Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Djarot: Berbeda boleh tapi jangan paksa kehendak, apalagi isu SARA

Djarot: Berbeda boleh tapi jangan paksa kehendak, apalagi isu SARA Djarot hadiri peringatan 51 tahun Supersemar. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Panasnya suhu politik jelang putaran kedua Pilgub DKI membuat calon petahana Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengingatkan semua pihak agar saling menghormati dan tidak memecah belah bangsa dengan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

"Saya selalu ingetin jangan dong, apalagi memaksakan kehendak untuk shahwat kekuasaan, sebagai warga muslim kita itu dituntut untuk sabar, tawakal, berbeda boleh tapi jangan paksakan kehendak," ucap Djarot di Kelurahan Grogol Utara, Jakarta, Minggu (12/3).

Mantan Wali Kota Blitar ini mengingatkan sekaligus mengajak semua pihak agar tidak lagi menggunakan isu SARA di kampanye putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Sebab, pemulihan akibat konflik SARA membutuhkan waktu lama.

"Mari lah saya selalu sampaikan dalam pilkada ini jangan bawa-bawa persoalan SARA, sangat berbahaya, ingat penyembuhan karena konflik SARA, ini cukup lama, yang jadi korban saudara kita sendiri, ingat peristiwa di Ambon, Poso," imbaunya.

Djarot melanjutkan, saling menghormati hak orang lain juga berlaku untuk Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto yang memberikan dukungan kepada pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Padahal partainya sejak awal mendukung pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Djarot tak masalah dengan sikap politik Titiek yang berseberangan dengan instruksi Partai Golkar. Dukungan Titiek itu hak demokrasi masing-masing warga negara.

"Ya enggak apa-apa dukung. Enggak apa-apa, silakan saja, itu kan hak demokrasi. Hak orang masing-masing, dukung siapa pun boleh, enggak apa-apa," kata Djarot.

Dukungan Titiek Soeharto ini terungkap dari foto yang diunggah Sandiaga Uno di akun Instagramnya. Di foto itu, Anies-Sandi foto bersama Titiek. Ketiganya kompak tunjuk tiga jari, ciri khas Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017.

Titiek mengatakan alasan mendukung Anies-Sandiaga didasarkan pada agama yang dianutnya. Dukungan untuk Anies-Sandiaga murni inisiatif pribadi tanpa membawa atribut partai.

"Saya rasa tidak ada yang salah apalagi melanggar, saya pribadi mendukung pasangan yang menurut agama saya baik. Lagi pula saya enggak ngajak kader lain dan saya enggak pakai atribut partai," kata Titiek di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3).

Titiek menyamakan arah politiknya itu dengan pengalaman Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono. Saat Agung berbeda sikap dengan keputusan partai soal calon presiden, tidak ada yang mempermasalahkan.

"Sebagai contoh dulu juga pak Agung Laksono beliau sebagai Waketum ketika Partai Golkar dalam memutuskan calon presiden dua, beliau pilih nomor satu, karena itu hati beliau di sana enggak apa-apalah. Kok sekarang saya dipermasalahkan," tegasnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasto PDIP Nilai Ucapan Maruarar SARA, Bakal Kirimkan Buku 'Politik Itu Suci' Karya Sabam Sirait
Hasto PDIP Nilai Ucapan Maruarar SARA, Bakal Kirimkan Buku 'Politik Itu Suci' Karya Sabam Sirait

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons Politikus Partai Gerindra Maruarar Sirait yang menyebut Pramono Anung-Rano Karno bakal ditinggalkan pendukung nonmuslim

Baca Selengkapnya
Empat Sentilan Keras Hasto ke Maruarar, Singgung Lupa Nasihat Ayah 'Kekuasaan dan Uang Jadi Berhala'
Empat Sentilan Keras Hasto ke Maruarar, Singgung Lupa Nasihat Ayah 'Kekuasaan dan Uang Jadi Berhala'

Sentilan ini merespons sejumlah pernyataan Maruarar soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Baca Selengkapnya
Pesan Senior PDIP untuk Calon Kepala Daerah Solo, Singgung Jokowi hingga Gibran
Pesan Senior PDIP untuk Calon Kepala Daerah Solo, Singgung Jokowi hingga Gibran

Aria Bima menilai, perbedaan pilihan maupun partai pengusung merupakan hal yang wajar dalam berkontestasi.

Baca Selengkapnya
Batal Usung Paslon KIM di Pilkada Banten, Golkar: Kami Yakin Pak Prabowo Demokratis
Batal Usung Paslon KIM di Pilkada Banten, Golkar: Kami Yakin Pak Prabowo Demokratis

Sekjen Partai Golkar Sarmuji menyakini KIM dan Prabowo Subianto bakal menerima keputusan Golkar mengusung Airin-Ade Sumardi di Pilkada Banten.

Baca Selengkapnya
Dukung Airin-Ade Sumardi di Pilkada Banten, PDIP Tak Takut Koalisi Gerindra Cs: Gajah Sama Semut Menang Mana?
Dukung Airin-Ade Sumardi di Pilkada Banten, PDIP Tak Takut Koalisi Gerindra Cs: Gajah Sama Semut Menang Mana?

Djarot menegaskan koalisi gemuk bukan jaminan menang.

Baca Selengkapnya
Golkar Dukung Airin, Bahlil ke Ade Sumardi: Kami Tidak akan Meminta Menukar Baju Kuning
Golkar Dukung Airin, Bahlil ke Ade Sumardi: Kami Tidak akan Meminta Menukar Baju Kuning

Ade datang dengan menggunakan kemeja lengan panjang warna merah dengan pin bergambar banteng atau PDIP di sebelah dada kiri.

Baca Selengkapnya
PDIP: Hubungan Megawati Sebagai Kepala BPIP dengan Jokowi Harus Baik, Nanti Anggarannya Enggak Dapet
PDIP: Hubungan Megawati Sebagai Kepala BPIP dengan Jokowi Harus Baik, Nanti Anggarannya Enggak Dapet

Hubungan baik tersebut dalam kapasitas Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Baca Selengkapnya
PDIP Singgung Konsolidasi Membendung Calon Potensi karena Adanya Ambisi Kekuasaan
PDIP Singgung Konsolidasi Membendung Calon Potensi karena Adanya Ambisi Kekuasaan

Hasto kemudian berbicara soal calon Kepala Daerah yang diusung dengan membendung koalisi.

Baca Selengkapnya
PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo Orde Baru, Airlangga: Sekarang Zaman Reformasi
PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo Orde Baru, Airlangga: Sekarang Zaman Reformasi

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto buka suara terkait pasangan Prabowo-Gibran disebut sebagai 'neo orde baru'.

Baca Selengkapnya
Arteria: Di PDIP Apapun Boleh, Asal Tidak Berkhianat
Arteria: Di PDIP Apapun Boleh, Asal Tidak Berkhianat

PDIP merupakan salah satu partai yang besar karena adanya pengkhianatan dan adu domba.

Baca Selengkapnya
Bamsoet Pastikan Dinamika Ketum Golkar Tak Ganggu Pencalonan Pilkada 2024
Bamsoet Pastikan Dinamika Ketum Golkar Tak Ganggu Pencalonan Pilkada 2024

Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak 10 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Isu Munaslub Golkar: Itu Urusan Internal, Tak Ada Hubungan dengan Kita
Jokowi soal Isu Munaslub Golkar: Itu Urusan Internal, Tak Ada Hubungan dengan Kita

Jokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.

Baca Selengkapnya