DPR Ungkap Kekhawatiran TNI-Polri jadi Pjs: Ada Trauma Praktik Dwifungsi ABRI
Merdeka.com - Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengungkapkan muncul kekhawatiran publik terkait wacana TNI dan Polri mengisi posisi pejabat sementara kepala daerah. Hal tersebut dikarenakan adanya traumatik masa lalu yaitu dwifungsi ABRI.
“Ada trauma dulu terjadi praktik dwifungsi ABRI ya, begitu TNI kemudian ikut berpolitik kemudian justru menjadi faktor yang mendominasi katakan lah begitu ya. Karena secara politik kan rezim satu rezim yang kemudian punya kekuasaan bukan hanya kekuasaan politik, tapi juga kekuasaan senjata itu kan dikhawatirkan sangat dikhawatirkan,” kata Doli dalam diskusi daring ILUNI UI, Selasa (12/10).
Kekhawatiran selanjutnya adalah ketika anggota Polri menjadi Pjs berperan lebih besar dibandingkan pada masa rezim-rezim sebelumnya.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Kenapa DPR khawatir dengan tindakan polisi? 'Ini berbahaya sekali kalau benar terjadi. Jangan sampai ada jajaran di bawah melakukan intimidasi terhadap siapa pun, apalagi ada kaitannya dengan konteks kepemiluan.'
-
Bagaimana DPR berharap Polri bekerja? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Kenapa DPR mengapresiasi Polri? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Kenapa Ganjar Pranowo soroti penegakan hukum Polri? Chico mengatakan hal ini bisa dilihat dari adanya pencopotan baliho capres-cawapres tertentu.'Terlihat dari kejadian kejadian seperti pemasangan baliho capres cawapres/parpol tertentu yang disinyalir dilakukan oleh aparatnya.
-
Dimana Jenderal Polri bertugas? Carlo Brix Tewu merupakan seorang Purnawirawan Polri yang sekarang menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.
“Ketika seseorang diberi kekuasaan politik, tambah lagi kekuasaan ekonomi tambah lagi, kekuasaan bersenjata kira-kira itu yang khawatir kan. Jadi sehingga nanti sangat berpotensi menjadi abuse of power,” ucapnya.
Meski demikian, Doli memahami alasan di balik munculnya wacana tersebut. Salah satunya kosongnya ratusan posisi kepala daerah yang bakal habis jelang pemilu 2024. Sementara, jumlah pejabat Kemendagri yang biasa mengisi pos-pos yang ditinggalkan kepala daerah terbatas.
"Nah saya kira akan mencari 272 itu kan enggak mudah ya, memang selama ini yang diberi tanggung jawab atau lining sektornya adalah Kementerian Dalam Negeri juga tidak memiliki sumber daya manusia yang begitu banyak sekali waktu untuk ditempatkannya ke 272 daerah itu," terang Doli.
Doli berpendapat bahwa tidak masalah TNI-Polri untuk mengisi jabatan kepala daerah. Namun, menurutnya siapapun yang akan menjabat harus memahami tugas pokok dan fungsi jabatan sebagai kepala daerah sementara.
“Yang pertama, untuk membantu penyelenggaraan pemerintah di daerah harus lebih baik walaupun dengan keterbatasan- keterbatasan,” ujarnya.
“Yang kedua, Mereka ditempatkan di situ bukan jadi bagian atau subordinat atau bagian kekuasaan politik tertentu. Jadi bukan untuk bermain politik gitu ya,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa mereka yang akan menjadi dari bagian penyelenggara pemerintahan tersebut harus mempunyai integritas. Kemudian, para PJS harus bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, terutama di masa sulit pandemi.
“Ini harus bertanggung jawab hasilnya. Ketika nanti selesai jadi pejabat mudah-mudahan daerah itu harusnya lebih baik ya dibandingkan dengan sebelumnya,” jelasnya.
Dari segi regulasi, politikus Golkar ini berpendapat tidak ada yang menghambat wacana tersebut. Hanya saja dia mengingatkan, anggota TNI-Polri harus bersikap independen jika sudah menjabat Pjs.
“Sebetulnya paling penting adalah kita bisa menempatkan Pejabat itu adalah pejabat-pejabat yang betul-betul independen. Yang netral, tidak menjadi bagian kepentingan kekuatan politik manapun ya. Apalagi kalau lagi saya katakan itu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari persiapan Pemilu,” ujarnya.
Reporter: Leony Darmawan
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketakutan dwifungsi itu lantaran ada jabatan kementerian yang boleh diisi TNI.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mengkaji draf revisi UU inisiatif DPR itu sebelum Presiden Jokowi mengirimkan surpres.
Baca SelengkapnyaMenurut Agus, tugas TNI sudah diatur semua dan berharap masyarakat paham.
Baca SelengkapnyaRancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaTNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam memastikan dwi fungsi TNI yang ada di dalam RUU TNI tidak akan membawa TNI ke masa orde baru.
Baca SelengkapnyaDjarot berujar, memberikan kekuasaan yang berlebihan tanpa kontrol kepada suatu lembaga akan sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaYLBHI Nilai Revisi UU Polri Buat Polisi jadi Super Body
Baca SelengkapnyaMegawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis
Baca SelengkapnyaPDIP menyatakan Revisi UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia akan berdampak pada kebebasan publik.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaPenerapan ASN bisa mengisi jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing institusi.
Baca Selengkapnya