Ditanya survei SMRC, Ahok bilang kalah ganteng dari Anies dan Agus
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ternyata tidak sepakat dengan hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research Center. Padahal dalam dalam riset tersebut dirinya unggul dibandingkan dengan dua pasangan calon lainnya.
Survei SMRC memaparkan, pasangan petahana Ahok-Djarot masih berada di posisi paling pertama di antara pasangan calon lainnya. Survei yang dilakukan pada 1-9 Oktober 2016 terhadap 648 responden warga DKI menunjukkan, elektabilitas Ahok-Djarot mencapai 45,4 persen. Sedangkan, elektabilitas pasangan calon lain, Agus-Sylviana 22,4 persen. Kemudian, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno memiliki elektabilitas 20,7 persen.
"Enggak, enggak unggul. Kalah ganteng sama Si Anies, Si Agus. Kata surveinya begitu kan, ha-ha," ucap Ahok seraya tertawa di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/10)
-
Siapa yang kalah saat Anies melawan Ahok? Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
-
Bagaimana SMRC melakukan survei Pilgub Sulteng? Semua responden diwawancara secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
Mantan Bupati Belitung Timur ini tak ingin euforia dengan hasil survei tersebut. Sebab pasangan calon akan resmi menjadi gubernur dan wakil gubernur, kalau dapat meraup suara warga di atas 50 persen plus 1 pemilih.
"Kita kan butuh 50 persen, beda. Enggak tahu lah, nanti kita lihat saja tanggal 15 Februari 2017," tutup Ahok.
Sebelumnya, Direktur SMRC Sirajuddin Abas mengatakan, selama melakukan survei, beberapa responden mengatakan mengenal Agus Yudhoyono karena rupawan.
"Kalau masalah ganteng, sudah lah, Agus menang telak di antara ketiganya. Mereka yang kenal Agus, bilang 'Agus yang ganteng itu atau anaknya SBY'," ucap Sirajuddin.
Tapi, faktor ketampanan tak berpengaruh dengan naiknya pemilih warga Jakarta. Hanya berkisar 1,9 persen yang memilih pemimpin karena ganteng.
Alasan terbanyak memilih pemimpin di Jakarta, menurut SMRC, adalah sudah ada bukti dan kerja nyata, serta orang yang tegas dan berwibawa.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaAnies berada di posisi bawah jika dibandingkan dengan Prabowo dan Ganjar.
Baca SelengkapnyaAhok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas dari berbagai lembaga survei dapat dijadikan sebagai cerminan.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, hasil survei yang berkembang saat ini tidak bisa menjadi parameter kemenangan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan di tiga lembaga survei tidak lebih dari 20 persen.
Baca Selengkapnya