingan bangsa yang lebih besar. Bahwa di atas kepentingan beliau, ambisi beliau ingin menjadi Gubernur DKI Jakarta, persaudaraan seluruh bangsa Indonesia ini juga harus turut dipelihara," kata Basarah.
Kepentingan individu Ahok, kata dia, membuat orang nomor satu di DKI Jakarta itu sering merusak kohesi kebangsaan.
"Pernyataan beliau itu menimbulkan perasaan tersinggung dan sebagainya, hentikanlah. Itu demi kebaikan bersama," tegasnya.
Kendati demikian, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui Ahok masih masuk opsi PDIP untuk diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Namun, sampai saat ini PDIP belum menegaskan opsi mana dari tiga yang akan dipilih oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ada skenario yang sebagai opsi pertama pasangan Ahok dan Djarot, kemudian suara arus bawah pemimpin dibutuhkan kerendahan hati, membangun ke depan lebih baik daripada menimbulkan persoalan-persoalan hanya karena disiplin berbicara itu masukan yang kami dengar," kata Hasto di depan kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta, Jumat (12/8).
Untuk opsi kedua, lanjut Hasto, dipilih dari opsi penjaringan. Di sini, menurut Hasto, lebih pada keterlibatan semua pengurus DPP.
"Kedua opsi yang berjalan penjaringan, ada tanggung jawab DPP partai ketika proses diambil sebagai keputusan politik itu melalui pertimbangan objektif dan politik," kata dia.
Opsi terakhir, kata dia, melahirkan pemimpin baru. Nah opsi ini yang tengah dipersiapkan oleh PDIP.
"Tiga skenario melahirkan pemimpin berdasar pemetaan politik ini sudah kami persiapkan," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menantang Partai Keadilan Sejahtera untuk mengusung Ahok.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok kini tengah fokus memberikan pendidikan bagi kader-kader PDIP terkait perekonomian.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaPantas mengatakan, kemungkinan partainya bakal mengumumkan nama bakal calon gubernur pada Mei 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, PDIP membuka peluang Ahok dan Djarot maju Pilgub Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menyebut, Anies memang masuk bursa dan menjadi salah satu dari 10 nama yang diusulkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP membuka peluang mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat untuk dicalonkan pada Pilkada Sumut.
Baca Selengkapnya