Djarot bilang video kampanye buat cegah kerusuhan 1998 SARA terulang
Merdeka.com - Video kampanye terbaru Ahok dan Djarot mendapat banyak kritik karena dianggap menyebar kebencian dan SARA. Namun Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat menganggap tidak ada masalah dengan video kampanye mereka.
Djarot menjelaskan niat membuat video tersebut agar kejadian 1997-1998 silam, tidak terulang.
Sepanjang Pilkada DKI Jakarta 2017 banyak sekali isu soal suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Sehingga, dia mengharapkan, kejadian kerusuhan pada 1997-1998 tidak terjadi karena meninggalkan trauma di warga Indonesia.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Bagaimana cara Setyo Wahono berkampanye? Dalam berkampanye, Wahono sering mengadakan blusukan ke pasar-pasar yang ada di Bojonegoro. Di sana dia dengan sabar mendengarkan keluhan para pedagang, mengadakan diskusi, hingga membagikan cinderamata.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Saya sudah nonton dan itu benar dan itu (yang ada di video) terjadi kok, kita inget tahun 97-98 itu saya pikir itu tujuannya saya pikir untuk menunjukkan jangan sampai terjadi lagi kejadian seperti itu," katanya di Kemanggisan Pulo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (10/4).
Mantan Wali Kota Blitar ini mengungkapkan, pesan lain yang ingin disampaikan video tersebut adalah plurarisme Jakarta. Di mana warga yang tinggal di ibukota bukan hanya terdiri atas satu suku, agama, ras dan antar golongan.
"Supaya kita sadar betul agar Jakarta dan Indonesia itu adalah Bhinneka, plural. Itu satu fakta, satu kenyataan. Maka mari kita rawat Bhinneka itu dengan baik," jelasnya.
Video itu menurut Djarot lebih berisi harapan Jakarta yang plural dan mengedepankan bhinneka tunggal ika. Sementara untuk pidato Djarot pada video tersebut direkam ketika dirinya dan tim melakukan kampanye akbar di Parkir Timur Senayan.
(mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Habiburokhman menyebut, rakyat pun tak terima jika Presiden Jokowi selalu dituding melakukan cawe-cawe.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, sama dengan Pilpres, Jokowi akan cawe-cawe kembali.
Baca SelengkapnyaVideo Soeharto itu diunggah dalam akun medsos miliknya @erwinaksa.id.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku mendapat serangan isu SARA. Dedi tidak terlalu memikirkannya karena yakin menang.
Baca SelengkapnyaDjarot mengatakan, partainya tengah menunggu surat resmi dari Bawaslu.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Garut viral dukungan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka
Baca SelengkapnyaVideo tersebut dibuat Gibran saat mengikuti sekolah partai beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaAgar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca Selengkapnya