Ditinggal PKS dan PAN, Deddy Mizwar tak merasa dikhianati
Merdeka.com - Deddy Mizwar menganggap santai manuver yang dilakukan PKS dan PAN merapat ke Gerindra. Ia menilai, hal itu merupakan bagian dari dinamika politik.
"Biasa saja, tidak ada yang mengejutkan. Yang pasti saya menghargai setiap kepentingan partai," katanya saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Kamis (28/12).
Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jabar ini pun tidak merasa ditinggalkan oleh PKS dan PAN yang sebelumnya menyatakan akan mengusung dirinya. Pasalnya, hubungan yang dijalani dengan PKS dan PAN diawaki dengan baik. Semua pihak juga menyadari bahwa setiap keputusan bisa berubah.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
"Nggak merasa ditinggalkan lah. Kami tahu dinamika politik begitu cair, kami pun sadar bahwa setiap keputusan bisa berubah setiap waktu," terangnya.
"Saya juga tidak merasa dikhianati. Ini semua bagian dari proses pendewasaan politik," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sepakat mengusung pasangan Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden PKS Sohibul Iman di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (27/12) yang juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.
"Untuk Pilkada Jawa Barat, koalisi tiga partai sepakat mengusung Mayjen (purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu," kata Sohibul.
Ketiga partai memang telah sepakat akan berkoalisi pada Pilgub di lima daerah. Selain Jawa Barat, ketiga partai sepakat untuk berkoalisi di Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.
Ahmad Syaikhu sebelumnya telah disepakati akan menjadi calon wakil dari Deddy Mizwar yang diusung oleh PKS, PAN dan Demokrat. Lewat diusungnya Syaikhu menjadi pendamping Sudrajat, maka dipastikan 'koalisi zaman now' menjadi bubar.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengaku, selalu menghormati seluruh keputusan masing-masing partai politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaPKB sudah menerima tawaran koalisi dengan NasDem untuk mengusung Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Baca Selengkapnya"Kita terbiasa di organisasi PAN samina waatona terhadap kebijakan pimpinan. Jadi saya kira pimpinan pasti sudah memikirkan yang terbaik."
Baca SelengkapnyaPAN memastikan jika nama yang ditawarkan tak diinginkan hal itu kembali menjadi keputusan bersama.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
Baca SelengkapnyaPadahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPKB memilih membelot bergabung dengan NasDem dan mengusung duet Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai tidak ada jaminan kerjasama yang terjalin saat ini akan terus abadi.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, di negara yang demokratis seseorang berhak menentukan pilihan politiknya.
Baca SelengkapnyaGerindra sebelumnya tidak diberi tahu PKB terkait pertemuan Cak Imin dengan Ketum NasDem Surya Paloh pada 29 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPKB mendukung partai manapun yang berkeinginan untuk bekerja sama di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya