Ditinggal Mbah Moen, PPP Yakin akan Tetap Eksis
Merdeka.com - DPW PPP Jawa Tengah tetapkan aturan untuk kadernya agar mesin politik tetap berjalan, pasca meninggalnya sosok KH Maimun Zubair. Aturan tersebut menegaskan bahwa bila ada kader yang ikut politik karena figur mbah Moen, lebih baik berhenti saja.
"Saya sudah menekankan kepada kader-kader yang di bawah, kalau ada kader ikut PPP karena kagum dengan sosok Mbah Moen, maka sebaiknya berhenti saja sebagai kader. Tapi kalau dia ikut PPP karena mengabdi untuk lambang Ka'bah, maka kita lanjutkan perjuangan politiknya," kata DPW PPP Jawa Tengah Masrukan Syamsuri saat dikonfirmasi, Rabu (7/8).
Dia menyebut, sosok Mbah Moen merupakan Ketua Dewan Majelis Syuro DPP PPP, namun sebagai ulama sepuh mampu tanamkan ajaran politik di tubuh PPP. Saat ini, Mbah Moen tercatat masih menjadi Ketua Dewan Majelis Syuro PPP.
"Kami merasa kehilangan figur panutan dengan wafatnya Mbah Moen di Tanah Suci Makkah. Sebab, Mbah Moen juga sebagai mahaguru yang telah menanamkan ajaran berpolitik dengan etis dan santun bagi para kader maupun simpatisannya yang bergelut di kancah politik nasional," ujarnya.
Maka dari itu, PPP sudah terbiasa kehilangan figur ulama panutan sejak Reformasi tahun 1998 silam. Saat itu, menurutnya, banyak kiai sepuh yang keluar dari PPP karena ingin membentuk partai baru. Hal serupa juga terjadi dengan meninggalnya Mbah Moen.
"Jadi ditinggalkan sama ulama-ulama panutan sudah terbiasa. Jauh saat reformasi kondisi PPP juga sama. Tetap eksis sampai sekarang tidak perlu khawatir," jelasnya.
Sejak puluhan tahun, Mbah Moen telah menanamkan ideologi Pancasila yang bernafaskan religius dalam tubuh partainya. Satu ajaran yang sangat dikenang hingga saat ini yaitu menghargai perbedaan pendapat tanpa harus tercerai berai.
Ajaran yang satu ini pernah diterapkan saat PPP terjadi dualisme kepemimpinan. Saat itu anak-anak Mbah Moen ikut dalam dua kubu tersebut. Seperti diketahui, Gus Wafi merupakan pendukung setia PPP Djan Faridz sedangkan Gus Yasin yang sekarang menjabat Wagub Jateng memilih ikut PPP versi Rommy.
"Dengan tanamkan ajaran politik santun, etis serta menghargai perbedaan pendapat tidak terjadi gontok-gontokan. Maka dari itu ketika anaknya ada dalam dua kubu berbeda tetap harus saling menghargai. Ajaran berpolitik itulah yang harus kita teladani," tutup Masrukan Syamsuri.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mardiono memastikan PPP menjalankan amanah yang diberikan Mbah Moen.
Baca Selengkapnya"Hanya nonaktif saja untuk periode waktu tertentu selama mereka kampanye,"
Baca SelengkapnyaNU telah memiliki aturan yang jelas jika terdapat kader NU yang maju dalam kontestasi politik.
Baca SelengkapnyaKabar duka datang dari Wapres ke-9 RI, Hamzah Haz. Mantan Ketua Umum PPP itu meninggal dunia, pukul 09.30 WIB di Klinik Tegalan, Jakarta, Rabu (24/7/2024) pagi.
Baca SelengkapnyaMakam Mbah Moen batal dipindahkan karena jasadnya masih utuh. Umat muslim di Indonesia pun ikut bersyukur
Baca SelengkapnyaPPP mendapatkan doa dari pimpinan Ponpes agar lebih jaya dan maju, sehingga dapat terus membawa aspirasi umat.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) memberhentikan KH Ate Mushodiq sebagai Ketua Umum MUI Kota Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, tidak ada juga partai politik lain yang sudah lama eksis tiba-tiba dipimpin orang di luar partai.
Baca SelengkapnyaMajelis Pertimbangan PPP merekomendasikan kepada Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk memecat kader PPP yang mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMuhamad Mardiono telah melakukan konsolidasi pemenangan, bertemu dan menyerap aspirasi jutaan masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, hubungan PKB dan PBNU semakin panas. Pemicunya, Cak Imin menjadi pelopor pansus haji di DPR.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Mahfud yang juga Cawapres nomor urut 03 memastikan akan mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.
Baca Selengkapnya