Djan Faridz merasa kondisi PPP mirip zaman penjajahan VOC
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz merasa partainya tengah mendapat perlakuan laiknya zaman Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pihaknya merasa banyak mencoba lakukan adu domba atas kondisi dialami PPP.
Menurut Djan, bangsa ini harus belajar dari sejarah bagaimana VOC berdiri di Batavia tahun 1602, untuk memperkuat kedudukannya dalam perdagangan. Mereka juga memilih politik adu domba untuk dapat menguasai Nusantara.
"Sekarang setelah Indonesia merdeka 70 tahun, Partai Persatuan Pembangunan juga mengalami perlakuan yang sama seperti saat zaman penjajahan VOC," kata Djan dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (20/1).
-
Bagaimana VOC mengendalikan perdagangan di Pulau Cingkuak? Pulau Cingkuak ini menjadi gerbang utama dalam perdagangan emas maupun lada. Selain itu, peran dari pulau ini menjadi gudang rempah-rempah milik VOC sebelum melakukan pelayaran menuju Batavia.
-
Kenapa VOC ingin mendapatkan kontrak dagang lada di Palembang? Bahkan, VOC sampai bernafsu untuk bisa mendapatkan kontrak dagang lada dengan Kesultanan Palembang dan Jambi karena di Eropa harga lada sangat tinggi dan langka.
-
Bagaimana VOC mendapatkan keuntungan dari kopi Priangan? Tahun 1720 VOC mewajibkan Preangerstelsel. Sistem tanam paksa pertama yang dilakukan kompeni di Jawa Barat. VOC meraup keuntungan luar biasa dari kopi Priangan.
-
Kenapa VOC menanam kopi di Priangan? Tahun 1707, VOC membagikan bibit kopi kepada para bupati di Priangan. Dimulailah sejarah penanaman kopi di Nusantara. Tak semua berhasil. Namun di dataran tinggi kopi berkembang dengan baik. Kopi ternyata sangat menguntungkan.
-
Kapan VOC mulai berdagang di Pariaman? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Siapa yang memimpin VOC di Lumajang? Lebih lanjut, surat tersebut menegaskan jika Kartanagara dan saudara-saudaranya tidak mau datang ke Pasuruan untuk menunjukkan sikap tunduk pada VOC, maka Lumajang akan diserang.
Pernyataan dia terkait adu domba merujuk pada insiden pertikaian di kantor PPP DPC Medan, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. Seharusnya insiden itu bisa dicegah, sebab hanya membuat masalah semakin parah.
"Konflik semacam itu seharusnya tidak perlu terjadi. Sebab hanya akan menorehkan luka dalam pada sejarah negeri ini," ujarnya.
Dia menuturkan, sahabat PPP yang terlibat perselisihan merupakan korban atas refleksi kelemahan hukum di Tanah Air. Maka dari itu, dia meminta para kadernya menyikapi putusan Mahkamah Agung (MA) atas kepengurusan PPP. Sebab, sudah selaiknya disikapi bijaksana para penyelenggara negara.
Putusan MA menyatakan bahwa kubu yang sah adalah kubu Muktamar Jakarta. Ini seperti yang tertuang pada putusan MA halaman 48 Nomor 11. Seharusnya, kata Djan, putusan yang dikeluarkan sejak tiga bulan lalu itu mampu menenangkan situasi politik saat ini.
"Keputusan tersebut sesungguhnya sudah sangat ampuh dan mumpuni untuk menjadi resolusi damai jika pemerintah memiliki itikad yang luhur, yaitu kedamaian dan ketenangan bagi setiap warga negaranya," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejabat dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang Belanda, banyak yang dipecat dari jabatannya karena terbukti melakukan praktik korupsi.
Baca SelengkapnyaSeiring perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan pada zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaDi masa kerajaan, masyarakat dibebani pajak tanah dan pajak tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaSejarah kopi Priangan merajai pasar Eropa. Namun di Tanah Air meninggalkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, tindakan eksploitasi yang dilakukan abad ini, tak jauh berbeda dengan masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaPulau yang terletak di Teluk Painan ini dulunya merupakan benteng pertahanan Portugis yang digunakan sebagai loji Belanda untuk perdagangan lada.
Baca SelengkapnyaKini Wisma Perdamaian lebih sering digunakan untuk kegiatan budaya, seni atau pendidikan.
Baca Selengkapnya